State of Tetraxons
Bagian 32. The Camp
Keheningan kembali merasuki perjalanan ini. Jika aku boleh mengatakan, tubuhku sudah diambang batas. Tanpa sadar, badanku terhuyung dan hendak jatuh ke tanah jika pengawasku tidak menggenggam lenganku dengan kuat. Aku mengerjapkan kedua mataku berusaha untuk mengembalikan kesadaranku. Badanku sama sekali tidak berdaya. Jantungku berdetak tidak normal dan ini pertanda bahwa aku tidak bisa lagi melakukan perjalanan ini. Pendengaranku yang mulai berkurang entah mengapa kembali mendengar dengungan yang tidak asing. Mesin terbang Tetraxons muncul lagi untuk yang kedua kalinya pada hari ini. Kudengar Orion ingin kami mempercepat langkah kami karena kalau aku tidak salah pendengaran, tempat mereka yang mereka panggil camp tidak jauh dari tempat kami berada. Alhasil, aku dibawa berlari oleh pengawasku ini tanpa tahu bagaimana keadaanku sebenarnya.
Ketika kami berlari beberapa blok, sebuah sinar yang sangat kukenali sedang berada di atas kami seolah bersiap hendak menyantap kumpulan manusia yang ada di bawahnya. Napasku tercekat karena aku benar-benar di ambang kematian sekarang. Jantungku seperti sudah tidak bisa berdetak lagi saat itu.
"LARI! LARI! LARI!" teriak Orion yang menyuruh kami untuk berlari memutar arah. Semua anak buahnya kudengar sedang mengumpat sambil berlari menarik masing-masing tawanannya termasuk aku. Aku menguatkan kedua kakiku sambil memotivasi diriku agar lariku lebih cepat dari pengawasku ini. Tubuhku harus bisa bekerjasama denganku kali ini.
Harus!
Tiba-tiba, mesin terbang itu terdengar pergi entah ke mana. Pastinya, kehadiran kami sudah terlihat oleh mesin itu dan ke tempat ke mana pun kami berlari menjadi tujuan yang belum tentu aman. Orion berlari di depan kami seolah penunjuk jalan. Pasukan ini sama sekali tidak menyerang mesin tersebut dan mungkin aku tahu kenapa. Mungkin karena pertarungan mereka siang tadi membuat amunisi mereka habis dan sekarang yang harus dilakukan adalah lari untuk keselamatan masing-masing. Telingaku berdenyut hingga pendengaranku terganggu. Aku tidak bisa mendengar dengan jelas di mana tepatnya mesin itu pergi. Pengawasku bahkan hanya bisa berlari sambil terus mengaitkan lengannya padaku. Kami terus berlari hingga kedua kakiku hendak lepas dari tubuhku. Barisan kami pun sudah tidak beraturan. Blake dan pengawasnya bahkan sudah berlari mendahuluiku. Ketika aku terlalu fokus melihat ke depan, tiba-tiba kedua kakiku dengan sialnya saling menginjak dan membuat tubuhku terjatuh ke atas aspal. Sebuah kejadian konyol yang mana sangat mengancam nyawaku dan pengawasku. Kini, pengawasku mencoba menarikku agar aku berdiri, tapi badanku masih terhuyung karena sekarang kepalaku semakin sakit. Sementara itu, yang lainnya sudah berlari sangat jauh di depan.
"Ayo! Cepat bangun! Ayo!" suruh perempuan yang berpakaian serba gelap ini. Aku juga tidak menginginkan ini terjadi. Dengan susah payah, aku kembali berdiri dan kali ini salah satu anak buah Orion yang tadi berada di barisan paling belakang ikut membantu menarik lenganku.
Hebat, Jean! Kini kau sudah menyusahkan dua orang.
"Cepat! Cepat! Cepat!" Orion terlihat berteriak di depan sana dan kulihat dia seperti menginstruksikanku agar berjalan lebih cepat. Meadow, Catty, Blake dan pengawas-pengawas mereka berlari melalui Orion. Aku merasakan sesuatu yang aneh ketika kami berusaha berlari. Dari kejauhan, aku bisa melihat Orion sedang bersiap dengan senapannya. Memang ada sesuatu yang aneh di belakang kami. Ketika aku berlari tergopoh-gopoh sambil dibantu oleh dua orang yang bersusah payah, aku memalingkan leherku yang terasa sakit dan seketika membelalakkan kedua mataku ketika tahu sesuatu yang aneh itu.
Mesin terbang tadi kini berada sangat dekat dengan kami dan benda itu terbang sangat rendah. Mesin itu pun kemudian menyalakan cahayanya yang membuat malam terasa sangat terang. Ini sesuatu yang baru bagiku. Mesin itu tidak pernah terbang rendah sebelumnya. Hal itu mungkin juga dirasakan oleh kedua anak buah Orion ini dan membuat salah satu anak buah Orion yang tadi ikut membantuku kini berdiri di depanku dan mengangkat tubuhku begitu saja. Tubuhku digendong dari belakang dan orang ini berlari dengan cepat. Pengawasku juga ikut mengimbangi kami. Sementara itu, mesin tersebut mengeluarkan suara bising yang membuatku tidak sanggup untuk melihat karena aku tahu bahwa mesin itu sangat dekatdengan keberadaan kami. Aku mengencangkan lingkaran tanganku di leher orang yang berbadan kekar ini agar tubuh kecilku tidak jatuh dari gendongannya. Ketika aku menutup mataku, tiba-tiba aku mendengar sebuah ledakan keras tepat di samping kami. Suara ledakan itu diikuti oleh suara senapan dari Orion. Aku kembali membuka mataku dan melihat salah satu mobil yang ada di jalanan sudah terbakar. Pengawasku juga ikut menembaki mesin yang ada di belakang kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
State Of Tetraxons
Science FictionNew York adalah salah satu dari beberapa kota yang mengalami hal mengerikan. Invasi makhluk bertangan empat yang datang bersama satelit tak-diketahui-namanya itu mengubah kota yang terkenal sebagai kota tersibuk hingga menjadi kota mati. Tetraxons...