Tutt... tutt.. Nada yang sama. Sudah sekitar setengah jam berlalu. Mata Hasima masih berkutat memandangi handphonenya, berharap emak dari kampung mengangkat panggilannya. Maysarah dan Azreeta juga masih menunggu dengan cemas. Mereka benar-benar berharap tidak ada hal buruk yang terjadi pada orang tua Hasima. Sejak kejadian semalam mereka seakan diselimuti perasaan yang sama, yaitu ketakutan.
" Halo ndok.. uhukk.. terdengar suara Emak dari seberang.
"Emak? Emak dari mana aja kok dari tadi ndak diangkat? Tanya Hasima.
"Emak lagi ndak sehat ndok, makanya ndak sempat liat-liat handphone, ujar Emak.
"Emak dari semalam di kampung kan? Ndak kemana-mana? Tanya Hasima lagi dengan nada serius.
"Ya ndaklah ndok, mana ada uang buat ke kota, makan disini aja susah. Gimana keadaan kamu? Syukur-syukur kamu ndak kenapa-kenapa toh sekarang? Uhuukk.. batuk Emak terdengar lebih keras.
"Sima udah sembuh Mak, Emak ndak perlu susah-susah datang buat jenguk. "Yang penting sekarang Emak rajin minum obat ya biar cepat sembuh. "Sekarang Emak istirahat ya, suruh Faiz aja yang ngerjakan semua.
"Iya ndok, kamu juga jaga kesehatan ya, kalau kamu sakit lagi ntar ndak enak, jadi ngerepotin orang.
"Iya Mak, Assalamualaikum.
"Waalaikumussalam.
"Kamu semua pada denger kan tadi? "Emak aku nggak pernah datang kesini.
"Sumpah Sim, kita nggak bohong, Maysarah saksi hidupnya, kata Azreeta.
"Terus maksud kamu Emak aku yang bohong? Tanya Hasima kecut.
"Ya nggak juga, tapi yang kita bilang itu beneran real, bukan hoax, sambung Maysarah.
"Hoahemm terserah kalian aja deh, dasar berdua hobinya ngarang, tatap Hasima sinis. Dia berpikir kalau kedua temannya itu bermaksud mengerjainya dengan cerita palsu. Hasima merasa membutuhkan lebih banyak tenaga karena baru saja sembuh dari sakit. Diapun melangkah ke dapur untuk membuat teh manis panas. Di wastafel dia melihat dua cangkir teh bekas tamu yang masih utuh, kelihatan belum diminum, dan belum dicuci. Jleb! Hasima menelan ludah. Tiba-tiba dia memikirkan kata-kata Maysarah dan Azreeta lagi. Seketika dia berlari ke ruang tamu untuk menemui mereka.
"May! Zreet! Aku sekarang percaya apa yang kalian alami semalam! Dua cangkir teh bekas tamu yang nggak habis diminum! Itu punya mereka kan..? Tanya Hasima tanpa ragu.
"Akhirnya kamu ngerti juga kalau semalam kita kedatangan tamu hantu, ujar Maysarah. "Tapi kok dia niruin Ibu kamu sih Sim? Tanya Azreeta. "Aku juga nggak tau, tapi kayaknya semua ini ada kaitannya sama ritual yang pernah aku lakukan di kampung waktu libur semester tahun lalu.
"Ritual apa? Tanya Azreeta penasaran.
"Ritual buang sial, he he..
"Ih, berani banget kamu main gituan. "Tapi emang berhasil? Azreeta semakin kepo.
"Nggak. "Aku nggak sanggup. "Kata Mbahnya kalau gagal jin yang seharusnya bantu bakalan nempelin terus. "Waktu itu aku sama sekali nggak percaya sama si Mbah, tapi sekarang aku rasa Mbah itu nggak main-main, Hasima menjelaskan dengan raut murung.
"Jangan-jangan kamu sakit juga gara-gara ketempelan jin ya? Tanya Maysarah.
"Aku nggak tau pasti, tapi sebelum sakit, terlalu banyak kejadian aneh yang bikin aku shock. Hasima pun mulai menceritakan pengalamannya mulai dari kejadian di pernikahan Yuri, Foto bersama Milan yang tak pernah ada sampai Arkana yang mengantarnya pulang padahal orang yang sebenarnya sedang kritis di rumah sakit.
"Apaaaa!!" "Pantas aja kamu nggak sadar-sadar selama tiga hari! Maysarah dan Azreeta terkejut bareng. "Sial banget sih nasib kamu, nggak heran kamu nyoba ritual begituan. "Tapi Sim, kenapa kamu nggak jumpai Mbah itu lagi? "Minta dihilangkan jinnya, Tanya Maysarah.
"Kamu pikir aku nggak mikirin itu? "Sayangnya Mbahnya udah keburu mati, sambung Hasima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Jodoh Di Kota Ghaib Wentira
HorreurWentira adalah suatu kota ghaib dengan peradaban canggih yang terletak di pedalaman hutan Sulawesi Tengah. Konon katanya para penduduk Wentira berwajah tampan dan cantik, sampai-sampai banyak manusia yang jatuh cinta dan bahkan menikah dengan mereka...