Terkadang kita harus melepaskan seseorang dari masalalu, dan menerima kehadiran orang baru
●●●
Naosila sedang duduk didepan cermin sambil mengenggam kalung yang diberikan Sean kepadanya pada saat Sean menyatakan perasaannya.
"Sean" panggil Naosila sambil terisak.
Setiap kali ia melihat kalung itu ia selalu mengingat kebersamaannya dengan Sean."Buang" ucap Darrel yang sudah berdiri dibelakang Naosila.
"nggak Darrel, cuma kalung ini yang masih tersisa" ucap Naosila sambil berlari memeluk Darrel. "Rel kenapa Sean lebih milih Love daripada gue"
"Karena lo terlalu baik buat dia Naosila, dia tuh sadar diri" ucap Darrel sambil mengelus punggung Naosila yang berada dipelukannya.
"gue ngga baik Rel, gue cewek kasar, gue cewek licik, gue nakal" kata Naosila sambil menangis dan memukul dada bidang Darrel pelan.
"cuma orang bego yang bilang lo kek gitu." Darrel mengecup kening Naosila singkat.
"tapi Sean yang bilang gue kek gitu dan Sean bukan orang bego Rel" Batin Naosila, Ia hanya bisa membatin Karena ia takut apabila berbicara Seperti itu ke Darrel mungkin akan langsung menghajar Sean. Meskipun Naosila tidak tau kalo Sean lebih menakutkan ketika sudah marah dibandingkan Darrel.
"Darrel woy" teriak Seseorang dari lantai bawah yang dengan seenak jidat orang itu main masuk saja.
Mendengar teriakan suara yang tidak asing itu Naosila melepas pelukannya dan berjalan keluar mengikuti Darrel.
Saat Naosila dan Darrel turun ia menemukan cowok yang sedang duduk sambil bermain ponsel.
"ngapain lo?" tanya Naosila yang melihat Revan.
"oke singa gue kesini mau ketemu Darrel bukan lo" kata Revan dengan Nada santai
"Shit" umpat Naosila sambil menatap Revan tajam.
"Mengumpat itu ga baik Naosila"
"Bodoamat" ucap Naosila sambil memainkan kukunya.
Naosila merasa suhu tubuhnya panas ketika berbicara dengan Revan yang seringkali menguras emosinya dan membuatnya naik pitam.
Mulai sekarang yang sering menjemputnya kesekolah bukan lagi sosok yang ia sukai melainkan sosok cowok yang nyebelin munurutnya.
Seperti sekarang ini Revan kembali mengambil makanan milik Naosila dengan seenak jidat. "Naosila bagi ya gue laper kepagian datengnya ga sempet sarapan" Tanpa babu Revan Langsung menyuapkan dua kali tanpa jeda.
"uuhhk" Revan tersedak Karena terlalu terburu buru.
"Revan kuping kamu hahaha " Naosila tertawa saat melihat kuping Revan merah.
"yuk, berangkat gue udah kenyang" Revan menuntun Naosila membawa ketempat motornya berada.
"Lo yakin berangkat sepagi ini?" Tanya Naosila bingung.
"Justru gue yakin, kalo gue berangkat siang pasti Nanti banyak fans Cewek gue yang pada berisik" Jawab Revan sambil fokus mengendarai motornya.
"Emang lo punya?" Ejekan Naosila karena Revan terlalu percaya diri ya meskipun Naosila akuin Revan itu ganteng pasti banyak Cewek sekolahnya ya pada jejeritan.
"banyak kalo lo mau tau, secara gue tuh ganteng" Jawab Revan dengan percaya dirinya.
Tak terasa karena asik mengobrol mereka sudah sampai di Leander School, Meskipun masih terlihat sepi, tapi sudah ada beberapa siswi yang sudah berangkat.
Saat mereka melewati koridor sekolah ada beberapa disiswi yang dengan terang terangan menghampiri Revan dan Naosila.
"Hai, Lo murid baru ya?" Tanya Cewek itu pada Revan.
"kalo udah tau ngapain ditanyain" Jawab Revan ketus Setelah itu melenggang pergi sambil mengandeng tangan Naosila.
Tepat didalam kelas Naosila sedang melihat Sean piket. "Tumben Sean mau piket" Batin Naosila.
Revan duduk disebelah Naosila, lalu ia singkirkan tas Sean ia taro di kursi lain.
Sean yang melihat itu tidak terima Karena memang itu tempat duduknya enak aja main direbut, "Heh itu kursi gue" kata Sean lalu mengahampiri Mereka.
"gue itu murid baru jadi terserah gue mau duduk dimana" sahut Revan tak mau kalah.
"tapi gue yang punya sekolah ini!" Sean mengebrak meja Karena sedikit terbawa emosi.
"gue ga percaya anak sekolah udah bisa bangun sekolahan, paling juga punya bokap lo"
"Terserah lo mau duduk dimana tapi jangan Ditempat duduk gue" Sean mengalihkan pembicaraan Karena ia malas meladeni pertanyaan Revan.
Revan mendengus lalu ia pindah ke tempat duduk di belakang Naosila, Karena Revan juga sedang males berkelahi dengan Sean.
Setelah piket Sean kembali duduk disamping Naosila, namun Sean menatap tajam kearah kursi belakang ia melihat Revan meniip niup tekuk Naosila dan membuat Naosila tertawa Karena merasa geli.
"Haha udah Revan geli" ucap Naosila.
"Gue ngga ngapa ngapin sayang" Kata Revan sambil meneruskan kegiatan jahil.
Sean yang melihat itu mulai kesal dengan mereka "Kalo kalian mau pacaran tuh jangan disini" kata Sean.
"Kayak ga ada tempat lain aja" gerutu Sean.Naosila yang mendengar itu juga ikut kesal Karena ia tidak terima dibilang sedang pacaran "Gue ngga lagi pacaran" Setelah mengatakan itu Naosila melegang keluar kelas.
"Tuhkan Naosila pergi, lo sih!" sindir Revan dan ikut pergi mengejar Naosila.
Entah mengapa hatinya tadi merasa kesal sekali dengan kegiatan yang mereka lakukan tadi, namun Setelah mendengar ucapan Naosila tadi membuat hati Sean merasa lega.
Ia jadi membayangakan kejadiaanya dulu saat menjahili Naosila dengan melempar lempar katong hitam yang berisi pembalut itu, Ah ia jadi rindu ingin menjahili Naosila lagi.
"Shit" umpat Sean Setelah sadar apa yang tadi ia pikirkan, lalu segera ia tepis pikiran itu.
"Napa lo?" tanya Jose yang sejak kapan sudah berada disampingnya.
melihat tidak ada respon Jose kembali bersuara "Kenapa ya setiap gue liat lo pasti lo lagi bengong." Jose menjeda ucapanya sejenak sembari menaruh jarinya didagunya seperti orang yang sedang berpikir "ah iya gue tau, lo mau tau gimana rasa kerasukan setan kan?"
"Diam lo dugong" kata Sean Karena ia sedang tidak mood mendengar celotehan tidak jelas dari mulu Jose.
🌀🌀🌀
KAMU SEDANG MEMBACA
SEAN [Hiatus]
Teen FictionSean Joey Leander Terlihat seorang cowok yang melempar sebuah kantong plastik hitam lalu mengoper ke temen cowoknya. " Ambil nih kalo bisa " " Shiit balikin" seorang cewe yang mengejar kantong plastik hitam, sambil menahan sakit di perutnya karen...