" Aku rasa tas lebih cocok buat Ibu daripada dress batik." ucap Rion pada Dian ketika mereka tengah memilih hadiah untuk Ibu Dian yang sebentar lagi berulang tahun.Dian bergeser mendekati Rion. " Harganya bikin gue nangis Yon, hampir 1 juta coba!! Udah baju batik aja mumpung lagi di obral, 250 ribu dapat 2."
" Tapi bukannya Ibu udah punya ya baju kayak gitu?"
" Ada tapi beda warna."
" Hmmm.. Udah ambil tas aja, biar kurangnya aku yang bayarin." usul Rion.
" Ogah, banyak utang gue sama lo."
" Ini bukan hutang kok. Anggap aja kita beli patungan."
Dian berpikir sebentar hingga akhirnya ia mengangguk. " Tapi bayar setengah-setengah aja ya. Gue bayar sisanya pas gajian engga apa-apa kan? Sekarang cuma ada dua ratus lima puluh ribu."
Rion mengangguk dan mengambil tas pilihannya. " Aku bayar ke kasir ya."
Ketika Rion hendak ke kasir, ia melirik terlebih dahulu pada Dian yang kini tengah berjalan-jalan melihat barang lainnya. Diam-diam Rion menyimpan kembali tas yang hendak ia bayar, dan menukarnya dengan tas yang sejak awal masuk menarik perhatiannya.
Tas berwarna coklat, terlihat elegan serdehana namun berkelas. Harganya lima kali lipat mahalnya dari harga sebelumnya. Tapi tak masalah, Ibu Dian berhak mendapatkan yang terbaik. Rion menyayangi keluarga Dian karena sejak bayi dirinya sering dititipkan oleh Ibunya pada keluarga Dian disebabkan kesibukan orangtuanya
Tersenyum melihat pilihannya, ia berikan tas tersebut pada kasir. Rion membayangkan jika ketahuan Dian, gadis itu pasti akan ngomel.
Tak apa, toh suara Dian adalah suara favorit Rion.
...
" Darimana Bu?" tanya Abhi ketika ia berpapasan dengan Dian dan Rion di lobby.
" Eh mas Abhi, saya sama Rion baru pulang habis beli kado buat Ibu saya. Mau kemana Mas?"
" Mau cari makan buat saya dan Arin. Arin mau makan soto kuning dan dikantin engga ada."
" Soto kuning biasanya jual agak sorean kalau di dekat-dekat sini mas."
Abhi mengerutkan alis bingung.
" Mau saya buatkan?"
" Dian!" tegur Rion tidak suka.
" Bukan soto kuning sih, tapi soto Bandung. Kalau lobak saya ada cuma dagingnya.."
" Daging ada dikulkas. Gimana?" tanya Abhi semangat.
" Jangan bikin di unit kamu." geram Rion dengan bibir terkatup.
" Di tempat saya aja. Arin pasti senang ada Ibu." usul Abhi.
Dian mengangguk lalu menoleh ke arah Rion. " Yon, biar.."
" Aku ikut." sela Rion.
..." Taraaa... Jadi deh!" seru Dian. " Ayo makan-makan."
Abhi menatap makanan yang tersaji dengan wajah berbinar. Beberapa tahun tinggal di London membuatnya rindu makanan Indonesia.
Rion yang sejak tadi duduk memperhatikan Dian langsung berdiri. " Sudah kan? Ayo pulang."
" Engga mau makan dulu?" tanya Abhi.
" Iya Om, sini makan dulu. Engga enak cuma makan berdua." bujuk Arin.
Dian menatap Rion berharap, pasalnya perutnya mendadak lapar. Dan wangi soto membuat ia benar-benar lapar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ob(se)siDian
ChickLit(Cerita pindah ke dreame) Dian wanita single berusia 30 tahun yang sejak usia 5 tahun jatuh cinta dengan teman kecilnya, Orion atau biasa dipanggil Rion. setelah dewasa, tanpa sengaja kini mereka menjadi tetangga apartemen. Dian yang masih dengan c...