DELAPAN

52 6 0
                                    

HAPPY READING SAYANG😘

*****


    KINI Fian tengah celingukan didapur karena mencari makanan untuk peliharaan diususnya yang minta diberi makan. Namun nihil,ia tidak menemukan apa-apa didapur. Hanya ada sereal dan susu. Tidak mungkin jika ia memakan sereal disiang bolong seperti ini.

   Ia pergi ke kamar Adit untuk meminta dibelikan makanan. Bukannya ia ingin menyuruh kakaknya,hanya saja ia malas untuk keluar rumah. Lagipula ia tidak mandi.

   Ia mengetuk pintu kamar Adit. Tak berselang lama,Adit membuka pintu kamarnya dengan muka polos seperti baru bangun tidur. "Ganggu orang tidur aja lo." gerutu Adit.

   "Mas,gue laper."

    "Laper ya makan. Gue nggak mau beliin. Percuma lo makan kalo nanti laper lagi." bantah Adit.

    Fian berjalan dengan perasaan kesal karena tidak diberi makan. Ia sudah seperti pengemis yang berhari-hari tidak makan. Saat ia melewati kamar Dhea,ia berpapasan dengan Dhea yang keluar dari tempat persembunyiannya.

    "Bang,laper."

   "Gue juga,monyet. Mas Adit nggak mau beliin makanan buat kita." adu Fian.

    Mereka menoleh bersamaan saat ada yang memencet bel rumahnya. "Buka gih!" suruh Dhea. Fian hanya mengangguk dan berjalan untuk membukakan pintu.

    "Gue mencium bau-bau keberuntungan." gumam Dhea.

    "Tante Maya!" pekik Dhea Sat mengetahui siapa yang sedari tadi memencet bel rumahnya.

     "Nih,tante bawain makanan buat kalian. Kalian pasti belom makan kan?" tebak Maya.

    "Tante tau aja." jawab Dhea sambil cengengesan.

    Sepertinya Maya sedang mencari sesuatu. Terlihat ia sedang celingukan. Matanya menjelajah ke sudut ruangan. "Adit mana?" tanyanya.

    "Lagi tidur mungkin." jawab Dhea sambil mengambil piring.

    Maya hanya ber-oh ria. Ia bangkit dari duduknya dan mengambil sapu. Ia membersihkan seluruh ruangan yang sudah seperti kandang ayam. Jangan tanyakan lagi,sudah pasti itu ulah Dhea dan Fian.

*****

     Kini Dhea dan Fian tengah berada di ruang makan. Fian menatap sendu kearah piring yang kosong. Sedangkan Dhea sedang menusuk-nusuk jeruk menggunakan garpu. Sudah bisa ditebak mereka tengah kelaparan. Jangan tanyakan tentang Adit. Ia sedang keluar rumah dengan alasan urusan negara.

    "Bang,masak telur gih!" suruh Dhea.

     "Yaelah,kalo gue bisa juga udah gue buatin dari tadi." Dhea menghela nafas gusar.

      Cacing-cacing diperutnya sudah berontak minta diberi makan,sedangkan dirumah tidak ada makanan. "Kenapa nggak delivery aja sih?" usul Fian.

     "Nah,tumben lu pinter." Dhea beranjak dari duduknya dan berlari menuju kamar untuk mengambil ponsel.

    "Abang yang bayarin,kan?" tanya Dhea.

     "Bayarin pake ginjal? Gue terlalu sayang sama uang jajan."

    "Dhea juga." Dhea memasang tampang memelas.

    Demi jerawat tapasya,ia sangat lapar sekarang. Ia sangat ingin berlari menuju ujung dunia untuk mencari makanan. Tetapi itu tidak mungkin dilakukannya karena bumi tidak mempunyai ujung.

    Tiba-tiba pintu rumah terbuka. Fian dan Dhea menoleh bersamaan kearah pintu. Dhea tersenyum cerah saat melihat Adit berjalan kearahnya sambil menenteng plastik kresek yang sudah Dhea pastikan bahwa plastik tersebut berisi makanan.

    "Udah pada makan?" tanya Adit yang dijawab dengan gelengan oleh Dhea dan Fian.

     Adit meletakkan plastik kresek tersebut ke meja makan. Fian langsung merebutnya dan membuka isinya.

    "Makasih ya,mantu." ujarnya sambil tersenyum cerah. Mereka pun segera memberi makan cacing diperut mereka yang kelaparan.

*****

    Dhea sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya. Ia segera memasukkan buku yang akan ia bawa kedalam tas. Tidak lupa buku diary kecil yang ia bawa kemana-mana. Setelah selesai,ia berjalan menuju kamar Fian untuk membangunkan Fian.

    Baru saja ia ingin menggedor-gedor pintu,Fian sudah siap dengan seragam sekolahnya. "Tumben." gumam Dhea sambil berjalan meninggalkan Fian.

     Fian hanya mengangkat bahunya acuh dan berjalan menyusul Dhea.

     Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit,kakak beradik tersebut sudah sampai di parkiran sekolah. Dhea segera turun dan berlari menuju kelasnya.

     Sesampainya dikelas,ia sudah melihat kedua temannya yang sedang bermain hp.

    "Woy Jamilah!" celetuknya sambil menggebrak meja yang membuat kedua temannya terlonjak kaget.

    "Kaget gue,monyet!" umpat Dira.

Dhea hanya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf 'v' sambil menyengir polos.

    "Pulang sekolah main yuk?" ajak Riana yang hanya diangguki oleh Dhea dan Dira.

    "Dhe,gimana kalo kita kerumah lo?" ujar Dira. Dhea mengangguk setuju. "Boleh juga sih."

    Disisi lain, Rey dan kedua temannya sedang duduk manis semanis kopi di kantin. Tujuan mereka adalah mengganggu para siswi yang sedang berada di kantin. Namun,para siswi tersebut tidak menanggapi godaan dari ketiga tuyul pengkolan sekolah tersebut.

     Bel tanda masuk telah berbunyi nyaring. Namun,ketiga cowok tersebut belum juga beranjak dari kantin. Mereka malah memesan somay. Ya. Mereka kali ini akan membolos. Para penjual di kantin sudah tidak heran lagi dengan ketiga sejoli tersebut. Hampir setiap hari mereka berada disana saat jam pelajaran.

     Bel pergantian jam pelajaran sudah berbunyi. Ketiga sejoli tersebut beranjak dari kantin. Mereka akan mengikuti pelajaran olahraga. Pelajaran yang paling disukai oleh murid laki-laki. Diwaktu yang sama namun ditempat yang berbeda,Dhea keluar dari kelas dengan membawa seragam olahraga nya. Ya. Pelajaran olahraga kelas Dhea dan kelas Fian memang bersamaan. Jadi ini adalah kesempatan Rey dan kedua dayang-dayangnya untuk mengganggu adek kelas.









_________________

800 kata

Jelek gpp yg penting update

Mulmed : Alfian Adriano Putra😘

Dia kesayangan akuhh lhooo😍😘

Aku butuh rp akunnya Rey. Yang berminat langsung DM @sherlyfitri_

Jan lupa like, comment,and subscribe

Eh salah deng😂

Jan lupa vote, comment,share,and follow😘

Follow Instagram;
@sherlyfitri_
@aboutsherly
@ardheamyesha_p
@alfian.adriano
@reyadhiyastha_

Sekian okee👌

Kecup manis dari mamiiii😘

ArdheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang