Perjalanan menuju Pondok Indah Mall menjebak Gigi dan Firli dalam kemacetan. Keduanya pun lebih banyak diam ketimbang bertukar cerita. Firli fokus pada setirnya sementara Gigi sibuk menjelajah Instagram dan seluruh media social yang ada di handphonenya. Hanya ada suara penyiar radio yang memecahkan keheningan diantara mereka.
Plukk
Handphone Gigi terlepas dari genggamannya, karena Gigi mengantuk. Firli menoleh kearahnya lalu menggelengkan kepalanya sambil berdecak. "Ini cewek cerobohnya enggak ilang-ilang ya. Bagus perginya sama gue." DIa memungut handphone Gigi dan meletakannya di dashboard.
Firli melaju lagi dalam kemacetan, dan terhenti kembali. Dia melihat dalam Maps, macetnya di depan hanya beberapa meter lagi. Lalu menoleh kearah Gigi lagi, sandaran kursi Gigi terlalu tegak hingga dia dia merasa Gigi mungkin dalam posisi tidur yang kurang nyaman, lalu dia berinisiatif untuk memundurkan sandaran kursi Gigi.
Firli bergerak perlahan kearah samping kiri Gigi, mencari pedal untuk memundurkan sandaran duduk Gigi, Ia mencoba membuat gerak pelan saat mencari tuas yang berada disebelah kiri kursi yang diduduki Gigi. Tangan kirinya berada di bahu sementara tangan kanannya masih mencari-cari tuas untuk memundukan kursi Gigi.
Belum juga menemukan tuas itu, mobil di depannya sudah melaju, suara klakson mobil dibelakang sudah berteriak agar Firli segera maju. Dan suara klakson itulah yang membuat Gigi terbangun dan saat ia membuka matanya, wajahnya dan Firli saling berhadapan.
Satu detik..
Dua detik..
Tiga detik..
Empat detik..
Lima detik..
Keduanya salin bertatapan. Degup jantung Firli berdetak keras, seperti seseorang yang ketahuan mencuri. Begitupun Gigi yang menemukan Firli dihadapannya saat dia kembali pada kesadarannya. Gigi tidak menyangka akan ada diposisi seperti ini dengan Firli. "Dia mau nyium gue?" benaknya.
Suara klakson menginterupsi. Gigi berdehem pelan dan bola matanya sibuk mencari jalan keluar dari tatapan Firli. "Mau sampai kapan lo begini, nunggu sampe ketahuan mesum di kemacetan?" kata-kata Gigi membuat Firli kembali pada posisi duduknya dan langsung menginjak pedalnya. Sehingga mobilnya sedikit terguncang ke depan. Lalu melaju keluar dari kemacetan. Keduanya kini kembali pada keheningan.
Suasana menjadi canggung, Firli berulang kali membuka mulutnya seperti ingin menjelaskan, tapi kebingungan untuk memilah kata yang akan membuat Gigi berpikir positif, dari sebuah tindakan yang tanpa sengaja menjurus mesum.
Gigi berdeham kencang, membuat Firli sedikit terkejut dan bergerak mencari kenyamanan. "Bukannya elo harus menjelaskan sesuatu tadi?"
"Gue.. Cuma mau mundurin kursi lo, supaya tidur elo jadi nyaman."
Gigi mendelikan matanya kearahFirli,melipat kedua tangannya di depan meneliti apakah Firli sedang berbohong, rasanya dia yakin betul saat wajahnya saling berhadapan tadi seperti dirinya akan dicium.
KAMU SEDANG MEMBACA
One
Novela JuvenilAlgiefanya, perempuan yang kerap dipanggil Gigi oleh orang terdekatnya. Wajahnya biasa, penampilannya sederhana dan selalu menggunakan pakaian yang sama dua kali dalam seminggu. Gigi belum sembuh dari sakit hatinya ditinggal menikah dengan mantan ke...