C2

61.1K 2.2K 43
                                    

Rose melangkahkan kakinya memasuki mansion keluarganya. Langkahnya terhenti melihat suasana mansion keluarganya yang sepi - hanya ada para maid yang sedang bekerja dimansion itu. Sudah lama ia mendapati mansion ini terasa sangat kosong. Harusnya ia terbiasa dengan ini. Kesibukan orang tuanya membuat Rose terkadang merasa kesepian dan berpikir jika kedua orang tuanya sudah tidak menyayanginya lagi, tapi Rose berusaha menghapus pikiran itu dari otaknya. Sifat cerianya selama ini menjadi bentengnya agar telihat baik baik saja didepan orang lain. Ia benar-benar benci merasa kesepian. Sejak kecil ia tidak pernah mendapat waktu yang cukup bersama kedua orang tuanya. Ia tidak memiliki siapapun kecuali mereka. Akan lebih baik jika ia memiliki kakak atau adik yang bisa ia ajak bicara dirumah. Tapi ia adalah anak tunggal dikeluarga ini. Terkadang ia merasa, ia dilahirkan hanya karna mereka membutuhkan penerus. Pikiran itu sering datang saat ia merasa sangat lelah dan membutuhkan seseorang disisinya dan mendapati dirinya hanya seorang diri.

Rose berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Ia mengganti bajunya dengan baju tidur. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Ia memegang perutnya yang terasa sakit. Terakhir ia makan adalah siang tadi, setelahnya ia tidak memakan apapun kecuali meminum air mineral yang beli di supermarket didekat universitas. Ia segera keluar dari kamarnya yang baru ditempatinya 2 bulan ini. Tidak terasa ia sudah berada ditempat barunya selama dua bulan. Inggris bukanlah negara asalnya. Ia menetap di Australia dalam waktu yang lama dan memutuskan untuk tinggal di Inggris karna ayahnya memindahkan pusat perusahaan ke negara ini.

Rose segera melangkah ke dapur, disana ia melihat kepala maid mansion itu yang sedang menyiapkan makan malam untuknya dan tersenyum kearahnya saat ia mendekat.

"Malam, Bibi Sandy" sapa Rose.

"Malam, Nona. Silahkan duduk, sebentar lagi makan malamnya akan siap" ucap Sandy.

"Buatlah 2 porsi, 1 untukku dan 1 untukmu, Bi. Kita makan bersama" ucap Rose.

"Tapi, Nona. Saya ti-"

"Kumohon, Bi. Aku tidak ingin makan sendiri malam ini" mohon Rose, Sandy yang melihat wajah memohon Rose langsung mengangguk ragu dan anggukan Sandy membuat Rose tersenyum lebar.

Setelah beberapa menit, makan malam pun akhirnya sudah siap. Sandy meletakkan 2 porsi steak daging lengkap dengan sayuran dan saus diatasnya. Sandy menuangkan orange juice ke dalam gelas Rose dan gelasnya. Mereka memulai makan malam dengan tenang.

Sesekali Sandy melirik kearah Rose yang sedang asik menyantap steak dihadapannya. Terkadang ia merasa kasihan pada putri majikannya itu. Rose telihat sangat ceria diluar namun rapuh didalam, walau baru 2 bulan Sandy mengenal Rose, ia sudah menyadari bagaimana diri Rose yang sebenarnya. Gadis ini sangat kesepian dirumah sebesar ini.

Rose meletakkan pisau dan garpunya lalu meminum orange juicenya. Ia mengambil lap makannya untuk membersihkan mulutnya dari remah remah makanan.

"Terimakasih makan malamnya, Bi. Ini sangat enak" ucap Rose.

"Saya juga berterimakasih karna nona sudah mengajak saya makan malam bersama dengan nona" ucap Sandy.

"Boleh kita makan malam bersama lagi besok? Jika Mom tidak ada dirumah, aku ingin Bibi menemaniku makan malam. Bolehkah aku memintamu melakukannya?"

Sandy mengangguk pelan dan mengambulkan permintaan tuan putrinya itu. Ia sedih melihat Rose yang kesepian. Pernah sekali ia melihat gadis itu menyantap makan malamnya seorang diri dengan wajah sedihnya. Waktu itu baru satu minggu ia bekerja disini dan mengenal Rose. Gadis itu terlihat pendiam saat itu. Tapi setelah mengenalnya lebih lama, ia sadar Rose bukanlah gadis yang pendiam. Ia gadis yang ceria dan suka bercerita. Ia terlihat berbeda saat bersama sang ibu. Ia diam karna ia kesepian dan tidak memiliki teman untuk berbicara.

My Possessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang