GENERASI TIGA

43 4 0
                                    

Shani menyeka keringatnya. Panasnya Jakarta hari itu sungguh melampaui batas. Meski masih pagi, matahari tampaknya lebih rajin untuk bangun daripada siapapun. Dia sekarang sedang menunggu seorang teman, sesama rekan satu timnya, Gracia. Mereka sudah janjian ketemu untuk lari pagi di area Car Free Day. Shani yang belum menggerakkan badan sedikitpun sudah merasa lelah karena panas yang menyengat. Dia melihat sekeliling, di depannya ada beberapa penjual minuman botol yang seolah memanggil tenggorokannya untuk dialiri air. Shani yang memang sudah haus meski belum memulai berolahraga memutuskan untuk melenyapkan sedikit uangnya demi air minum. Dia membeli 2 buah minuman, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk Gracia. Setelah membeli, Shani akhirnya memilih menyerah sejenak pada panas dan masuk ke dalam Fx mall. Fx ini unik, di Minggu pagi meski banyak tenant yang masih tutup tapi mall nya sendiri sudah buka. Mungkin karena di hari itu ada CFD, sehingga bisa menjadi tujuan para pelaku CFD agar mampir ke dalam untuk sekedar beristirahat dan mandi.

Shani masuk, dan memilih berdiri di samping lift. Di situ tidak banyak orang, dia agak malas kalau tiba-tiba harus ketemu fans saat dirinya sedang berkeringat ditambah rambut yang lepek. Belum kalau nanti fans nya malah ngajak ngobrol, dia sedang tidak ingin bermanis-manis ria seperti yang biasa dilakukannya saat melayani tangan penggemar untuk bersalaman atau saat dia mengirimkan sinar matanya ke arah bangku deretan pertama ketika pertunjukan theater.

Lama sekali Gracia, batin Shani. Shani menghela napas dan memutuskan menelponnya.

"Gre!"

"Ci, Shaniii. Bentar bentar. Bentar lagi sampe." Gracia panik, tidak tahu Shani bisa sedikit membentaknya.

"Cepet, dong. Kamu naik apa sih?" Shani makin tidak sabar.

"Biasa, naik gocar ini. Masih muter dulu, kan ga bisa langsung ke jalan raya." Gracia mencoba menjelaskan yang pada akhirnya percuma. Shani menutup teleponnya.

Yah, Ci Shani. Baru juga telat setengah jam.


Gracia akhirnya datang. Sudah pukul 9 pagi. Dia segera memberi tahu Shani bahwa dia sudah sampai.

Ci, aku udh sampe. Ci Shan dmn?

Chat itu dikirim Gracia dengan tergesa-gesa. Dalam hitungan detik balasan datang.

Dlm fx. ke dlm aja. aku di theater.

Gracia bingung. Ngapain dia ke theater, gumamnya. Jam segini ada orang emang?

Gracia pun naik ke atas ke lantai F4 dan kemudian dia langsung menuju pintu samping theater di sebelah lift. Ternyata tidak terkunci. Gracia merasa aneh, meskipun kemudian dia tetap masuk. Shani ternyata memang di dalam. Di sana pun sudah ada beberapa staff dan member yang akan perform di show 1.

"Pagi amat pada dateng," sapa Gracia. Baru kemudian dia tersadar ada Shani di situ dan langsung menghampiri.

"Ciii, sori bangeet telat. Marah ya?" Gracia mengiba.

"Tadi marahnya. Sekarang udah enggak. Untung ada orang di dalem ga bosen nungguin kamu di bawah, mana panas tadi. Banget." Shani seolah tidak ingin melepaskan satu kata pun untuk menjawab Gracia.

"Iya, iya Ci. Maaf yaaa. Terus sekarang gimana? Mau ke bawah ga? Lari pagi?"

"Panas, Gre. Beneran deh. Di sini aja lah ngobrol sama yang lain."

Gracia kemudian memandang sekeliling. Ada dua member Tim T disana. Staf yang tadi ada sedang keluar untuk membeli makanan. Mereka datang lebih awal hanya karena tidak ada kerjaan di rumah, sekalian CFD katanya.

"Kak Gre mau minum ga?" ada seorang member bernama Celine menyapa.

"Eh Celine. Minum apaan emang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GLORY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang