Kedua kakiku menapaki sebuah kota dengan daya tarik wisatanya ini.
Orlando, Florida...
Guna menyelesaikan tugas aku harus melakukan perjalanan yang panjang dan membosankan seperti ini.
Aku merindukan pria pemilik lengan besar dan dada bidang, aku belum sempat berpamitan padanya karena kupikir ia masih marah padaku karena pertanyaannya yang belum kujawab.
Orlando tidak terlalu indah untukku, tidak jika aku harus berjauhan dengan kekasihku sendiri.
Aku pikir dosenku akan membuat perjalanan ini menjadi menyenanglan, tapi pada akhirnya aku dihadapkan dengan perpustakaan besar dengan setumpuk tugas.
Aku ingin pulang ke California, bertemu Anthonio dan mungkin bercerita panjang lebar tentang perjalananku yang memuakan. Dan Anthonio pasti akan menjadi pendengar yang baik...
Aku menghela nafas kasar, melirik ke arah jam tangan dan waktu yang tersisa masih sangat lama.
Aku mengacak rambutku frustasi, di saat mahasiswa yang lain tengah fokus pada bacaannya masing-masing. Muncul sebuah ide gila di otakku.
Dan mungkin Profesor Rudolf akan mengadukanku dengan Daisy dan Daisy akan mengamuk padaku.
Siapa peduli???
Aku segera menyambar tasku, mengendap meninggalkan perpustakaan yang hampir membuatku mual itu.
Tanpa ada seorang pun yang melihatku meninggalkan tempat itu, menghilang di balik kerumunan dan akhirnya aku berhasil keluar lewat pintu utama.
Aku menghembuskan nafas lega, menghirup udara segar di luar sana seperti aku baru saja keluar dari tempat yang paling membosankan dalam hidupku.
Aku menyukai buku, sungguh. Tapi bukan buku seperti itu.
Aku tersenyum seraya bersiul ria, berjalan santai mencari kendaraan yang akan membawaku pulang kembali ke California.
...
Lekukan tubuh mulus itu terekspos sempurna, ditutupi oleh lengan besar yang menggerayangi tubuhnya.
Daisy mendesah kuat seraya membuka lebar kedua kakinya, tak luput dari jemari-jemari nakal yang menggelitik dirinya dan membuat kepalanya terangkat karena nikmat.
Diapit oleh dua pria, ia merangkul bahu kedua pria yang tengah sibuk dengan tubuhnya, mendesah kuat ketika seorang pria membuka jubah mandinya.
Puting berwarna merah jambu itu terlihat mencuat dan menantang, pria dengan iris mata berwarna biru itu langsung melahapnya tanpa aba-aba.
Membuat Daisy mengerang nikmat dan mencengkram kuat bahu keduanya.
Belum lagi si pria yang satu memainkan jarinya di area sensitif miliknya yang sangat basah dan lembab. Pria itu mengecup bibirnya dengan intens, Daisy memang tidak pernah puas hanya dengan satu pria.
Ketika seluruh pakaian yang dikenakannya telah tanggal, ia berdiri di hadapan kedua pria itu dengan tubuh mulus menantangnya.
Bokong indah itu terasa sangat pas ditangan pria itu, membuat keduanya gemas dan menampar bokongnya beberapa kali.
Daisy mengambil posisi menungging, kedua pria itu mengerti harus berbuat apa.
Pria bermata kebiruan itu berada di belakang Daisy dan yang satunya berada di hadapannya.
Posisi yang membuat Daisy menggila, ditambah lagi ia berada di bawah pengaruh alkohol setelah menggelar pesta gila di mansionnya.
Seluruh maid ia liburkan selama satu pekan selagi adiknya Verone sedang tidak di rumah beberapa hari, pikirnya begitu.