part3

1.2K 132 6
                                    

Kriiingg kringgg......

"Kita akhiri pelajaran hari ini, jangan lupa tugas dikumpulkan besok"

"Baik saem"ucap siswa serempak, kecuali woojin yang langsung memasukkan alat tulis ke dalam tasnya, ia memiliki perasaan tak enak sedari tadi dan ia yang paling dulu keluar dari kelasnya

Melangkahkan kakinya dengan cepat menuju parkiran sambil melirik ke jam tangan yang menunjukkan pukul tiga sore, woojin tau kalau kelas minho sudah berakhir dua jam yang lalu. Sesampainya di parkiran woojin pun menyalakan mesin motornya dan bergegas pergi dan mengacuhkan teman yang sedari tadi memanggilnya.

"Sepenting apa sih sampai ia tak mendengar teriakanku! Ck, bodoh ia juga menjatuhkan ponselnya"ucap seorang namja seraya mengambil ponsel woojin yang jatuh dan mengikutinya dari belakang.

,
,
,

Minho mengerjapkan matanya perlahan seraya meringis menahan rasa sakit di kepalanya dan melihat ke sekeliling yang banyak sekali meja, kursi dan almari rusak dan usang dan kenapa ia bisa berada di dalam gudang sekolah.

Cklek...

"Kau sudah sadar, adik manis?"

Munculah seorang pria jangkung berjalan mendekatinya, refleks minho memundurkan tubuhnya sampai ia terpojok di dinding

"Ck, Kau tau bocah betapa kehilangan satu satunya orang yang berharga dalam hidup, lalu hidup sebatang kara apa itu tak menyakitkan eoh"ucap sang pria berjongkok di depan minho lalu mengeluarkan pisau lipat didalam sakunya. Mengarahkan pisau tersebut tepat ke wajah minho

"Aa-hjussi mm-au aa-pa? Jangan mendekat kumohon ahjussi~~AAKHHH EOMMA TOLONG AKU~ hiks hiks appo~ tolong minho eomma" minho berteriak kesakitan sambil memegang lengannya. Tanpa ia duga justru pria tersebut malah menancapkan pisaunya dilengan kirinya membuat cairan merah pekat merembes ke seragam sekolahnya.

"Mian, aku hanya ingin mengasah pisau ini. Apa masih berfungsi atau tidak. Sekarang kita ke intinya saja ya adik manis"ucap pria itu membuang pisau nya ke sembarang arah kemudian merobek kasar seragam minho, terpampanglah tubuh putihnya meski sedikit masih terdapat bercak kemerahan yang jaebum ciptakan.

"Mmmpph~ Eunghh ahh~jussi khu mohon ahh" Pria itu menempelkan bibirnya. Melumat bibir minho dengan kasar lalu turun ke lehernya membuat tanda kemerahan lagi disana kemudian turun ke nipple kecil minho. pria itu menghisapnya seperti bayi yang sedang menyusu

"Ck, kau sekecil ini sudah menjadi jalang eoh? Si bededah itu benar-benar tak bisa menjaga anaknya,,, heum tak apalah itu bukan urusanku. Sekarang nikmati saja permainan ini jalang kecil"

Sebenarnya siapa pria ini dan apa maksud perkataannya tadi,,, bedebah? Siapa yang dimaksud pria ini. Huh kita singkirkan dulu tentang perkataan pria itu. Yang ada di pikiran minho saat ini berteriak meminta pertolongan, dan berdoa dalam hati semoga malaikat maut belum mau menjemputnya.

"SIAPAPUN TOLONG MIN~~~"

Plak....

"DIAM!! Baik kalau itu yang kau inginkan adik manis"ucap pria ini menampar pipi minho dengan kencang. Membuat pipi gembilnya terlihat memerah. Minho pasrah Ia terus menangis menahan sakit seraya memikirkan bagaimana caranya ia bisa melarikan diri dari pria ini dan

Dugh...

"AKHH~~ BRENGSEKK"minho pun berhasil menendang junior pria itu dengan kencang, pria itu mengerang kesakitan seraya memegang juniornya. Tak ingin berlama-lama ia pun segera berdiri seraya memegang tangan kirinya dan berjalan ke pintu dengan tertatih, masa bodo dengan dirinya yg hanya mengenakan celana sekolah saja

story of my life {Banginho}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang