2. Laki-laki Misterius

171 17 0
                                    

Embun pagi menetes pada daun hijau menandakan hari sudah mulai terawali lagi. Hari telah berganti, berharap hari ini lebih baik dari hari kemarin. Mentari pagi bersinar menyinari sebagian bumi, menghangatkan setiap makhluk hidup yang ada. Seorang gadis bersurai merah muda berjalan santai menuju ruang perpustakaan yang sudah sangat ia hapal di luar kepala.

Kaki kecilnya melangkah ringan. Di tangannya terdapat dua buku paket yang lumayan tebal dan tua. Mata emeraldnya menatap lurus kedepan, sesekali menjelajah kecil kesekitarnya yang terdapat beberapa murid yang bersantai. Ada yang membaca buku di taman bersama, ada yang bersenda gurau, ada yang mengerjakan tugas, ada yang bermain musik, dan sebagainya.

Sakura menatap acuh orang-orang disekitarnya. Tidak ada niat sedikitpun terlintas untuk bergabung bersama orang-orang disekitarnya, entah itu hanya sekedar mengobrol ataupun hanya sekedar menyapa. Untuk apa? Toh tidak ada urusannya dengan Sakura.

"Sakuraaaa"

Tiba-tiba dari arah belakang seorang memanggil namanya dengan cukup keras, membuat Sakura menolehkan kepalanya ke belakang memandang orang yang tadi meneriaki namanya. Dengan mata disipitkan, dilihatnya dari kejauhan seorang gadis mengenakan almamater hitam dan bersurai pirang berlari ke arahnya dengan membawa beberapa buku dalam pelukannya.

Dengan enggan, Sakura pun membalas sapaan Ino yang menggelegar, membuat berpuluh-puluh pasang mata menolehkan kepalanya ke arah Ino. Ino berhenti di hadapan Sakura dengan napas terengah, buku-buku tebalnya di jejalkan kearah Sakura dan ia membungkukkan tubuhnya dengan tangan yang bertumpu di atas lutut. Masih dengan napas yang tersegal-segal Ino menyunggingkan senyuman maafnya pada Sakura, sedangkan Sakura yang melihatnya hanya memutar kedua bola matanya.

Melihat tampang Sakura yang sepertinya repot, Ino segera mengambil buku-buku yang tadi ia titipkan pada Sakura.

"Maaf Sakudat, aku tadi meninggalkanmu," ucap Ino menyesal.

Sakura memandang Ino dengan alis yang berkerut samar, bibir tipisnya ia moncongkan ke depan, bertanda jika ia sedang kesal. Ah, bagaimana tidak kesal, Ino tiba-tiba saja menghilang saat mereka disuruh oleh guru Asuma membawakan buku tulis anak-anak sekelas, Ino tiba-tiba saja menghilang entah kemana. Dan akhirnya hanya Sakura yang membawa buku-buku yang jumlahnya puluhan ke kantor seorang diri. "Hm,"

"Ayolah Sakudat, tadi Sai-kun memanggilku jadi hehe kau tau sendirikan aku,"

"Yayaya bertemu pangeran berkuda putihmu lalu melupakan temanmu yang membawa buku berjumlah puluhan seorang diri. Ya, aku sangat amat memaklumi." Ucap Sakura sarkastik dan menghela napas berat lalu kembali meneruskan perjalanan ke perpustakaan.

Ino memberikan tanda piece dengan tangannya dan meringis meminta maaf. "Ngomong-ngomong, tadi aku sempat melihatmu berbicara dengan dia?" ucap Ino.

"Dia?"

Ino memutar bola matanya, "Uchiha Sasuke! Kau pikir siapa lagi yang berbicara denganmu tadi Haruno Sakura?" Ino menyenggol pelan pundak Sakura.

"Hanya perbincangan yang tidak penting! Tenang saja, tidak ada yang dihawatirkan, pig."

"Aku sedang tidak menghawatirkanmu jidat. Hanya saja"

"Hanya saja?"

"Aneh."

"Aneh?"

"Ya. Kau pikir dia pernah terlihat bersama dengan teman-temannya?"

Sakura mengerutkan keningnya, "Kurasa tidak, aku belum pernah melihat Uchiha itu bersama temannya," ucap Sakura. "Lalu apa hubungannya dengan anehmu itu pig?"

"Tentu saja, untuk apa tiba-tiba ia memdatangimu dan membantumu membawa buku jidat?"

"Mungkin ia hanya sekedar ingin membantu, mungkin." Sakura menggedikkan bahunya, "jangan berlebihan pig!"

MasqueradeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang