1.Electra termenung di dalam loby hotel dengan segelas bir yang dia beli dari toko tadi. Birnya sudah tidak dingin lagi dan El jelas tidak perduli. Dia hanya perlu menunggu sedikit lebih lama untuk bertemu dengan teman satu kampusnya dulu. Jika bukan karena masalah pelik antara sepupunya Maddox dan Jelena. Dia tidak sudi menginjakan kaki di hotel ini.
"Sudah menunggu lama?"
Electra mendongak, lalu merengut. Laki-laki di depannya sama sekali tidak membuat moodnya naik malah makin buruk.
"Aku sudah setengah abad menunggu di sini Calv."
Calvin, manager hotel Pana Cottage sekaligus sahabat satu universitas itu terkekeh. Ikut duduk di sebelah Electra.
"Jangan berlebihan El."Electra mendengkus, lalu membuang keleng bir ke tong sampang tak jauh darinya.
"Aku ingin kunci apartemen itu." El menyodorkan tangannya. Membuat gerakan meminta.
"Kenapa aku harus memberikannya?"
Calvin bersedekap. Lalu memandang Electra lekat. Memasang wajah menantang.
Electra menggeram tak suka. Dia harus pulang dengan kunci apartemen itu atau Maddox akan menendang bokongnya, El juga sudah berjanji akan membantu Maddox kembali pada Jelena.
Dan sialnya Jelena adalah adik Calvin satu-satunya. Dasar Maddox! Kenapa harus menghamili perempuan baik-baik macam Jelena."Sudah kubilang berulang kali, Cal. Maddox ingin bertanggung jawab, tapi kau terus-menerus menghalangi mereka dengan mengunci Jelena sebulan di apartemen sialan itu."
Calvin menatap tajam Electra. Bibirnya terangkat satu dan dia mengambil sebuah kunci dari saku jasnya.
"Berikan alasan kenapa aku harus membiarkan Maddox dan Jelana bersama?"
"Karena mereka saling mencintai, dan mereka akan punya anak!! Berikan kuncinya brengsek, aku sudah muak menjadi penolong diantara mereka. Dan harusnya kau juga muak menjadi penghalang di antara mereka!!"
Calvin melempar kunci itu ke arah Electra. Dan dengan sigap, perempuan berumur dua empat itu menangkapnya.
"Katakan pada Maddox untuk menghadapku segera."
Electra bersungut dan bangkit berdiri. Tapi tangannya di cekal, dia memelototi Calvin yang menarik dirinya agar kembali terduduk di sofa loby.
"Apa!!"
"Aku butuh bantuanmu. Anggap saja balasan karena aku sudah memberikan kunci itu padamu."
"Tapi aku harus segera mengantarkan ini brengsek!!" Atau Maddox akan benar-benar menendang bokongnya yang seksi.
"Ini hampir tengah malam. Jelena pasti sudah tidur, dan aku tidak mau dia terganggu. Jadi besok saja."
Electra menggeram, dia menarik tangannya yang di genggam Calvin. Sedikit meringis karena cekalan yang terlalu erat.
"Kenapa aku harus melakukannya??"
"Sudah kubilang El. Anggap karena aku sudah memberikan kunci itu padamu. Kau juga pasti ingin segera melihat sepupu brengsekmu itu dengan adikku bersatu bukan? Jadi terima saja."
Nafas Electra memburu. Di dalam pikirannya hanya terbayang bagaimana cara membunuh Calvin dengan siksaan paling mengerikan.
"Jadi?" tanya Calvin lagi.
"Aku akan membantumu jika itu masih dalam kadar waras."
Calvin terkekeh dan dia bangkit
berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ilegal Kissmark [Tersedia Di Google Playstore]
ChickLit20+ ( Mengandung kissing scene, adegan kekerasan, kata-kata vulgar, dan make out session yang sensitif) Electra Sims adalah manager keuangan di perusahaan besar bernama Flod Techno Corp. Berumur dua empat, mapan tapi tidak pernah dekat dengan lelaki...