29.
Pagi hari berganti begitu cepat seperti hanya sekedip mata. Aku malas malasan berangkat ke kantor, itu lebuh karena malas ditanyai macam macam oleh Mir yang mulutnya sudah macam reporter gagal interview.
Jam tujuh lebih aku sudah parkir di parkiran Flod Techno dengan muka ditekuk. Kepalaku pusing, mungkin karena sarapanku pagi ini. Yaitu sekrat bir kaleng dan sepotong sandwich isi daging.
Kurapikan dandananku, baju formal yang kubeli dadakan kemarin malam terlihat mengkilap di kaca spion mobil. Aku tidak mungkin kembali ke rumah Galantaras hanya dengan mengambil sepotong baju formal untukku bekerja. Jadi beli baju baru adalah pilihan terbaik. Aku melangkah cepat ke arah loby Flod Techno Corp, menuju mesin finger print dan naik ke lantai atas dengan lift khusus. Di dalam lift aku hanya berdoa satu hal, aku ingin tidak terlihat.
Dentingan lift menyadarkanku bahwa aku tidak punya banyak waktu lagi untuk mengarang alasan. Dan dengan gelisah aku melangkah keluar dari lift, ketukan heelsku di lantai menggema saat aku melangkah.
"Hai, El. Selamat pagi."
Mir menyapa di meja kerjanya, dia tersenyum kecil dan melambai kecil.
"Hai, Mir. Pagi juga. Apa jadwalku hari ini?"
"Berkas dan berkas." dia menjawab dengan nada humor yang terselip.
"Oke. Hanya berkas. Aku masuk dulu, Mir."
"Tunggu, El." kata Mir saat aku baru akan melangkah.
Aku langsung meneguk ludah pelan dan balik menghadap Mir dengan muka lelah.
"Jika kau ingin tanya aku kemana semalam. Tolong bilang pada Madd untuk langsung menghubungiku."
"Bukan Madd, tapi Alan."
Aku terdiam, lalu mengerjap. Alan? Alan?
Ulangi lagi, Alan?"Dia menelfonmu?" tanyaku.
"Yup. Dia menanyakanmu."
Kuanggukan kepalaku tanda paham, sekarang malah jadi aku yang menanggung semuanya. Termasuk juga amarah Alan dan Galantaras nantinya. Kuhela nafasku pelan, lalu tersenyum kecil pada Mir.
"Aku akan menghubungi Alan nanti, terimakasih Mir."
∆∆∆
Makan siang dengan nasi bubur berkas dan kopi berkas serta lauk tumis berkas sudah jadi makananku sehari-hari. Tapi kali ini lebih terasa berat di pundakku. Aku belum menghubungi Alan sampai sekarang, atau menyalakan ponselku karena aku belum siap menghadapi banyak hal.
Aku tidak bisa terus seperti ini, dikejar Gabriel, dikekang Galantaras dan ditempeli Adonis. Setidaknya aku butuh ruang untuk minum alkohol sendirian sampai hangover. Ini semua jadi makin membuatku sesak, maka dengan keputusan bulat aku meraih telefon kantor. Memencet beberapa nomor yang mulai kuhafal.
Di dering ketiga panggilan itu langsung di angkat.
"Halo, Alexandre Maxwell di sini." sapa suara di seberangnya sana.
"Hai Al. Ini aku Electra."
"Oh Electra. Ada apa El?" tanya Alex di ujung sana dengan nada heran.
"Mmm begini, aku boleh meminta bantuanmu?"
"Tentu, kenapa tidak."
"Bisakah kau carikan aku apartemen?"
"Apartemen?"
"Ya. Kau tahu, aku tidak bisa terus-terusan tinggal di rumah Galantaras disaat aku tengah menjalani misi untuk memperoleh informasi tentang Gabriel, juga keluargaku yang tidak boleh tahu aku bergabung dengan BDSM club."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilegal Kissmark [Tersedia Di Google Playstore]
Chick-Lit20+ ( Mengandung kissing scene, adegan kekerasan, kata-kata vulgar, dan make out session yang sensitif) Electra Sims adalah manager keuangan di perusahaan besar bernama Flod Techno Corp. Berumur dua empat, mapan tapi tidak pernah dekat dengan lelaki...