Kena Culik

3.4K 161 11
                                    

Setelah asyik bermain, ketiga bocah nakal itu (Dipukul dengan Petir, Air, dan Cahaya) meminta dibelikan es krim. Biasalah anak2 pasti dimana2 nyari es krim. "Abang!!! Aku mau es krim!!!" Teriak Air. "Es krim? Kamu mau rasa apa?" Tanya Tanah. "Rasa... COKELAT!!!" Kata Air. " Petir juga mau!! Rasa Vanila." Petir pun melompat-lompat kegirangan. "Cahaya juga maulah!!! Rasa Stroberi!!!" Cahaya ikut- ikutan minta dibeliin es krim. "Kita juga mau!!!" Teriak The Trouble Maker yang dulu.

"Kalian pakai duit sendiri lah. Kalau buat Petir, Air, dan Cahaya aku yang belikan."kata Tanah. "Mama Tanah jahat..." "Apa kalian bilang?!" "Er... Cabut...." Tanah pun mengejar The Trouble Maker yang dulu itu. "Yah... Abang Tanah pergi. Gk jadi beli es krim deh." Kata Petir dengan polosnya. "Hahaha... Makan es krimnya lain kali aja ya." Pujuk Yaya. "Ok kak Yaya." Kata Petir. "Woi, ayo kita kejar mereka!" Ujar Fang. "Ok... Kalian tunggu sini ya." Pesan Yaya. "Baik kak Yaya." Yaya, Ying, Fang, dan Gopal pun pergi meninggalkan ketiga anak itu.

"Kak Air, Cahaya capek." Cahaya pun mengucek matanya. "Petir ngantuk... " Rengek Petir. "Ayo kita duduk di sana?" Mereka pun menuju bangku taman lalu duduk. Cahaya yang kelelahan pun tidur di bahu Air, sementara Petir tertidur di paha Air. "Lah, kok malah pada tidur." Air mendesah kecewa. Namun ia tetap membiarkan kedua saudara tak sahnya tertidur.

Tiba2 saja seorang pria menghampiri mereka. "Hi, dek. Kelihatannya adik-adikmu tertidur ya?" Tanya Pria itu. "Iya nih." "Siapa namamu dek?" "Nama aku Air. Yang di pundak namanya Cahaya. Kalau yang ini namanya Petir." Jelas Air. (Siapa yang minta jelasin dek). "Kayaknya kalau tidur dalam posisi begini, nanti adik-adikmu bisa sakit punggung loh. " Kata Pria itu. "Hah?! Beneran?" Tanya Air. "Iya. Kamu sama adik-adikmu ikut paman ke rumah paman aja. Biar adik-adikmu bisa tidurnya lebih enak." "Beneran paman? Petir, Cahaya, ayo bangun!" Air pun membangunkan kedua saudaranya.

"Erghhh... Cahaya ngantuk...". Gumam Cahaya. "Petir masih mau tidur lah." Gumam Petir. "Nanti aja tidurnya. Di kasur." Keduanya langsung melek mendengar kata-kata kasur. "Ayo ikut paman." Ketiganya pun mengikuti pria aneh itu ke gang sempit dan sepi. "Rumah paman dimana?" Tanya Petir. Tangannya menggenggam erat tangan Air karena ketakutan. "Sedikit lagi." Di ujung gang, buntu. "Mana rumah paman?" Tanya Air curiga. "Sebentar lagi kalian akan tahu." Pria itu tersenyum sinis, dan detik berikutnya, beberapa orang pria mengepung dan menyergap ketiganya. Ketiganya pun dibius dan tertidur. "Ayo kita bawa mereka." Para penyergap itu pun membawa ketiga anak itu ke dalam mobil Van dan melesat dari tempat itu.

Sementara itu, pecahan Boboiboy yang lain dan kawan-kawan kebingungan karena kehilangan ketiga anak kecil yang harusnya mereka jaga. "Kemana mereka?" Tanya Yaya. Mereka pun kebingungan. "Ayo cari mereka!" Perintah Tanah. Mereka pun berpencar sampai Angin berteriak. "Semuanya, lihat ini!" Yang lain pun menghampiri Angin. Angin menunjukkan secarik kain berwarna biru laut. "Ini dari jaket Air!" Teriak Api.

"Dan ada jejak kaki! Tapi ada empat jejak!" "Ayo ikuti jejak itu!" Perintah Tanah.  Mereka pun mengikuti jejak kaki tersebut. Di gang tempat penyergapan itu, jejak kaki itu berhenti. "Jejaknya berhenti disini, tapi ada banyak jejak tambahan dan... Oh astaga! Jejak ban mobil!" Kata Yaya menunjuk sebuah jejak ban mobil."Jangan2... Mereka diculik!!!" Teriak mereka bersamaan.

"Cepat telepon polisi!" Perintah Tanah. Fang pun segera menghubungi polisi, sementara Tanah menghubungi Ochobot.

Di tempat Petir, Air, dan Cahaya...

Seorang pria duduk di kursi bos menatap tiga orang pria uang  masing-masing memegang bahu Petir, Air, dan Cahaya yang masih pingsan. Tangan dan kaki mereka diikat. " Jadi, kenapa kalian menculik anak-anak ini?" Tanya si bos. "Anak-anak ini adalah pecahan anggota TAPOPS yang terkenal, Boboiboy." Ujar salah satu pria itu. "Lalu?" "Kita bisa meminta imbalan power sphera sebagai jaminan ketiga anak ini. Selain itu, anak yang ini memiliki kuasa Petir. Kita bisa menggunakannya untuk mengaktifkan mesin baru kita." Jelas pria yang memegang bahu Petir.

"Hmmm.... Pintar juga kalian. Kupastikan kalian mendapat bonus. Sekarang, bangunkan mereka!" Tiga orang pria lainnya masuk membawa baskom berisi air, lalu mereka pun menyiram wajah Petir, Air, dan Cahaya. Ketiga anak itu pun langsung bangun. "Huwaaa.... Apa yang terjadi?!" Teriak mereka bersamaan. "Di... Dimana kita?" Tanya Cahaya takut.

"Kalian berada di markas kami." "Markas kami? Siapa itu kami? Kaukah kami?" Tanya Cahaya polos. "Tentu saja bukan!" Teriak si bos. "Hehehe..." "Diam kau bocah!" Pria yang memegangi Cahaya pun membentak Cahaya. "Namaku Cahaya, bukan bocah!" Kata Cahaya kesal. Pria itu memukul kepala Cahaya. "Aduh!!! 😫😫🤕🤕" "Hei, jangan pukul Cahaya!" Teriak Air. "Hahaha... Jangan memerintahkan bocah!" Kata si bos. "Apa sih yang terjadi?" Tanya Petir dengan polosnya. Semua orang di sana jatuh anime style mendengarnya. Bagaimana mungkin ia masih tidak mengerti apa yang terjadi!!! 😓😓😓

Tbc~(Papa Zola udh ngilang ke pesawat sama Cattus gara2 kecapekan.)

The New Trouble Maker {Tamat~}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang