Rayuan Gulfar, Sang Pangeran Jin Tampan

332 18 8
                                    

Swingg.. Swingg.. Angin yang berhembus sepoi seolah ingin ikut mengantarkan Miranti ke langit biru. Hahaha..! Haha..! Tawa lepas gadis 21 tahun-an bergaun kuning panjang motif bunga melati yang sedang bermain ayunan itu memecah suasana hening di sekitar. Tawa yang menyiratkan kesenangan itu membuat kedua orang tuanya yang melihat dari jendela merasa lega. Sudah hampir setahun ini putri semata wayang mereka selalu bermuram durja sejak kematian kekasihnya akibat kecelakaan motor dalam perjalanan melamarnya. Namun, sejak beberapa minggu ini Miranti selalu terlihat ceria dan bahagia bermain ayunan di belakang rumah mereka. Kedua orang tua Miranti pun menyangka bahwa anak kesayangan mereka sudah jatuh cinta lagi. Ya! Seluruh gelagat Miranti menunjukkan bahwa dia memang sedang bahagia, sedang kasmaran! Setiap hari selalu dilewatkannya dengan tersenyum, pergi ke belakang dan bermain ayunan. Lama-lama orang tua Miranti pun menaruh curiga tentang kebiasaan anaknya itu. Apa yang sebenarnya Miranti lakukan di pekarangan belakang rumah? Mereka tidak pernah melihat ada satu orang pun yang dijumpai Miranti disana.

"Hahaha.. haha.." tawa Miranti terdengar lagi. "Ibu mau coba cek kesana dulu ya Pak, siapa tahu kali ini Ibu bisa jumpa sama temannya Miranti yang belum pernah kita lihat itu," ujar Bu Yana. "Ya sudah Buk, kalau jumpa nanti segera panggil Bapak, Bapak mau negur, sudah selama ini kok nggak pernah masuk ke rumah, nggak sopan! sambung Pak Wiyoko agak marah. Bu Yana pun pergi menuju halaman belakang dengan gerakan ala-ala detektif James Bond untuk menguntit siapa sebenarnya teman anaknya menghabiskan waktu selama ini. Horden putih berenda itu sedikit terbuka karena jemari Bu Yana tidak mau membukanya lebar-lebar, takut dilihat Miranti. Dari jauh tampak Miranti sedang tertawa cekikikan, seperti ada yang mengayunnya dari belakang, tapi orang itu tidak kasat mata! Bu Yana masih melanjutkan penyelidikannya.

" Miranti sayang, apa kamu tidak jenuh kita terus bertemu disini dan bermain ayunan seperti anak-anak? tanya Gulfar. "Kenapa? kamu sudah bosan bertemu denganku dan ingin meninggalkanku? tanya Miranti balik. "Bukan begitu, jawab Gulfar merenung jauh. " Aku ingin menikahimu.. tapi apa kau mau ikut denganku dan tinggal di duniaku? tanya Gulfar serius. Miranti terdiam, sebenarnya dia sangat senang, tapi memikirkan Ibu dan Bapaknya yang nanti akan sendirian karena kehilangan dirinya membuatnya merasa iba. "Ada apa Miranti? " Kau tampak ragu-ragu, apa kau sudah memiliki seseorang yang mampu membuatmu lebih bahagia di dunia nyata? Gulfar mulai cemas. "Tidak Gulfar, aku hanya memikirkan apa yang akan terjadi pada orang tuaku nantinya jika aku memilih bersamamu. "Oh, jika soal itu kau tenang saja kekasihku, aku bisa memperlihatkan wujudku di depan mereka dan mereka akan berpikir bahwa aku manusia biasa," terang Gulfar. "Aku tidak mau menipu orang tuaku Gulfar, kita harus menemukan cara lain.. sambung Miranti. "Aku mau masuk dulu. "Besok kita berjumpa lagi, aku harap kau memikirkannya, tatap Miranti penuh harap.

Miranti melangkah masuk ke kamarnya dengan agak terburu-buru dan berpikir keras. Sebenarnya ada sedikit rasa takut menghantuinya ketika Gulfar mengajaknya menikah. Ya bagaimana tidak, jika dia menerima ajakan kekasih jinnya itu maka dia tidak akan pernah kembali ke dunia nyata dan akan tinggal selamanya di alam jin. Walaupun Miranti mencintai Gulfar, namun rasa cinta kepada orang tuanya jauh lebih besar, Miranti tidak ingin meninggalkan mereka.

Tok! Tok! Tok! pintu kamar diketuk. "Masuk, ucap Miranti. Bu Yana masuk dan duduk di sebelahnya. "Miranti Ibu mau tanya, sebenarnya siapa yang selama ini menemani kamu di pekarangan belakang sambil main ayunan? tanya Bu Yana serius. "Kenapa kamu tidak pernah mengenalkannya sama Bapak Ibumu ini nak? tanya Bu Yana lagi sambil mengelus kepala Miranti. Miranti tidak tahu harus berkata apa. Pikirannya sedang kacau. Dia semakin yakin untuk tidak menikah dengan Gulfar karena tidak tega meninggalkan orang tuanya. Tapi.. apa alasannya nanti untuk menolak jin yang dicintainya itu? .... Terlebih lagi bagaimana nanti jika Gulfar meninggalkannya dan membuatnya merasa kesepian lagi? Perasaan Miranti berkecamuk.

"Hiks.. hiks.. tangis Miranti pecah dipelukan wanita 40 tahunan itu. Dia tidak tahan lagi menahan beban ini sendirian. Dia merasa tidak sampai hati mengecewakan Gulfar ataupun orang tuanya. Akhirnya Miranti pun menceritakan semuanya pada Ibunya, dari awal pertemuannya dengan jin tampan bernama Gulfar sampai keinginannya untuk menikahi dirinya. Bu Yana sangat terkejut. "Tidak anakku! "Kamu tidak boleh menikahi makhluk beda alam seperti itu, itu dilarang dalam agama! "Mulai sekarang kamu tidak boleh keluar dari kamar! "Bapak dan Ibu akan melindungimu dan memanggil ustadz besok untuk ruqiyah kamu supaya dijauhkan dari jin itu! Bu Yana pun bergegas pergi melapor kepada suaminya Pak Wiyoko sambil mengunci pintu kamar Miranti. Mereka tak pernah tahu bahwa ada sosok yang sangat obsesif sedang  merencanakan sesuatu  malam itu dan akan menjadi malam terakhir bagi Miranti ada didunia ini.

Esoknya Pak Ustadz datang ke rumah Miranti. Dengan ditemani Bu Yana dan Pak Wiyoko, mereka memasuki kamar gadis berambut panjang sepinggang itu dengan hati-hati. Namun mereka tidak menemukan siapapun. "Mana Miranti Pak? tanya Bu Yana pada Pak Ustadz dengan ekspresi shock bukan main. Pak Ustadz kemudian mencari jejak gadis hilang tersebut dengan mengecek kondisi kamar dan membaca ayat-ayat suci untuk menemukannya. "Pak, Buk, sepertinya Miranti telah diculik ke alam jin, ucap Pak Ustadz. "Apa?! Bagaimana bisa Pak Ustadz? tanya Pak Wiyoko. "Sosok jin yang bernama Gulfar itu sangat mencintai putri anda, dan sepertinya putri anda juga begitu, sambung Pak Ustadz lagi. "Lalu apa yang harus kita lakukan Pak Ustadz? Pak Wiyoko tidak sabar ingin segera beraksi menyelamatkan putri tunggalnya itu. "Tolong selamatkan putri kami, Pak Ustadz, hiks hiks.. butiran air mata tak terbendung mengalir deras di pipi Bu Yana. "Baiklah, saya akan mencoba menjemput Miranti ke alam jin tempat Gulfar membawanya, jawab Pak Ustadz. Dengan melakukan ilmu merogo sukmo (ilmu yang bisa memisahkan ruh dan badan), jiwa Pak Ustadz berkelana mencari jejak Miranti. Mulai dari pekarangan belakang tempat ayunan favoritnya, Pak Ustadz melihat sesuatu yang janggal. Ayunan itu seketika berubah dari yang tadinya warna coklat berubah menjadi merah darah. Pak Ustadz mengikuti jejak darah tersebut dan sampailah dia disuatu tempat bertuliskan "WENTIRA". Dengan raganya yang masih melayang-layang Pak Ustadz dapat memasuki gerbang Wentira karena ilmu kebatinannya yang kuat. Disana dia melihat sebuah pesta pernikahan mewah ala kerajaan dan wajah Miranti! Miranti adalah pengantinnya, tampak Gulfar tersenyum bahagia memegang tangan Miranti sebagai isterinya. "Miranti! teriak Pak Ustadz. Miranti menoleh ke arah Pak Ustadz, namun Gulfar segera menariknya ke dalam istana jin. Pak Ustadz mengejar mereka dan membaca ayat-ayat Al-qur'an yang membantunya untuk membuat Miranti sedikit tersadar. " "Nak Miranti, ayo pulang keduniamu, orang tuamu sedang bersedih bersusah payah disana untuk menemukanmu, ajak Pak Ustadz. "Tidak bisa Pak Ustadz, aku sudah menikah dan memiliki suami disini, ujar Miranti agak murung. "Gulfar tidak menculikku, akulah yang memintanya untuk membawaku, sambungnya lagi. " Jangan terperdaya dengan rayuan jin nak Miranti! "Ayo ikut Pak Ustadz pulang! Dengan mengeluarkan ilmunya, Pak Ustadz berusaha membawa kembali Miranti ke dunia manusia. Namun nihil, seseorang yang sudah terlanjur menikah dengan jin tidak akan bisa lagi kembali ke dunia nyata.

Mata yang sudah keriput itu perlahan terbuka dengan keringat yang berkejar-kejaran di wajah Pak Ustadz. "Pak Ustadz! Bagaimana Miranti?" Apa dia baik-baik saja? " tanya Bu Yana cemas tak karuan. " Dia sudah menikah di alam jin, Pak Buk, saya melihatnya sendiri, saya sudah membujuknya untuk ikut kembali kesini, namun dia sepertinya memilih untuk patuh pada suami jinnya. "Apa kami tidak akan pernah melihatnya Pak ustadz? Bu Yana tidak berhenti bertanya. "Sepertinya begitu, maafkan saya, sambung Pak ustadz. Mendengar hal tersebut seketika Pak Wiyoko mendadak terkena serangan jantung sampai meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. 

Bu Yana yang tinggal sendiri di rumah itu semakin lama semakin frustasi dan akhirnya bunuh diri, berharap bisa bertemu kembali dengan Pak Wiyoko dan anak kesanyangannya Miranti, walau dalam bentuk arwah sekalipun. Kesepian, kesendirian dan kerinduan yang terus mencuat-cuat dari dalam hatinya kepada keluarga kecilnya itulah yang membuat Bu Yana membunuh dirinya sendiri untuk dapat bertemu mereka lagi, orang-orang yang sangat disayanginya.

Palu, 24 November 1994

METRO NEWS

"Seorang janda pensiunan pegawai negeri ditemukan tewas gantung diri dikediamannya sendiri"

--------------------------------------------
HAI SEMUANYA!! WELCOME!! WELCOME!! AKU HARAP KALIAN SUKA PART PROLOG INI KARENA NANTINYA AKAN BERHUBUNGAN KE CERITA-CERITA BERIKUTNYA YANG AKAN MENGANTARKAN KALIAN MENGAMATI KISAH-KASIH (BUKAN DI SEKOLAH) ANTARA JIN DAN MANUSIA YANG AKU JAMIN BAKAL BIKIN BAPER SEKALIGUS MERINDING HEHEE.. DITUNGGU VOTE DAN KOMENNYA YAA BIAR TAMBAH SEMANGAT UPDATE😄😄

Mencari Jodoh Di Kota Ghaib WentiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang