T I G A

234 24 43
                                    

"Nay, lo pulang bareng gue aja ya" rengek Bara di hadapan Naya

"Nggak ah, gue...enggg gue dijemput" Naya berusaha meyakinkan pemuda itu

"Yaudah, gue tunggu sampai lo dijemput"

"Bar, lo kan ada pertandingan basket. Mending lo pulang, istirahat deh"

"Tapi Nayy..."

"Gue bisa sendiri Bar"

"Oke gue tinggal, tapi kalo ada apa-apa lo telpon gue ya!"

"Iya!"

Ragu-ragu Bara melajukan motornya meninggalkan Naya yang berada di gerbang sekolah

"Huftt.." Naya menghela nafas lega, Bara sudah pergi

"Triingg" merasa handphonenya berbunyi, Naya merogoh saku seragamnya, mengambil benda pipih itu

Ada pesan masuk. "Mirae?" gumamnya dengan alis bertautan

 "Mirae?" gumamnya dengan alis bertautan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hahh.." Naya memutuskan untuk menunggu di halte bus

Mirae memang selalu seenaknya sendiri

             ***

"Mir, tadi lo kemana aja sih?" ucap Bunga kepo

"Jangan bahas itu ah, buat mood gue ancur tau gak"

"Pasti Naya ya?" Mirae hanya menjawab dengan gumaman

"Bukannya lo tadi nyuruh Naya nunggu di depan sekolah ya? terus mau lo jemput" jujur Nada

"Lo percaya?" tanya Mirae

"Iya" ucapnya polos

"Geblek! gak mungkin lah gue jemput tu orang!!" ketus Mirae

"ohh..."

              ***

Langit mulai gelap, matahari hendak tenggelam. Naya masih berdiri di depan halte bus.Hampir 3 jam dia menunggu Mirae yang tak kunjung datang

Tiba-tiba dari arah gerbang, ada suara mobil yang melaju.Gadis itu memastikan apakah itu orang atau bukan

"Ah, ternyata itu Langit. Tak heran jika dia belum pulang jam segini---karena dia seorang ketos. Pasti sibuk" pikirnya

Tetapi tanpa disadari, mobil itu berhenti di depannya

"Naya"
"Kok lo sendiri?"

"Engg.. gueee..." Naya berusaha mencari alasan

"Ini udah mau gelap"

"Gue gak buta ya!!" tandas Naya ketus

"Mau gue anter pulang?" tawarnya dengan wajah yang masih berada di sela jendela mobil yang dia buka setengah

"Makasii, tapi gue masih nungg.."

"Selena? gak akan dateng" potong Langit cepat

Naya mengangkat sebelah alisnya; bagaimana Langit tau?
Seperti mengerti pikiran Naya, pemuda itu kembali bicara

"Ck, lo itu dikerjain Selena, dia gak bakal jemput lo!"

"Tapii..."

"Masuk!" titahnya mutlak

Ragu-ragu gadis itu memasuki mobil langit

Hening. Selama perjalanan baik Naya maupun Langit tak ada yang membuka suara hingga mereka tiba di depan rumah Naya

"Eh, gue tadi kan gak.."

"Gue udah pernah anter Selena pulang, jadi gue tau rumah lo"

Lagi-lagi Naya menautkan alisnya. Sepertinya Langit bisa membaca pikiran orang, atau sebenarnya dia bukan manusia?

Buru-buru ia mengenyahkan pikiran itu. Langit sudah baik padanya

"Makasih Lang" ucap Naya keluar dari mobil
Tanpa menjawab, Langit langsung menyuarakan mobilnya, pergi

Dengan langkah gontai Naya memasuki rumah. Terlihat wanita paruh baya yang masih menggunakan jas putih khas dokter, berdiri di depan pintu

"Naya, kamu darimana aja sayang? kenapa baru pulang?" ucapnya khawatir

"Pasti abis jalan ama om om dulu tuh Bun!" Mirae yang tersenyum penuh kemenangan menghampiri mereka

Seketika wanita itu melotot mendengar ucapan anaknya

"Kamu kalo ngomong suka nggak disaring ya!" omel Mira pada Mirae

"Naya, ga usah peduliin Mirae ya? sekarang mending kamu mandi, makan, terus minum obat.Kamu belum minum obat kan?"

Naya yang sedari tadi diam, hanya mengangguk lesu. Ternyata Langit benar, Mirae hanya mengerjainya, seharusnya dia tidak menunggu gadis itu sampai petang

"GADIS BODOH!" pikirnya

             ***

Naya berdiri di penghujung anak tangga. Matanya tertuju pada sebuah keluarga bahagia yang berada di meja makan. Pemandangan yang selalu sukses menusuk hatinya, kalau boleh jujur Naya iri, mungkin iya mereka telah menganggap Naya bagian dari keluarganya, tapi nyatanya dia tak pernah didalam sana dan Naya sadar akan hal itu

"Naya? ngapain ngelamun disitu, ayo sini makan" ucap Yudha yang menyadari kehadiran Naya

Gadis itu tersenyum kikuk lalu ikut bergabung di meja makan

Benda kaca yang bergesekan dengan alumunium menyisakan sepi. Semua orang fokus dengan makanannya masing masing

Hingga Yudha membuka suara "Naya, gimana sekolah kamu?"

Naya mengangkat keplanya menatap Yudha
"baik Om" ucap Naya datar

"Ga ada yang ganggu kamu kan? atau jangan-jangan..."

"Hukk-hukk.. Bun makanannya ada cicaknya uhukk uhukk" Mirae menimbrung tak suka

"Ada-ada aja kamu, mana ada cicak di makanan"

Mira dan Yudha pun tertawa melihat tingkah anaknya yang tak pernah berubah

"Iya bund, aku beneaan"

Tawa mereka sirna digantikan oleh tatapan panik

"Beneran boong maksudnya" lanjut Mirae tertawa

Acara makan malam pun diisi dengan gelak tawa bahagia keluarga itu

Hingga mereka tak sadar bahwa ada gadis yang terluka menyaksikannya

Naya tau, dia hanyalah pemeran pengganti. Dari awal hingga saat ini dia bahkan tidak memiliki perannya sendiri dan seberapa banyak usaha yang keluarga itu berikan untuk mengobati lukanya maka, semakin banyak juga duri yang tertancap di dalam sana

----------About Time---------

Happy Reading!!🎉😉

Hai readers terimakasih udah baca about time sampai part 3

tapi kita mau minta tolong nih sama kaliann😁 tolong support cerita kami yaa dengan cara vote cerita ini

kita percaya kalian adalah readers yg baik *eakk

readers yg baik adalah readers yg menghargai penulis

maka dari itu tolong hargai kami dengan meninggalkan jejak😉

Kita juga minta saran nih dari kalian. Jngan segan-segan kasih saran ke kita yakk😃

ooo iyaa, karena 1minggu ke depan author mau UAS jadi maaf, ga update dulu😢😭
doakan kami ya😇

see you next part👋

Ketjchup manja,
CANALAA💋

About TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang