[Redbone] Hujan Seminggu

19 1 0
                                    

Seminggu setelah pernikahan marry aku memutuskan untuk keluar dari perusahaan tempat kami bekerja bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu setelah pernikahan marry aku memutuskan untuk keluar dari perusahaan tempat kami bekerja bersama. Entah kenapa aku merasa tidak enak. Tiap kali melihatnya aku merasa mual mengingat apa yang telah aku tunjukkan padanya tempo hari. Meskipun itu hadiah dariku, tetap saja yang aku lakukan itu salah.

Aku dan marry bekerja diperusahaan Yang sama. Dia karyawan tetap disana. Aku berperan sebagai salah satu pengisi konten. Bukan karyawan. Aku dibayar untuk menggambar dengan anak-anak umur lima sampai dua belas tahun. Tugasku adalah mengeluarkan imajinasi mereka dan menggambarkannya di depan kamera. Cukup menyenangkan. Aku belajar banyak hal. Lama-kelamaan aku bisa merasakan lagi bagaimana rasanya kembali menjadi anak kecil. Penuh dengan imajinasi yang bahkan diluar batas. Ini bukan sekedar kata-kata. Aku telah merasakannya. Terkadang aku ternganga mendengar pemikiran mereka. Kami telah menggambar banyak hal bersama.

Aku tidak begitu menyukai anak-anak sebelumnya. Bahkan aku tidak pernah menggendong bayi. Tapi lama kelamaan aku merasa nyaman dan kepercayaan diriku bertambah jika aku bersama mereka. Senyuman selalu terkembang, kadang ada tawa yang terselip. Kasih sayang yang murni dan tulus tanpa dibuat-buat datang begitu saja. Mereka luar biasa. Aku menyayangi mereka, anak-anak itu.

Tapi apapun itu, aku sadar aku tidak akan kuat berpapasan dengan Marry ataupun  Desmond, atasannya yang menjadi pasangan hidupnya. Miris bukan? Ditambah lagi aku melakukan pertunjukan luar biasa bersama Allan waktu itu. Benar-benar cara yang bagus untuk mengusirku.

Untuk pertamakalinya, aku berciuman dengan seorang laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah sahabatku sendiri, Allan. Kami melakukannya didepan sang pengantin wanita yang dulunya pacarku sebulan lalu. Rahangnya hampir jatuh melihat adegan itu saat ia keluar dari toilet. Aku dan Allan memberinya kejutan besar. Berciuman tepat didepannya. Aku sempat mencuri pandang, ia terlihat meremas gaunnya dan terlihat kecewa. Apa maksudnya? Apa dia masih menginginkanku? Wanita memang aneh. Tapi Allan lebih aneh lagi. Dia terlihat bersemangat. Aku tahu dia gila dari awal. Tapi ada sesuatu yang membuatku menerimanya sebagai teman, keluarga dan sahabat. Bukan pacar. Yang lebih gila adalah aku tidak tahu mengapa.

Allan memojokkanku dan membuat punggungku menempel didinding. Salah satu tangannya menempel di dinding, satunya lagi menyentuh leherku. Maria sang pengantin wanita terpaku di tempat. Syok melihat mantan kekasihnya selama tiga tahun melakukan hal yang katanya tidak akan pernah terjadi dalam hidupnya.

Aku tahu apa yang wanita itu pikirkan. Aku risih dan mendorong Allan menjauh. Lalu mengapa marry dengan ramah. Pura-pura terkejut akan kemunculannya.

"Oh, hai" kataku sambil menundukkan kepalaku sedikit dan mengusap bibirku. Lalu aku berjalan beberapa langkah untuk berdiri  didepannya, memperpendek jarak diantara kami. "Sejak kapan kau berdiri disitu?" Aku mencoba terlihat santai dan mencoba membuat semuanya terlihat normal karena aku benar-benar gugup.

"Oh, hai" sapa Allan pada Marry yang juga berpura-pura canggung. "Lama tidak bertemu"

Dapat kulihat dengan jelas matanya memerah dan mulai berair. Dia tidak mengatakan apapun dan kemudian berlalu. Mungkin dia tidak mau percaya akan apa yang barusan dilihatnya. Tapi dia senang melihat pasangan sesama jenis. Dia mengoleksi beberapa novel seperti itu. Aku bisa menerimanya.

Redbone & Solo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang