SATU

194 13 6
                                    

Happy reading sayang!😘

*****

SUARA ketukan pintu membuyarkan lamunan gadis yang tengah duduk di sofa yang berada di kamarnya. Ia pun segera membukakan pintu.

"Dhea,ayo makan malam dulu!" ajak Mira,ibu dari gadis tersebut.

"Iya ma,bentar lagi Dhea turun." ujar gadis tersebut.

Ia menatap punggung ibunya yang berjalan menjauh. Kemudian,ia menutup kembali pintu kamarnya dan berganti pakaian.

Setelah berganti pakaian,gadis itu keluar dari kamarnya dan berjalan santai menuju ruang makan.

Dorrr..

Dhea tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengagetkan kakaknya.

"Bangke lo bangsat." umpat Fian,kakaknya sambil memegang dadanya karena terkejut. Namun tiba-tiba kepalanya dipukul menggunakan sendok sayur oleh mamanya.

"Fian,jaga ucapan kamu. Jangan ngomong kasar." nasihat Mira.

Fian mengusap kepalanya yang sakit. "Maaf ma, Fian khilaf. Lagian ini salah si Dhea tuh."

Dhea pun melotot tidak terima. "Kok jadi bawa-bawa nama gue sih?"

"Sudah-sudah, nggak usah ribut. Kalo ribut terus kapan makannya." Naufal,ayah Dhea menengahi.

Akhirnya mereka makan dalam keadaan tenang. Hanya ada suara dentingan piring yang beradu dengan sendok. Sampai akhirnya mereka selesai makan.

"Oh iya bang,besok kalo Dhea masuk sekolah,abang pura-pura nggak kenal Dhea ya?" ujar Dhea.

Dhea baru akan menginjak ke bangku SMA. Ia satu sekolah dengan Fian. Sebenarnya ia tidak mau,tetapi orang tuanya memaksa. Alasannya 'biar gampang kalo ambil raport'. Jadi, Dhea pasrah dengan keputusan orang tuanya.

"Serah lu dah." ucap Fian sambil beranjak dari kursi. Dhea hanya senyum-senyum sendiri. Mungkin dia sudah gila.

"Jadi nggak sabar pengen sekolah." ujarnya dengan semangat 45 sambil beranjak dari kursi.

"Anak kamu itu mas?" tanya Mira pada suaminya. Naufal pun menggeleng cepat. "Bukan,kemaren gue nemu di perempatan."

*****

Dhea kini tidak bisa tidur karena terlalu bersemangat untuk ke sekolah. Ia keluar dari kamar dan berjalan menuju kamar kakaknya. Tanpa ba-bi-bu ia membuka pintu kamar Fian dan lampu kamarnya masih menyala. Dhea masuk ke kamar Fian.

"Aaaaa,Abang ngapain nggak pake baju? Mata Dhea ternodai. Abang harus tanggung jawab cuci otak Dhea sampe kinclong." teriak Dhea sambil menutup mata saat masuk ke kamar Fian. Ia melihat Fian yang tengah telanjang dada.

"Bego sampe ke tulang. Ini gue mau pake baju. Kayak nggak pernah liat gue telanjang aja." cibir Fian.

Dhea pun membuka matanya sambil menyengir. "Oke lupain aja. Gue kesini mau tidur sama lo." ujar Dhea.

"Nggak,nggak mau. Lo kalo tidur suka nendang-nendang." tolak Fian.

"Please bang,janji nggak bakalan nendang. Dhea nggak bisa tidur." rengek Dhea.

"Tidur sama mama sono."

"Nggak mau,nanti nggak jadi buatin Dhea adek." Dhea menyengir polos.

"Masih kecil otak udah mesum aja. Ya udah tidur sama gue." Fian pun akhirnya mengalah.

Fian sangat sayang pada adiknya. Walaupun terkadang adiknya ngeselin. Ia selalu menganggap Dhea sebagai anak kecil dan selalu memanjakannya.

*****

Pukul 5 pagi Dhea sudah bangun dan kembali ke kamarnya. Ia menyiapkan buku yang akan ia bawa nanti. Hari ini adalah hari pertamanya duduk di bangku SMA. Ia membawa banyak buku sampai-sampai buku resep masakan milik mamanya pun ia bawa. Ia mengambil handuk dan menjalankan ritualnya di pagi hari.

Ia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan seragam MOS-nya. Ia menyisir rambut panjangnya dan memoles wajahnya dengan bedak bayi.

Ia kelihatan sedang mencari sesuatu. Entah apa yang ia cari,sepertinya ia sangat gugup karena waktu sudah menunjukkan pukul 6 lebih dua puluh menit.

"Mama,dasi Dhea dimana?" teriak Dhea.

"Ada di lemari." sahut mamanya dari lantai bawah sambil berteriak.

"Nggak ada,ma."

Beberapa menit kemudian, Mira masuk ke kamar putrinya. Ia langsung berjalan menuju lemari pakaian dan mencarikan dasi milik Dhea.

"Nih,lain kali kalo nyari pake mata bukan pake mulut." ujar Mira sambil melempar dasi kearah Dhea.

"Iya, Dhea nyari nya pake mulut. Ini mulut,mulut,mulut,ini juga mulut." ujar Dhea sambil menunjuk kedua matanya lalu menunjuk hidungnya dan terakhir ia menunjuk bibirnya.

"Bocah semprul." Mira menoyor pelan kepala Dhea.

"Semprul gini juga kan anak mama. Kalo anaknya semprul berarti mamanya juga semprul."

"Dhea,kamu tuh pagi-pagi udah bikin mama pusing aja." Mira memijit pelipisnya.

"Pusing? Minum oskadon. Pancen oye!" Dhea menirukan salah satu iklan di televisi.

"Kamu sama Fian sama aja. Sama-sama sableng. Anak mama cuma Adit yang waras." keluh Mira.

"Udahlah ma,nggak usah curhat. Curhatnya disambung nanti aja kalo Dhea pulang sekolah. Dhea berangkat dulu,ma." ujar Dhea sambil mencium punggung tangan Mira.

"Belajar yang bener!" sahut Mira.

"Siap laksanakan Bu bos." teriak Dhea yang sudah menuruni tangga.












_______________________

727 kata

Cerita baru lagi🤗

Kalo yang ini aku ambil dari kisah nyata aku. Bagus ngga sih? Gue ngga yakin. Mohon bantuan vote-nya. Tanpa vote kalian ceritaku ngga berarti apa-apa.

Jangan lupa baca cerita aku "elNADA" dan "Hi,Aurora!"

Baca juga karya angela_dwita "alexandra" dan yang satu lagi gue ngga tau judulnya😣

Baca juga "SeiRaja" dari Lailiya38551

Sekian dan terimakasih😚

ArdheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang