Name 10 : Daniel?

2.8K 782 252
                                    

Seongwu mengerang perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seongwu mengerang perlahan. Kelopak matanya bergerak-gerak seolah akan terbuka. Ia mengerang lagi, namun kali ini ia menggenggam tangan halus yang ia kenal betul milik siapa. Dibukanya mata dan dipandangi ibunya.

"Seongwu-ya?" Bisik ibu Seongwu. Ia terperanjat melihat anaknya akhirnya membuka mata. Diberinya isyarat kepada seorang pria yang sedang duduk di sofa dekat pintu kamar rawat untuk mendekat. "Hai, manis. eomma dan appa di sini dan kami sangat sayang padamu." Diciumnya dahi anak semata wayangnya itu.

Seongwu tersenyum tipis. Ia masih sangat lemah bahkan hanya untuk menggerakan bibir. Tapi ia senang sekali melihat kedua orang tuanya yang sudah lama bercerai menemani. Orang tuanya, meski sudah berpisah dan saling memiliki keluarga masing-masing. Kasih sayang keduanya tak pernah habis untuknya.

Seongwu melihat ayahnya memutari ranjang dan mengambil tempat di sampingnya. Sekarang mereka berada di sisi kanan maupun kiri ranjang Seongwu. Ia tidak dapat menggerakan kepala tapi ia jelas melihat mereka. Ia terlihat sangat mengantuk. Berkali-kali matanya tekatup lalu segera ia membukanya lagi, lalu tersenyum. Kesempatan melihat kedua orang tuannya tidak akan ia lewatkan.

"Aku sayang eomma.. dan appa," katanya lembut hampir tak terdengar.

Ibu Seongwu mengangguk, berusaha menahan tangis mati-matian. Berkali-kali ia ciumi pelipis anaknya dengan hati-hati. Mantan suaminya memejamkan mata, jelas ia juga sedang berusaha menahan air matanya jatuh. "Aku akan memanggil dokter," katanya kemudian dan keluar dari ruangan.

Tidak lama setelah itu dokter berserta satu suster masuk dengan senyum ramah penuh kelegaan. Melakukan pengecekan kondisi tubuh Seongwu sesuai prosedur rumah sakit. Dokter dengan warna rambut yang mulai berubah itu memuji Seongwu berkali-kali karena telah begitu kuat bertahan.

Seongwu tertawa, lemah sekali bahkan terdengar hanya seperti helaan napas. Setelah itu seperti baru menyadari sesuatu, bola matanya mengedar ke sekeliling ruangan seperti sedang mencari sesuatu, dan berakhir pada pintu putih dengan jendela kecil yang buram khas rumah sakit.

"Daniel..?"

Tidak ada harapan lain selain ingin melihat anak itu. Apa ia baik-baik saja, apa ia ketakutan, Seongwu sungguh ingin mengetahuinya. Pandangan matanya bergulir menatap orang tuanya yang langsung terdiam. Seketika Seongwu merasa bahwa ada yang disembunyikan oleh mereka berdua. Tapi karena masih terlalu lemas, dan matanya yang terasa berat, ia kembali tertidur setelah dokter dan perawat keluar dari ruang rawatnya.

"Seongwu tidak akan bertemu dengan anak itu lagi," Kata Soo Ahn, dengan suara bergetar. Dirasakannya remasan bahu mantan suaminya di bahu kiri, seakan menenangkan perasaannya.

"Biar dia tinggal denganku di Tokyo akhir musim panas ini, tepatnya setelah liburan selesai saat aku harus kembali ke sana." Soo Ahn mengangguk, kali ini tangisnya tak terbendung, meski masih tanpa suara.

My Name is DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang