EMPAT

72 9 2
                                    

HAPPY READING SAYANG😘

*****

DHEA tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ia sangat bersemangat karena hari ini ia akan diantar oleh Adit. Sudah 5 hari ia menjadi pelajar di SMA 137 dan sudah 5 hari pula ia tidak mau berbicara dengan Fian. Ia masih merasa jengkel kepada kakaknya yang satu itu. Kadang ia berfikir,mengapa ia bisa memiliki kakak yang sangat gila dan menyebalkan seperti Fian?

"Morning ma,pa,mas." sapa Dhea saat berada di ruang makan. Ia menarik kursi dan mendudukinya.

"Makan yang banyak dek,biar cepet gede,nggak pendek mulu." ejek Adit sambil terkekeh. Dhea hanya mendengus.

"Ayo berangkat,mas!" ujar Dhea setelah meneguk satu gelas susu coklat kesukaannya.

Dhea keluar rumah dengan buru-buru dan masuk kedalam mobil Adit.

*****

Bel istirahat sudah menggema di seluruh wilayah SMA 137. Dhea dan kedua temannya tampak terburu-buru pergi ke kantin.

"Dira,lo cepetan kek kalo jalan. Lemot banget kayak siput." cibir Riana sambil menarik tangan Dira. Dira pun berdecak tidak suka. "Ya lo lari aja lah. Gampang kan?"

"Aduh, Dhea tau Dhea imut,tapi nggak usah direbutin juga." sahut Dhea menengahi.

Kedua temannya pun berhenti dan melirik tajam kearah Dhea. "Gila." desis mereka bersamaan.

Dhea hanya mengangkat bahunya acuh. Ia berjalan menuju kantin dan meninggalkan teman-temannya.

"Dhea,tungguin!" teriak Dira dan Riana sambil berlari menyusul Dhea.

Sesampainya di kantin,mereka celingukan mencari bangku yang kosong. Namun nihil,semua bangku telah penuh.

"Lo sih Dir,kalo jalan lemot banget." ujar Riana. Dira pun mendengus sebal. "Kok jadi nyalahin gue sih?" bela Dira. "Mending kita duduk disana." sambungnya sambil menunjuk bangku yang diduduki oleh tiga cowok.

Dhea pun mengikuti arah tangan Dira dan melotot saat Dira mengajaknya duduk bersama Fian dan teman-temannya. Baru Dhea ingin protes tetapi tangannya sudah ditarik oleh Riana.

"Boleh gabung nggak?" tanya Riana kepada ketiga cowok tersebut. Ketiganya hanya melirik sebentar dan menganggukkan kepalanya.

"Dhe,lo masih marah?" tanya Fian pada Dhea. Dhea hanya mengangkat bahunya acuh.

Dan untuk teman-teman Dhea,mereka tidak mengetahui jika Fian adalah kakaknya. Itu dikarenakan saat teman-temannya bermain dirumah Dhea, Fian tidak pernah berada dirumah.

Fian bangkit dan duduk kembali disamping Dhea. Dhea pun memutar bola matanya malas.

"Dhe,maafkanlah hambamu yang sudah berbuat salah dan dosa ini." ujar Fian mendramatis. Dhea memutar bola matanya malas.

"Dhe,gue bakalan lakuin apapun asal lo maafin gue." ujar Fian. Dhea nampaknya tertarik dengan tawaran Fian.

"Beneran ya?"

Fian mengangguk.

Dhea pun tersenyum jahil."Yaudah,kalo gitu nanti pulang sekolah kita ke bioskop. Temenin nonton film horror."

Fian meneguk salivanya dengan susah. Demi apapun,ia sangat takut dengan film yang berbau horror walaupun itu komedi horror. Ia sangat takut dengan hantu. Dengan berat hati ia pun mengangguk. Ia melakukan ini agar adiknya mau memaafkannya.

"Yeee,makasiihh" Dhea pun memeluk tubuh Fian dari samping.

Kedua teman Fian pun berdehem. Dhea pun melepaskan pelukannya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dhe,lo hutang penjelasan sama gue." bisik Riana tepat di telinga Dhea.

*****

Sesuai janjinya,sekarang Dhea tengah berada di mall terkenal bersama Fian.

"Ayo masuk!" ajaj Dhea sambil menggandeng tangan Fian. Fian mengumpulkan nyawanya untuk masuk kedalam gedung bioskop. Ia menghembuskan nafas gusar. Sedangkan Dhea,ia terlihat sangat antusias. Sudah lama Dhea mengajak Fian untuk menonton film horror,tetapi Fian selalu menolak dengan alasan takut.

Mereka duduk di kursi deretan ketiga dari depan. Film-nya belum dimulai tetapi Fian sudah menutup telinga dan matanya rapat-rapat. Menurut Fian,menonton film horror menyebabkan serangan jantung karena hantu yang muncul secara tiba-tiba. Kadang ia takut jika Dhea tiba-tiba terkena serangan jantung karena menonton film horror. Fian itu ada-ada saja.

Fian bernafas lega saat film-nya sudah be rakhir. Ia segera menarik Dhea keluar dari sana. Ia mengatur nafasnya seperti orang yang lari mengelilingi gelora bung Karno seratus putaran.

"Lebay lo" cibir Dhea yang berjalan meninggalkan Fian.

Fian pun berlari mengejar Dhea. Sesampainya diparkiran,ia segera melajukan motornya.

Dhea segera turun dari motor dan berlari memasuki rumah.

"Hallo mamanya Dhea yang cantik jelita,awet muda,jerawat lima juta." ujarnya sambil terkikik.

"Pulang sekolah bukannya salam malah ngatain mama." gerutu Mira. Dhea hanya terkekeh sambil mencomot perkedel yang baru diangkat dari penggorengan.

"Bang,kenapa mukanya pucet gitu? Sakit?" tanya Mira saat Fian berjalan melewati dapur.

"Si tuyul itu,ma. Tadi diajak nonton film horror. Seneng banget kalo kakaknya menderita." adu Fian pada Mira.

"Biarin." Sahut Dhea sambil menjulurkan lidahnya.

"Gue tarik juga tuh lidah." ancam Fian. Dhea pun segera berlari menuju kamarnya dan menutupnya rapat-rapat.

Sedangkan Fian terkekeh saat melihat adiknya yang menggemaskan itu. Mira hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya yang semakin hari semakin aneh itu.






____________________

760 kata

Aku udah berusaha untuk membuat part ini banyak,tapi apalah daya aku hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah dan dosa. *Lebayy.

Intinya aku mau ngucapin makasih buat yang udah mau jadi pembaca setia aku😚

Aku sayang kalian😘

ArdheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang