*Author POV*
Malam ini adalah malam istimewa bagi Al tapi tidak bagi Vanka, gadis itu terlihat sangat sedih. Rasanya Vanka tidak ingin datang di acara Al tapi dia udah terlanjur janji akan datang.
*Taman Indah*
Sekarang Vanka sudah datang di Taman itu sendirian, tadi Al menelfonnya katanya duluan saja karena Al harus menjemput Vi dulu.
*Vanka POV*
Gue udah sampai di taman sendirian, tadi kak Al nelfon gue katanya suruh duluan ajah karena dia harus jemput kak Vi dulu.
Dingin
Ya itu yang gue rasain saat ini, pasalnya sekarang gue pakai baju dress selutut lengan potong berwarna hitam dan cerobohnya Hoodie gue ketinggalan di rumah.
Lupakan sekarang gue sedang fokus ke depan karena Kak Al udah datang bersama kak Vi, mereka jalan beriringan sambil bergandengan tangan.
Ya Allah kuatkanlah hambaMu ini-batin gue
Di sana terlihat kak Al sedang bernyanyi dengan gitar dan terakhir kak Al meraih tangan kak Vi dan menggenggamnya.
"I just to want grab your hand, and be like, you're mine." Ujar kak Al lembut.
"Seriously, kamu ajah belum ngungkapin Al." Jawab kak Vi.
"Okay, Novita Sari, would you be mine?" Tanya Kak Al.
"Uhm... Yeah, of course." Jawab kak Vi.
Tangan Kak Al direntangkan dan kak Vi langsung berhamburan memeluknya dan di balas oleh kak Al.
Tess
Satu tetes mulai lolos dari mata gue, rasanya sesak sekali. Gue langsung berlari sejauh mungkin dengan isakan-isakan kecil yang keluar dari mulut gue, hingga gue nggak sadar ada sebuah mobil yang berjalan menuju ke arah gue.
"Aaaaaaaaaa." Teriak gue syok.
Pengemudi mobil itu turun menghampiri gue.
"Mba mba, mba nggak kenapa-kenapa kan?" Tanya pengemudi itu.
Gue menoleh dan damn ternyata pengemudi mobil itu adalah Darren.
"Vankaa, maaf Van maaf aku nggak sengaja. Sini aku bantuin." Ujar dia mengulurkan tangan.
Gue pun menerima uluran tangan itu tapi saat aku hendak bangun gue kembali terjatuh lagi, gue rasa kaki gue keseleo.
"Van, kaki kamu keseleo, sini biar aku gendong ajah." Ujar dia, gue hanya menurut saja karena rasanya kaki gue sakit banget.
Dia menggendong gue ala bridal style dan menduduki gue di bangku taman.
"Van kamu tahan sedikit ya aku mau ngurut kaki kamu." Ujar dia, dia mulai mengurut kaki gue, sedangkan gue hanya melamun mengingat kejadian waktu di taman Indah.
"Nah udah selesai, udah nggak sakitkan?" Tanya dia membuyarkan lamunan gue.
Gue menggerakkan kaki gue dan benar ternyata udah nggak sakit lagi.
"Udah nggak, makasih." Ujar gue tersenyum tulus.
"Malam-malam kaya gini kok kamu ada di sini sih Van, ngapain?" Tanya dia seketika yang membuat gue mengingat kembali kejadian tadi.
Tiba-tiba refleks gue meluk Darren dan menangis sejadi-jadinya di pundaknya.
"Ssttttttt, udah Van jangan nangis." Ujar dia menenangkan gue membalas pelukan gue sambil mengusap rambut panjang sebahu gue.
"Sakit darr sakit." Ujar gue sesak.
"Cerita sama aku, siapa tau itu bisa sedikit mengurangi beban kamu." Ujar dia lembut.
Gue melepas pelukan, dan menceritakan semuanya.
"Van kalau kamu sayang dia, berarti kamu harusnya ikut bahagia saat ngeliat dia bahagia ya walaupun kebahagiaan nya itu bukan bersama kamu." Ujar dia panjang lebar.
Gue mencerna semua kata-kata dia yang menurut gue ada benarnya juga.
"Loh bener Darr gue seharusnya ikut bahagia saat ngeliat dia bahagia, makasih nasehat nya darr." Ujar gue.
"Kamu tenang ajah jangan merasa kesepian karena ada aku yang selalu ada buat kamu." Ujar dia yang buat gue speechless.
"Yaudah yuk pulang, biar aku antar kamu pulang." Ujar dia.
"Yukk." Ujar gue.
"Ehh sebentar Van." Ujar dia yang sekarang sedang melepas Hoodie nya.
"Nih kamu pakai." Ujar dia memberikan Hoodie nya ke gue.
"Terus nanti loh gimana?" Tanya gue.
"Kamu lebih penting." Ujar dia yang buat pipi gue memanas, gue pun memakai Hoodie nya Darren.
Gue sama Darren memasuki mobil, mobil pun berjalan.
"Van rumah kamu dimana?" Tanya Darren.
"Dia perumahan Permata Indah, blok anggrek No 25." ujar gue.
"Ohh oke, kamu kelihatan cape banget, tidur ajah dulu nanti kalau udah sampai aku bangunin." Ujar dia.
"Okee." Ujar gue yang lalu memejamkan kan mata dan akhirnya tertidur pulas.
30 menit kemudian
"Van Van bangun udah sampai." Ujar Darren membangunkan gue sambil menepuk-nepuk pipi gue.
"Euhhhhh." Lenguhan gue mengerjap-ngerjap kan mata.
"Udah sampai yaa."
Tanya gue sambil mengucek-ngucek mata."Udah Van." Ujar dia. Gue pun turun dari mobil.
"Aku pulang duluan ya Van, dahh." Ujar dia.
"Dahh." Ucap gue. Setelah mobil Darren udah nggak kelihatan gue pun masuk ke rumah, lebih tepatnya ke kamar untuk melanjutkan tidur gue yang tertunda.
*Alanndra POV*
"I just to want grab your hand, and be like, you're mine." Ujar gue lembut.
"Seriously, kamu ajah belum ngungkapin Al." Jawab dia yang buat gue gemas.
"Okay, Novita Sari, would you be mine?" Tanya gue.
"Uhm... Yeah, of course." Jawab dia.
Gue langsung merentangkan tangan gue dan Vi langsung berhamburan peluk gue.
Malam ini adalah malam istimewa bagi gue. Tapi sedari tadi kok gue nggak liat Vanka ya, dia kan udah janji sama gue mau datang.
Biar nanti gue tanyain pas di sekolah ajah, yang terpenting sekarang gue sangat bahagia karena udah resmi pacaran dengan Vi.
Maaf banyak yang typo🙇😥
Tetap baca cerita selanjutnya ya👌😍😚
Jangan lupa Vote and coment juga😁😚😂

KAMU SEDANG MEMBACA
Way Of Life
Teen FictionKisah seorang remaja putri, keluarga berantakan, cinta yang penuh dengan pengorbanan dan perjuangan, kesetiaan yang dibalas dengan pengkhianatan serta nyawa dibalas dengan nyawa