3.Smoked Resto adalah salah satu restoran yang mengusung tema bakar membakar pada semua sajian makanannya. Tapi ini resto yang berada di loby salah satu hotel paling ternama. Saingan Pana Cottage.
Sixty Four hotel. Hotel bintang lima yang memiliki fasilitas luar biasa dan di gadang-gadang sebagai hotel bintang lima paling mewah setelah Pana Cottage.El memandang paper bag berisi gaun yang orang asing itu berikan lalu ragu-ragu menatap bangunan di depannya. Dia menatap pintu hotel yang terbuat dari kaca tembus pandang.
Ah dia jadi merasa seperti jalang malu-malu yang masuk ke dalam hotel. Tapi dia bukan jalang oke.
"Selamat datang di Sixty Four."
El langsung menuju Smoked Resto yang ramai bahkan pada jam sesudah makan siang, mengabaikan door man yang menyapanya di depan pintu.
Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, lalu mendesah keras saat dia merasa seperti orang bodoh karena tidak tahu siapa yang mengirim gaun tak senonoh ini padanya.
"Nona Sims?"
El menengok ke arah pemuda yang mengenakan pakaian khas pelayan. Dia tersenyum ramah sambil menjaga sikapnya agar terlihat anggun.
"Ya." jawab El seadanya. Dia memang bermarga Sims, jadi dia menyaut.
"Mari ikut saya."
El merengut, mengangkat pergelangan tangan kananyang bertengger jam tangan. Pukul empat nanti dia harus kembali ke kantor untuk mengevaluasi kerja akhir karyawan bulan ini.
Tapi tak ayal, dia berjalan mengikuti pelayan itu. Melewati meja-meja penuh pengunjung.
El tiba di sebuah privat room yang memiliki pemandangan kota yang terlihat ramai. Walaupun di lantai dasar, tapi menghadap ke arah jalan raya yang ramai dan padat.
Atensi perhatian El terpaku ke punggung tegap seseorang di tengah ruangan. Laki-laki pemilik punggung itu tengah menatap jendela lekat, menyajikan beberapa orang yang lalu lalang dengan cepat. Beberapa terburu-buru.
El tahu ini privat room, walaupun pengunjung yang ada di dalam ruangan bisa melihat kegiatan jalan di luar sana. Tapi pengguna jalanan sana hanya akan melihat bayangan mereka sendiri di kaca. Kaca satu sisi kalau menurut pendapat Electra.
"Ekhem."
Electra berdehem sejenak, berusaha membuat si pemilik punggung sudi membalikan badannya.
Dan sepersekian detik setelahnya, El merasa aura jahat tiba-tiba menguar dan dia menatap tajam si pemilik punggung yang sudah berbalik.
Seharusnya El sudah menduga siapa pemilik suara bariton yang menghubungi nya. Lalu dia mendengkus memicing memandang Adonis.
"Silahkan duduk nona Electra."
El mendudukkan diri di salah satu kursi. Lalu dengan Adonis yang menyusul duduk tepat di depan El.
"Jadi anda yang mengirim gaun itu pada saya?"
Adonis terkekeh.
"Kau to the point sekali. Tidak perlu sekaku itu Electra."
Electra mengernyit, membuat kedua alisnya makin berdekatan. Hal itu malah membuat Ad menggertakan giginya keras. Menahan sekuat tenaga rasa ngilu yang menjalar di bawah sana.
'Oh sial. Aku mengeras'
Ad meneguk ludahnya kasar, lalu matanya memejam. Dan sat membuka matanya, dia merasa menyesal kenapa dia tidak bertemu Electra lebih cepat.
"Saya tidak ingin berlama-lama tuan. Ada hal yang harus saya kerjakan."
Electra sekaku biasanya. Sedingin dan sedatar biasanya. Bahkan di depan salah seorang most wanted yang mukanya luar biasanya adonis. Macam namanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ilegal Kissmark [Tersedia Di Google Playstore]
ChickLit20+ ( Mengandung kissing scene, adegan kekerasan, kata-kata vulgar, dan make out session yang sensitif) Electra Sims adalah manager keuangan di perusahaan besar bernama Flod Techno Corp. Berumur dua empat, mapan tapi tidak pernah dekat dengan lelaki...