Chapter 1

47 20 3
                                    

*Author POV*

Tettttttttttt!

Suara bel masuk berbunyi, semua murid berhamburan memasuki kelas dengan dandanan yang sudah ditentukan oleh panitia OSIS.

"Assalamualaikum." Ucap salam seorang gadis remaja.

"Waalaikumsalam kak." Koor semua murid.

"Disini nanti kakak dan dia yang akan menjadi kakak pembimbing kalian." Ujar gadis remaja itu dengan nada datar.

"Perkenalkan nama Kaka dong." Celetuk salah satu murid.

"Sebelum itu perkenalkan diri kalian dulu." Ujar gadis remaja itu kembali.

"Dimulai dari kamu." Lanjut gadis remaja tersebut.

"Nama saya Abelle dari SD Bhayangkara." Ucap Abelle.

"Saya Rully dari SD Kartini." Ucap Rully.

"Bla bla bla." Seterusnya

"Sekarang kakak yang memperkenalkan diri." Ucap Rully dengan semangat 45.

"Nama Vanka, jabatan ketua OSIS, ada yang ingin ditanyakan?" Ujar Vanka.

"Saya kak, boleh minta no hp nya nggak kak?" Tanya Rully.

"Huhuuuuuuuu." Sorak semua murid.

"Jika tidak ada pertanyaan yang penting saya akhiri." Ujar Vanka masih dengan nada dingin.

"Perkenalkan nama kakak Putri Anggraeni, panggil ajah kak putri, jabatan kakak bendahara." Ucap Putri dengan ramah.

"Oke, sekarang kalian dibolehkan pulang, jangan lupa bawa barang-barang yang kakak suruh bawa." Ujar Vanka datar.

*Vanka POV*

Hari ini gue berangkat pagi sekali, ya tadi Sarah hubungin gue dan bilang ada beberapa arsip penting yang harus gue tandatangani karena pagi ini harus diberikan ke MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas), Sarah itu sekretaris OSIS.

Saat gue sedang berjalan ada yang meneriakkan nama gue.

"Vankaaaaaa." Teriaknya.

Gue menoleh ke belakang. Dan sekarang gue tau siapa yang manggil gue, ya dia adalah kak Al lebih tepatnya Alanndra Geovani. Gue kenal dia udah dua tahun, dia adalah sahabat karib gue.

~Flash back ON~

"Mati gue telat! 1 menit 20 detik lagi bel masuk berbunyi." Ujar gue dengan nafas tersengal-sengal. Ya pasalnya tadi malam gue baca novel sampai larut malam, alhasil gue bangun kesiangan, dan sekarang gue harus lari maraton menuju ke lapangan dimana para peserta MOS akan melakukan upacara pembukaan MOS (Masa Orientasi Sekolah).
"Hei kamu kesini!" Teriak seorang remaja laki-laki, gue tafsir anak OSIS dan kelas VIII.

"Ada apa kak?" Tanya gue dingin.

'Hah? Dingin banget nih cewek' Batin laki-laki itu.

"Kenapa kamu telat?" Tanya laki-laki itu.

"Kesiangan." Ujar gue singkat.

'Gilaa dia beda banget sama cewek-cewek yang banyak gue kenal, pokoknya gue harus mengklaim dia jadi sahabat gue. Ahayy gue ada ide!' Batin laki-laki itu.

"Kamu harus dihukum karena sudah telat." Ujar laki-laki itu lagi.

"Hukumannya apa?" Tanya gue to the point.

"Sebelumnya kenalin nama gue Alanndra Geovani, panggil ajah kak Al, gue kelas VIII, ketua OSIS. Nama loh siapa?" Tanya laki-laki itu yang ternyata bernama Alanndra.

"Salsabila Vanka, panggil ajah Vanka." Ujar gue datar.

"Hmm oke karena loh telat, loh harus dapat hukuman, hukuman loh adalah bersihin seluruh ruangan sekolah selama waktu MOS." Ujar dia.

"What?" Pekik gue kaget.

"Tapi kalau loh nggak mau, ada sih lebih ringan tapi itu kalau loh......" Ujar dia ngegantung dan langsung gue potong.

"Gue mau milih yang lebih ringan ajah." Ujar gue cepat.

"Hukuman yang lebih ringannya adalah loh harus jadi sahabat gue selamanya." Ujar dia dengan tampang menyeringai.

"Gue nggak mau." Ujar gue datar.

"Oke kalau loh lebih milih hukuman yang berat." Ujarnya dengan tatapan tengilnya.

Gue menimbang-nimbang lagi tawaran dia, dan akhirnya gue bilang........

"Oke gue mau jadi sahabat loh." Ujar gue terpaksa, kini tercetak jelas senyum kemenangan dia.

~Flash back OFF~

"Van Van Vankaa." Ujar dia mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka gue, yang cukup membuat lamunan gue terbuyar.

"Ya, ada apa?" Tanya gue dengan ciri khas nada datar gue.

"Pulang sekolah ada acara?" Tanyanya sambil mengimbangi jalan gue agar sejajar dengan gue, ya saat ini gue berjalan sangat cepat.

"Nggak ada, emang kenapa?" Tanya gue.

"Pulang sekolah ke tempat biasa yuk, kakak mau curhat sama kamu dek." Ucap kak Al.

"Hmm, oke pulang sekolah gue tunggu di parkiran bye." Ujar gue sambil berlari karena sekarang gue harus ke lapangan indoor untuk memberitahu peserta MOS bahwa besok adalah malam puncak.

*Alanndra POV*

Nah, itu dia Vanka.
"Vankaaaaaa." Teriak gue, dia menoleh ke arah gue, gue pun menghampiri dia yang kini sepertinya sedang melamun.

"Van Van Vankaa." Ujar gue sambil mengibaskan tangan gue di depan mukanya, lalu dia a mulai sadar dari lamunannya.

"Ya, ada apa?" Tanya dia dengan datar.

'Aittss sampai kapan harus bersikap dingin terus ke semua orang.' Batin gue.

"Pulang sekolah ada acara nggak?" Tanya gue langsung to the point karena gue tau dia tidak suka basa-basi dan bertele-tele.

"Nggak ada, emang kenapa?" Tanya dia tampak bingung.

"Pulang sekolah ke tempat biasa yuk, kakak mau curhat sama kamu dek." Ajak gue.

"Hmm, oke pulang sekolah gue tunggu di parkiran bye." Ujarnya lalu berlari.

Anak itu selalu saja bersikap dingin ke semua orang ya walaupun itu nggak berlaku buat gue kalau lagi di luar sekolah, tapi dulu dia itu orangnya periang namun karena mereka Vanka jadi berubah 180°, gue kenal Vanka itu waktu pertama kali dia masuk ke sekolah ini, pas itu dia terlambat berangkat sekolah dan gue hukum untuk jadi sahabat gue selamanya.

Awalnya dia nolak tapi akhirnya nerima juga, dulu itu gue ketua OSIS tapi udah OFF karena sekarang gue udah kelas IX.

Dan kebetulan dia nyalonin sebagai ketua OSIS ya otomatis gue tambah deket sama dia karena tuntutan antara senior dan junior di OSIS, rumahnya pun ternyata sebelahan dengan rumah gue.

Dia itu cewek yang menarik, misterius, dan dewasa walaupun usianya masih 14 tahun.

Way Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang