C5

45.5K 1.8K 9
                                    

Thomas pulang ke penthousenya dengan senyum yang terukir diwajahnya. Ia banyak menghabiskan siang ini bersamaRose. Mereka memutuskan untuk berteman - setidaknya untuk saat ini. Mengenal satu sama lain adalah hal yang penting sebelum ia memutuskan sesuatu tentang gadis itu. Berbicara dengan Rose sepanjang siang tadi membuatnya tahu beberapa hal kecil tentang gadis itu. Rose menyukai peach dan sangat membenci alpukat.

Thomas melemparkan backpack kearah sofa hitamnya. Ia mendudukkan dirinya pada sofa panjang itu. Tanganya meraih kedalam saku bombernya - mengambil ponselnya. Wallpaper dalam ponselnya membuat ia teringat akan seseorang. Thomas membuka log panggilannya - menekan pada nomor yang menelfonnya siang tadi. Rasa bersalah berdesir dibenaknya.

"Kakak!" Thomas menjauhkan ponselnya sejenak lalu tersenyum saat mendengar teriakan itu.

Ia kembali mendekatkannya saat Anna tidak lagi berteriak padanya. "Kapan kau akan pulang kerumah? Aku sangat merindukanmu - tapi sepertinya kau tidak merindukanku. Kau pasti memiliki kekasih disana dan sudah melupakanku, hiks" gerutu Anna diseberang sana.

"Sebaiknya kau ucapkan selamat malam padaku, Brianna. Dan apa yang kau katakan, tentu saja aku merindukan adikku ini. Aku tidak memiliki kekasih dan aku tidak akan pernah melupakanmu" ucap Thomas.

"Baiklah baiklah - Selamat malam, Kak Anthony" sapa Anna.

Anthony adalah panggilan sayang Anna untuknya. Berbeda dengan seluruh keluarga mereka yang memanggilnya dengan nama depan nya, gadis kecilnya itu memanggilnya dengan nama tengahnya. Saat Thomas tanya apa alasannya, Anna hanya menjawab Aku ingin terdengar berbeda dari orang orang. Dan Thomas tidak bisa melakukan apapun untuk itu. Selama Anna bahagia dengan itu - ia akan menyetujuinya.

"Senang mendengar itu darimu. Selamat malam, Anna" balas Thomas.

"Apa kakak benar-benar tidak memiliki kekasih? Aku yakin Kak Jeremy bukanlah orang yang akan menahanmu di Oxford, kau pasti berbohong padaku right?" ucap Anna.

"Kakak pasti memiliki kekasih"

Thomas tersenyum mendengar ucapan Anna. Anna sangat mirip seperti Chloe - pandai menebak tentang dirinya. "Hanya seseorang yang membuatku tertarik. Bukan kekasih"

"Lihatlah, dugaanku benar. Tak lama lagi dia pasti akan menjadi kekasihmu. Apa jika nanti kakak memiliki kekasih, kakak tidak akan pulang ke rumah?" tanya Anna dengan nada sedih.

"Tentu saja tidak, aku akan tetap pulang, Little princess. Kalaupun aku tidak akan pulang, dia yang akan menyeretku dan akan membawaku kembali pada kalian" ucap Thomas. Ia yakin Rose akan melakukannya.

"Berjanjilah padaku. Kakak tidak akan melupakanku jika kakak sudah memiliki kekasih nanti? Aku akan senang mendengar ada gadis yang bisa menaklukkan hati kakakku, tapi aku sedih memikirkan kau mungkin akan melupakanku"

"I'm promise, Ms. Brianna Wilson"

"Aku penasaran siapa dia. Kakak memiliki fotonya?" tanya Anna.

"Aku bisa mengirimkannya padamu nanti. Bisakah aku berbicara dengan kembaranmu, kau pasti masih bersama di sekolah, bukan? Aku ingat Brian memiliki jadwal ekskulnya hari ini"

"Ya, dia sedang bermain basket. Tentu saja aku bersama, aku tidak ingin kembaranku diganggu gadis gadis menyebalkan itu. Aku tidak rela membiarkan Brian bersama mereka. Aku akan memanggilnya untukmu" ucap Anna.

"Brian! Kak Anthony ingin berbicara denganmu" teriak Anna diseberang sana membuat Thomas terkekeh mendengar teriakan nyaring gadis kecil itu.

"Hai kak, ada apa?" tanya Brian dengan nafas yang tak beraturan.

"Tidak ada, aku hanya ingin berbicara denganmu. Bagaimana keadaan disana?" tanya Thomas.

My Possessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang