Name 3 : Syal Merah

4.6K 1K 314
                                    

Itu sangat bukan dia sekali, untuk mengkhawatirkan orang asing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu sangat bukan dia sekali, untuk mengkhawatirkan orang asing. Seongwu yang lebih memilih untuk membeli roti isi di sekitar taman untuk sarapan paginya, kini bergelut dengan roti dan pisau roti, mengoleskan selai sroberi.

Ia melirik ke arah Daniel, anak itu memilih duduk di kursi tinggi tempatnya kemarin ketika Seongwu bertanya di mana dia ingin duduk. Dia meletakan dahinya di meja panjang yang membatasinya dengan Seongwu, setelah memberikan perintah kepada Seongwu untuk membuatkan roti bakar.

Sambil mengoleskan selai, Seongwu tidak henti memperhatikan gerak-gerik Daniel. Pikirannya melayang ke kejadian sore kemarin, saat kakak Daniel menjemput ke rumah.

Suara bel berbunyi, membuat kelima pria yang berada di sana saling tatap. Mereka bergerak ke arah pintu, tidak lupa Seongwu mengajak Daniel menyusul di belakang.

Hyunbin yang pertama kali membuka pintu hampir saja terkena serangan jantung mendadak melihat siapa yang berdiri di depannya.

Tubuh mungil, kulit putih nan halus, bibir penuh merona tersenyum sopan ke arahnya.

"Annyeonghaseyo, Kang Sungwoon imnida."

Jaehwan dan Jonghyun yang berada di belakang Hyunbin dengan sigap menangkap tubu jangkung pria itu yang terhuyung ke belakang.

Di antara mereka, hanya Hyunbin yang mengetahui siapa Kang Sungwoon. Sedangkan sisanya saling melempar tatapan bertanya.

"Annyeonghaseyo, Ong Seongwu imnida," Ucap Seongwu membalas sapaan Sungwoon, setelah itu keempat temannya bergantian memberi salam.

"Kau pasti Hyungnya Daniel?" Tanya Jonghyun. Sebab dia yang melakukan panggilan telfon dengan nomor di gelang Daniel tadi.

Sungwoon menampilkan senyum, "Iya, aku kehilangannya di taman dan mencarinya ke mana-mana. Kami baru pindah dari LA, aku sangat khawatir karena lingkungan ini baru baginya. Ah! Apa dia membuat kalian kerepotan?"

Sambil bertanya, mata Sungwoon melihat balon merah yang sedang melayang-layang di belakang tubuh pria bernama Seongwu. Tidak hanya itu, tubuh besar adiknya juga terlihat bersembunyi di balik Seongwu.

Jaehwan hampir saja menjawab 'ya' kalau saja Jonghyun tidak menginjak kakinya terlebih dahulu.

"Tidak sama sekali, Daniel anak yang sopan." Jawab Jonghyun tersenyum teduh.

Ekspresi wajah Sungwoon berubah menjadi lebih tenang dari sebelumnya, "Syukurlah kalau begitu." Ia berusaha untuk melakukan kontak mata dengan adiknya yang masih terus sembunyi di balik tubuh Seongwu.

My Name is DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang