9. Scandalous

10.3K 459 9
                                    

Aku terbangun saat terik matahari menyilaukan mata, cahaya masuk lewat celah gorden jendela kamarku. Aku menyipitkan kedua mata, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam netraku.

Tubuhku terasa pegal dan sakit, namun saat ku sadari seseorang memeluk pinggulku. Aku baru ingat hal yang ku lakukan semalam, dan itu menjelaskan perih di selangkanganku.

Lengan kokoh itu masih melingkar di perutku, tak membiarkanku jauh darinya sedikit pun.

Aku menyunggingkan senyum, aroma tubuhnya yang khas mampu membuatku terhipnotis seperti aku ingin terus menghirupnya.

Aku membalikan tubuh menghadapnya, mengangkat sedikit lengan berat itu agar pemiliknya tidak terbangun dari tidurnya, aku tak ingin mengganggu tidur nyenyaknya.

Nafasnya terdengar begitu teratur, wajahnya terlihat begitu tenang dan aku gemas melihatnya.

"Morning princess..." ujarnya sedikit membuatku terkejut.

Ia membuka kedua matanya, rupanya ia tahu sedari tadi aku perhatikan.

Aku tersipu malu, sedikit menaikan selimut guna menutupi tubuh polosku. Namun ia menghentikan jemariku dengan menahannya, menggenggam erat jemariku dan aku dapat merasakan tangan besar itu menggenggam tanganku.

"Jangan!" Ujarnya, aku tidak mengerti maksudnya, apakah jangan menaikan selimutku atau bagaimana?

Berusaha menghindari tatapan mautnya yang selalu membuat jantungku berdebar, aku berniat untuk pergi ke kamar mandi guna membersihkan diri.

Aku berdeham sambil beranjak bangun, namun sakit di area selangkangan membuatku sedikit merintih dan wajahku meringis.

Anthonio yang khawatir akhirnya membantuku berdiri, pada awalnya aku ingin berjalan sendiri. Namun seperti mengerti kesakitanku akhirnya ia menggendong tubuhku ala bridal style menuju kamar mandi.

Jujur saja, aku masih malu dengan ketelanjanganku ini. Namun sepertinya Anthonio sudah terbiasa dengan hal seperti ini, aku mengerti ia sudah sangat dewasa dengan hal intim seperti ini.

"Maafkan aku menyakitimu." gumamnya di telingaku, membuat hatiku merasa terharu mendengarnya. Di balik wajah sangarnya ternyata Anthonio adalah pribadi yang sangat lembut dan sopan.

Meski semalam ia bertindak kurang ajar, kenyataannya aku juga menyukainya.

Ia mendudukan diriku di atas kloset, lalu berjongkok tepat di hadapanku.

"Mengapa aku yang pertama? Tidak mungkin gadis cantik sepertimu tidak pernah memiliki kekasih." tanyanya.

Aku menggigit bibirku sendiri, apakah aku harus bilang kalau aku begitu menggilainya sejak pertama kali ia menginjakan kaki? Dan rela melakukan apapun demi pria yang rupawan ini.

"Aku hanya ingin dirimu, Anthonio." jawabku malu, mungkin sekarang wajahku sudah memerah bagaikan tomat.

Ia menyunggingkan senyum, mengecup bibirku dengan intens dan aku membalasnya dengan senang hati.

Ciumannya turun keleherku, membuatku sedikit geli namun aku begitu menyukainya.

Lalu turun kedadaku, aku makin mendesah ketika bibirnya tak berhenti membuat kiss mark di sana.

"Oh, Anthonio..." aku meremas rambutnya, ia menekan pinggulku dan meremasnya sesekali. Aku menyukai momen ini tapi milikku terasa masih sakit dan perih sehingga aku memilih untuk menyudahinya.

Nafas kami saling berderu, ia menempelkan dahinya kedadaku dan aku memeluknya seraya menghirup aroma tubuhnya yang begitu maskulin.

Sungguh, aku tidak akan melepaskan pria yang ternyata memiliki perasaan yang sama terhadapku ini.

Beautiful DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang