Aku berbaring di atas rumput belakang mansion, merasakan panas matahari yang menghangatkan tubuhku.
Kacamata bertengger di hidung mancungku sementara tubuh kurusku memakai shirt longgar dengan celana jeans pendek yang mengekspos seluruh kaki jenjang hingga pahaku.
Aku menyangga kepala dengan kedua tanganku yang kusilangkan di belakang kepala, menikmati hidupku yang mulai berwarna semenjak kehadiran pria itu.
Anthonio....
Aku merasakan deru nafas panas di sekitar leherku, tersenyum geli ketika bulu halus di rahangnya menggelitik leherku. Aku membuka kacamataku dan mengaitkannya di kepala, aku menatapnya dengan intens.
Seperti biasa, ia selalu bertelanjang dada memamerkan dada bidang dan lengan besarnya. Dengan gaya khas topi koboi dan celana jeans yang selalu aku sukai.
Maha besar Tuhan yang menciptakan makhluk seindah ini, mata birunya yang indah, hidung mancung serta bibir tipis yang sangat seksi. Nilai tambah dengan tubuhnya yang sangat proporsional membuat kadar ketampanannya bertambah.
"I don't wanna lose you." kataku tepat di depan wajahnya, ia hanya menyunggingkan senyum, ia selalu begitu jika aku menyungging perihal hubungan ini.
"Well, bagaimana jika harus?"
"Maka aku akan memperjuangkanmu." jawabku.
"Mengapa?"
"Karena aku mencintaimu." ia mendengus sambil tertawa pelan, aku mengernyitkan kening melihat reaksinya.
"Kau tak percaya?" Tanyaku lalu mengikutinya duduk di atas rumput.
"Bukannya aku tidak percaya, maksudku kau adalah golongan elit, dan orang-orang seperti itu dapat mengeluarkan uangnya secara cuma-cuma untuk sesuatu hal..." keningku makin berkerut mendengar penjelasan Anthonio.
"Mengapa kau bisa berbicara seperti itu?" Tanyaku terus mendekat kewajahnya.
"Karena aku takut kehilanganmu..."
"...ketika kau dihadapkan dengan dua pilihan maka mana yang akan kau pilih Verone?" Tanyanya yang akhirnya menatapku setelah sedari tadi membuang muka.
Aku melihat keseriusan di mata indah memabukan itu, mengapa pertanyaannya jadi sesulit ini? Bukankah kita telah menjalin hubungan cukup lama dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan?
"Daisy tidak akan tahu, Anthonio..."
"Mana yang akan kau pilih Verone!?" Tanyanya menuntut.
Aku hanya bisa terdiam seribu bahasa, tidak tahu jawaban mana yang harus ku pilih.
Aku tidak pernah memilih sebelumnya, karena di hidupku hanya ada Daisy. Dan aku tidak pernah menjawab pertanyaan yang sulit seperti ini.
"Bisakah kita membahas yang lain?" Ujarku mengalihkan pembicaraan, ada apa dengan Anthonio? Ia tak pernah berbicara seserius ini sebelumnya, tiba-tiba ia berbicara seperti itu apakah ia bersungguh-sungguh dengan hubungan ini?
Aku meracau dalam hati..
"Jika aku meminta sesuatu hal Verone, apa kau akan bersedia?" Suara berat itu terdengar serius, itu pertanda suatu hal dan aku mulai takut mendengar pertanyaan selanjutnya.
"A-apa itu?" Kataku tergagap, padahal aku sendiri tidak ingin bertanya balik.
"Apa kau mau menikah denganku kelak?"
Jantungku terasa berenti berdetak, menatap netra birunya. Terlihat seperti ada kesedihan di bola matanya, aku tidak mengerti apa itu. Tapi sepertinya ia sedang menyimpan sesuatu atau mungkin perasaannya sedang tidak enak untuk saat ini, ada sesuatu yang lebih besar menunggu kami di kemudian hari, dan aku takut hal buruk akan menimpa kami.