MENEMUKAN

47 2 0
                                    

Shani masuk ke dalam perpustakaan. Bukan perpustakaan universitas, melainkan perpustakaan fakultas. Perpustakaan itu bercat putih, dengan banyak deretan tiang. Di beberapa bagian berwarna hijau, terutama di tengah ruangan, sedangkan sisanya mengikuti warna gedungnya, yaitu putih. Di tiang-tiang tersebut ada tulisan yang menjelaskan tentang buku apa saja yang terdapat di bawahnya. Shani tanpa pikir panjang langsung menuju ke tiang bertuliskan "Marketing Communication". Dia berdiri di depan tiang tersebut. Dan akhirnya menyibak-nyibak deretan buku yang terpajang. Setelah melihat-lihat deretan rak atas, Shani tidak menemukan buku yang sesuai. Kebanyakan hanya buku teoritis. Shani kemudian membungkuk mencari dua rak di bawah. Akhirnya ada dua buku yang menarik perhatiannya. Dia memang membutuhkan buku yang lebih praktikal dan memuat banyak contoh produk. Dia ambil satu buku tentang Integrated Marketing Communication (IMC), dan satu lagi buku tentang brand longetivity.

Dia memutuskan membaca dulu tentang IMC. Langsung lompat ke bagian rebranding. Di situ dijelaskan bahwa IMC adalah faktor terpenting keberhasilan dalam rebranding produk. Dengan langkah-langkah yang sudah tersusun rapi dengan konsep 4P yaitu Product, Price, Place, dan Promotion. Shani kemudian tertegun. Secepat kilat dia sadar bahwa dia salah urutan dalam membaca buku yang dipilihnya.

"Ah, salah aku. Yang harus aku baca tentang brand dulu, bukan strategi memasarkannya."

Dia kemudian membuka buku tentang brand longetivity atau keberlangsungan kelanggengan sebuah merek. Dia akhirnya tenggelam dalam buku tersebut. Membaca, membaca, dan membaca. Setelah kurang lebih setengah jam, Shani berhenti. Dia mulai memikirkan sesuatu.

"Jadi, tahapan rebranding produk dimulai dari analisis. Mmm... misal survey pasar, target pasar, dan juga review nilai brand sebelumnya... Oke."

Shani kemudian membaca kembali.

"Kemudian... setelah itu... positioning brand, visual brand, dan... tagline."

Shani berhenti sejenak. Dia teringat sesuatu. Tagline. Cepat-cepat Shani melanjutkan membacanya dengan tidak sabar. Dia kemudian tersenyum lebar.

"Tagline! Tagline! Ada caranya untuk membuat tagline!". Shani kegirangan. Dia segera membaca buku itu kembali. Kembali tenggelam dalam bukunya, tetapi kali ini lebih dalam dan sangat hati-hati diperhatikan.

"Ah! Aku tau sekarang."

Diambilnya laptop dari tas. Tapi sedetik kemudian dia masukkan lagi.

"Enggak. Ga disini bikinnya. Aku harus ke suatu tempat." Shani berubah pikiran dari yang semula ingin mengerjakan konsep tagline sousenkyo-nya di dalam perpustakaan menjadi ke sebuah tempat. Tempat itu adalah theater JKT48.

Lalu, bagaimana tugasnya? Tampaknya Shani sedang masa bodoh dengan itu. Sousenkyo jauh lebih penting.

GLORY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang