Sakura dan teman-temannya meningalkan atap dengan diselingi tawa. Yah tidak ada yang lebih menyenangkan bergosip dan bercanda tawa dengan sahabat, begitulah menurut mereka, terkecuali Sakura. Saat ini mereka berada di dalam kelas, sebenarnya ruangan ini tidak pantas disebut kelas. Tengoklah kedalam! Sobekan kertas berserakaran dilantai, para penghuni yang berada jauh dari kata tertib, bergosib, lari-larian, makan, tidur, sampai kegiatan yang tidak tedugapun ada.
Mereka memasuki kelas dan melangkah menuju tempat yang berada paling pojok yang ada di sudut ruangan. Masih. Kelas masih bising seperti biasa, walaupun bel tanda mulai pelajaran sudah berdenging dua kali, namun hal itu seakan menjadi angin lalu bangi para siswa maupun siswi yang ada di kelas tersebut.
Sakura mendudukan dirinya dengan nyaman ditempat duduknya dipaling pojok. Disampingnya terdapat Ino yang saat ini sedang sibuk berkutat dengan alat-alat make up lengkap yang dibawanya dari rumah. Mulai dari perias dasar seperti lipbalm, alat untuk menebalkan dan melentikkan bulu mata, pensil alis, serta alat untuk merah-merah dipipi. Di hadapan Ino, terdapat seorang gadis cantik bersurai coklat yang berasal dari Cina bernama Tenten. Sedangkan di sebelah Tenten dan dihadapan Sakura Terdapat Hinata yang saat ini sedang membaca buku komik yang telah menjadi langganannya.
Tidak mau ambil pusing, Sakura segera mengambil buku usang yang ia dapatkan dari perpustakaan sekolah lalu mulai membacanya. Buku itu bewarna coklat pudar, dengan ukiran-ukiran gambar ular yang mengeluarkan lidahnya di setiap sisi dari sampul buku itu, lalu dibagian tengahnya terdapat gambar sebuah kipas bewarna merah dan putih, tetapi, yang bewarna merah membentuk ukiran darah menetes sehingga mengenai sisi yang bewarna putih.
Sedangkan sampul buku itu sendiri terbuat dari kulit hewan yang dikeringkan. Sakura membaca buku usang tersebut dengan tenang. Ia telah terhanyut dalam buku bacaan yang tidak diketahui apakah yang ia baca adalah fanfiksi atau memang sejarah.
Angin berhembus sejuk menerpa tubuh Sakura. Mengibarkan helaian surai merah muda lembut pada diri Sakura. Sejuk. Desiran suara angin membuat tenang. Sakura menutup buku bacaannya yang sekitar enam puluh menit yang lalu ia baca. Memejamkan mata sejenak menikmati hembusan udara segar dipagi hari. Perlahan, matanya terbuka menampakkan hijau zamrud yang tadi bersembunyi di balik kelopak matanya.
Sakura menatap lagit jauh yang terbentang luas dibalik kaca jendela ruang kelasnya. Bibir tipisnya menyunggingkan seulas senyuman tulus nan cantik. Tatapan mata teduhnya menembus cakrawala, berlihatkan bertanda ia sedang menikmati suasana saat ini. Yah sampai sebuah suara masuk ketelinganya dan mengacaukan kegiatannya saat ini.
"ra!"
"ra"
"Sakuraaaaaaaaa." Terdengar suara yang lumayan memekakan telinga yang bersumber dari samping Sakura.
"Ck. Apasih?" ucap sakura yang merasa terganggu seraya memegangi telinganya yang berdenging sesaat.
"Sudah bel! Ayo kembali ke asrama!" ajak Ino.
"Pulang?"
"Iya. Kau terlalu banyak melamun. Apa yang kau pikirkan?" Tanya Ino seraya memutar bola matanya bosan.
Sakura mengerutkan dahi heran. Perasaan, tadi dia hanya membaca buku sebentar lalu melihat langit. Apa tadi ada guru yang masuk kelas dan memberikan pelajaran? Tapi mengapa ia tidak menyadarinya? Sakura merasa hari ini berjalan begitu cepat.
Sakura, Ino, Hinata, dan Tenten melangkahkan kakinya keluar kelas diiringi dengan canda dan tawa. Mereka melewati lorong-lorong yang cukup ;uas untuk dilewati oleh empat orang berjajar. Hampir lima puluh persen, bangunan tua ini hanya berisi lorong-lorong yang bagian kanan dan kirinya terdapat pintu-pintu ruangan. Disepanjang lorong ini hanya diterangi oleh obor besar yang masing-masing berjarak tiga meter.

KAMU SEDANG MEMBACA
Masquerade
FantasiApa yang terjadi memang sangat bertentangan dengan akal sehat. mengenai makhluk-makhluk yang hanya dalam dongeng pengantar tidur, atau kekuatan supranatural yang mugkin hanya ada dalam imajinasi. Kau tahu, mungkin terdengar aneh, tapi akan kubawa ka...