“Ah, syukurlah kita selamat.” Lelaki itu berujar lega sembari melepaskan tangannya dari lengan Ara.Napasnya terengah setelah berlari beberapa kilo meter. Ara pun mengalami hal yang sama. Gadis itu terengah diselingi batuk-batuk kecil. Ia meletakkan tangannya di lutut sambil mengatur napas.
“Apa kau baik-baik saja?” Lelaki itu bertanya.
“Apa yang kau inginkan?” Ara mendongak dan menatap lelaki tersebut.
“Hah?” Lelaki itu balas menatap Ara dengan bingung. “Aku baru saja menyelamatkanmu dari Vampir, Nona,” jawabnya, agak kesal.
“Apa?” Kali ini Ara yang menatapnya bingung.
“Menyelamatkanku? Dari Vampir? Maksudmu, kau manusia?”Lelaki itu mengernyitkan dahinya. Raut mukanya yang tampan terlihat lelah.
“Aku manusia? Kau juga manusia, kan?” Pertanyaannya terdengar bimbang.“Aku manusia,” jawab Ara. “Siapa kau?”
“Namaku Zach. Aku Hunter, pemburu vampir. Aku mengikuti kalian sejak kalian masuk ke hutan ini. Dan syukurlah, aku bisa menyelamatkanmu. Suatu keajaiban kau masih selamat setelah beberapa saat bersama Vampir.”
Ara melongo. Ia menatap sosok itu dengan cermat. Seorang lelaki berpakaian serba hitam dilengkapi baju rompi, semacam baju rompi anti peluru yang biasa dipakai anggota kepolisian, lengkap dengan beberapa senjata api di pinggang kanannya.
Beberapa belati juga tampak tertata di kantong yang juga berada melingkar di pinggang. Sebuah pistol kaki terselip di kantong yang melekat di paha kanan dan kiri, sementara tangannya kokoh menggenggam sebuah busur silang.
“Kau ... menyelamatkanku dari Vampir?” Ara kembali berujar tak percaya hingga membuat pemuda di hadapannya heran.
“Tentu saja, aku berusaha menyelamatkanmu dari Vampir. Kau pikir aku tadi sedang apa? Bermain tembak-tembakkan?” desisnya kesal.
Ara menegakkan tubuhnya dan memutar bola matanya frustrasi.
“Tunggu, ada kesalahpahaman di sini. Ceritanya panjang hingga aku bisa bersama vampir-vampir itu. Tapi yang jelas, aku tidak butuh diselamatkan. Maksudku, aku tidak dalam bahaya dan kau tak seharusnya menyelamatkanku dari sana! Maksudku ...” Ara terlihat bingung mengatur kata-kata. Sementara pemuda Hunter di hadapannya kembali melongo.
“Apa otakmu korslet? Apa kau amnesia? Apa kepalamu terantuk sesuatu? Kau berada di sana bersama makhluk pengisap darah dan kau mengatakan situasimu tak berbahaya? Aku berusaha menyelamatkanmu, Nona. Dan seharusnya kau berterima kasih padaku.” Pemuda bernama Zach itu terdengar makin kesal.
Ara mengangkat tangannya gemas.
“Oke, maksudku, terima kasih karena kau berusaha menyelamatkanku. Tapi, kondisiku benar-benar sedang tidak dalam bahaya. Mereka tidak akan menghabisiku, mereka tidak akan ...” Ia mengacak-acak rambutnya sendiri. “Yang jelas aku tidak butuh diselamatkan, titik!” Gadis itu berteriak.
“Sekarang, bawa aku kembali ke sana!”Rahang Zach ternganga.
“Apa kau gila?” desisnya tak percaya. “Kau manusia pertama yang menolak kuselamatkan dari Vampir.”“Karena ceritanya panjang. Aku tak punya waktu untuk mendongeng bagaimana awalnya aku bisa bersama Vampir-vampir itu. Tapi yang jelas, BAWA AKU KEMBALI KE SANA!”
“Tidak.” Zach menjawab singkat dan jelas.
Ara menggigit bibirnya kesal.
“Oke, aku ke sana sendiri.” Gadis itu berbalik, melangkahkan kaki sekenanya. Menerobos lebatnya hutan. Ia tak ingat sama sekali jalan ketika ia dibawa kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nephilim
FantasyArabelle, gadis biasa yang baru duduk di kelas 2 SMA dan telah menjadi yatim piatu sejak setahun yang lalu. Kedua orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan lalu lintas. Dengan hanya berbekal dana santunan dari pihak asuransi, selama ini ia hid...