Berakhir...

47K 2K 64
                                    

Happy readiiiing.....
Mj buat panjangan dikit di part ini.
Semoga feelnya dapet yah......
Nggak bosan-bosan nagih vote dan koment dari kalian.....
________________

"Kenapa kau lama sekali!" ucap Lyn setengah kesal. Alden yang baru saja mendudukan dirinya di sofa hanya diam, malas untuk menjawab ocehan tak penting dari Lyn.

"Bagaimana Ar, kau sudah melupakan Adelia?" alih-alih bicara dengan Lyn, Alden lebih memilih berbicara dengan Arvie.

"Ya sudah seharusnya, terimakasih kalian sudah mau menjengukku." jawab Arvie sekenanya. Jika boleh jujur dia tidak pernah bisa melupakan gadis idamannnya tersebut. Apalagi mengingat gadis itu bagai matahari untuknya kala semua gelap tanap secercah cahaya, kini tidak ada lagi matahari untuknya, tidak ada lagi senyuman dari gadis itu yang memabukannya. Kini hilang bagai ditelan gelapnya sang nestapa.

Gadisnya lebih memilih pria lain saat tak bersamanya.

Flashback on

Arvie tengah menghisap tembakau yang telah tergulung dalam-dalam, mengeluarkan asapnya dengan wajah cerah walaupun ditutup asap dan keremangan klub.

Tanganya ikut terketuk dimeja bar menikmati lagu Dj yang dihidupkan. Matanya juga turut bergerak liar menyorot seluruh sisi klub tersebut. Namun pandangannya terfokus pada satu titik yang sangat ia kenal, pastinya orang yang dicintainya juga, yakni dua orang yang sedang tertawa mesra dan naas mereka juga melakukan ciuman panas diatas dance floor. Arvie mengeraskan rahangnya, tangannya mengepal tanda akan kemarahan, ia bangkit untuk menggrebek gadisnya yang sedang selingkuh dengan pria lain.

Dengan mantap kaki panjangnya melangkah lebar kearah dimana kedua insan tersebut sedang melakukan ciuman panas yang sangat intim sekali. Namun belum sempat ia menangkap mereka tiga orang wanita menyeretnya dengan mesra ke sofa kosong jauh dari dance floor. Mereka menggeriyangi tubuh Arvie saat pria itu setengah berbaring disofa.

"Aku yakin kau membutuhkan ini." ucap salah seorang dari mereka dan menyodorkan gelas berisi coktail. Arvie menyambar minuman tersebut dengan cepat, membuat tiga wanita bersamanya memekik kesenangan. Sampai kesadarannya hampir menghilang karena terlalu banyak minum, bahkan ia tak sadar apa yang sedang ia bicarakan dan lakukan. Saat ketiga wanita itu hendak membawanya, Ana datang langsung menarik lengan Arvie, dan mengendus tubuh Arvie. Tentu saja ketiga wanita itu sangat kesal acara mereka terganggu oleh gadis aneh yang sempat mereka tertawakan sebelumnya.

Tanpa mereka duga Ana juga membawa Arvie dari sana tepatnya membawa keluar dari klub, ketiga wanita tersebut mendecak kesal dan merutuki Ana dengan berbagai kutukan.

Flashback off.

*****

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

"Maaf Tuan menganggu, saya hanya ingin membacakan jadwal Anda hari ini." ucap sekretaris Alden dengan sopan.

"Silahkan."

"Jam sembilan pagi Anda ada pertemuan dengan pak Adikasa di hotel Starlight, lalu jam dua belas Anda ada acara makan siang bersama pak Samuel, jam tiga sore ada rapat bersama karyawan, jam lima sore ada pertemuan bersama investor hotel yang di Bali, selanjutnya Tuan mempunyai waktu istirahat sampai jam tujuh malam." ucap Mira sang sekretaris.

ALANA and The Baby Twins | End✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang