Name 11 : Iron Man

3.1K 792 385
                                    

Minhyun sedang mempersiapkan diri mendapat hukuman pancung dari orang tua Seongwu, sedangkan yang membuat masalah sedang asik mengunyel pipi si beruang putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minhyun sedang mempersiapkan diri mendapat hukuman pancung dari orang tua Seongwu, sedangkan yang membuat masalah sedang asik mengunyel pipi si beruang putih.

Sekembalinya Jaehwan dari kantin rumah sakit, ia juga terkejut melihat Daniel sudah berada di samping ranjang Seongwu. Ia sempat kesal. Tapi melihat senyum sahabatnya, ia urungkan niat. Belum lagi, dia sebenarnya sudah tidak tega melihat Daniel terus-terusan menunggu di depan ruangan, sendirian dengan memeluk hadiahnya untuk Seongwu.

"Kalau nanti diomeli, kulimpahkan semua kesalahannya padamu," Kata Jaehwan kepada Minhyun yang duduk bersisian dengannya.

Pria bermata musang itu hanya bisa pasrah dan membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk nanti saat orang tua Seongwu datang dan melihat Daniel berada di ruangan. Berlatarkan cekikikan bahagia dari dua orang penyebab masalah.

"Jadi, nangis tidak waktu diobati?" Seongwu memutar-mutar tangan Daniel yang berbekas luka sudah mengering bahkan sudah hampir hilang akibat kecelakaan.

Daniel menggeleng ribut, "Tidak. Kan kuat!"

"Kuat seperti?" Goda Seongwu.

"IRON MAN!"

"Loh bukannya Spider Man?"

"Libur dulu. Gantian."

Tawa Seongwu kembali mengisi ruangan yang awalnya begitu sepi. Diliriknya jam dinding yang menunjukan pukul dua, saat melihat mata Daniel mulai sayu akibat mengantuk.

"Sudah waktumu tidur siang," Kata Seongwu. Tangannya mengelus sayang surai belakang kepala Daniel yang langsung menggeleng tidak setuju.

"Tidak ngantuk," Katanya. Padahal sudah jelas berkebalikan dengan kenyataan. Bahkan setiap ia masih sering menunggu di kursi ruang tunggu, ia pasti memejamkan matanya sebentar karena terlalu ngantuk. Meski saat membuka mata lehernya menjadi sangat sakit sebab tertidur merunduk.

Seongwu menahan tawa. Gemas sekali melihat Daniel yang mencoba sekuat mungkin untuk melebarkan mata sipitnya. Ia merapikan tempat tidur dan mengatur selang infusnya agar tidak mengganggu.

Seongwu menggeser tubuhnya agar dapat menyisakan ruang yang cukup besar. "Kemari Daniel," Katanya sembari menepuk ruang kosong di ranjangnya.

"Hei! Jangan macam-macam ya kalian, ini rumah sakit!" Seru Jaehwan panik. Minhyun hanya membulatkan bola matanya ikut panik.

Seongwu menyipitkan pandangan mata ke arah Jaehwan, menatapnya sinis. "Kalian yang jangan pikir macam-macam, kami cuma ingin tidur siang."

"Tapi tetap saja—"

"Ayo Daniel naik," Sela Seongwu mencueki Jaehwan.

Seongwu mengatur dan memastikan bahwa Daniel terbaring dengan nyaman di ranjang rumah sakit yang bisa dikatakan tidak terlalu besar itu tapi cukup untuk menampung tubuh mereka berdua. Lalu ia ikut membaringkan tubuhnya dengan lengan Daniel sebagai bantal. Menyampingkan diri agar tangannya yang terinfus tidak tertekan, ia meletakannya di atas dada Daniel dan menepuk-nepuknya dengan pelan.

My Name is DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang