Sherin

30 2 0
                                    

Tidak di kenal: "jangan ragu,pilih lah satu Truth or dare?"

Lagi-lagi pesan dari nomor tidak di kenal itu masuk lagi sherin semakin bingung dan bertanya kepada kedua sahabatnya

"Hmmm...duh lu di ajak main kali sama ni orang,mungkin dia anak bocah" pikir Liana,karna mereka semua tidak bisa mengetahui maksud dari pesan tersebut dan akhirnya Adelia meminta sherin untuk menanyakan siapa kah yang mengirim pesan tersebut.

  2 jam berlalu,menunggu balasan dari orang tak di kenal itu sudah lama sekali hingga membuat sherin bosan,ia sudah menaruh kepalanya di atas meja dengan tangan di lipat,"udah lah rin Biarin aja,dia iseng mungkin biasa orang gabut mah kan kaya gitu"suara Liana membuat sherin kaget dan langsung menegakkan tubuhnya,"tau udah lah Biarin aja,nunggu itu gak enak loh" ledek Adelia.
"Dih dasar bucin lo" sambung Liana, mereka pun tertawa bersamaan ketika mendengar kalimat yang di lontarkan untuk Adel dari Liana.

Jam menunjukkan tepat pukul 4 sore waktunya kami untuk pulang ke rumah,sherin berjalan menuju stasiun kereta api untuk pulang ke rumahnya.

Saat di stasiun,ia melihat laki-laki memakai seragam SMA yang sama dengannya lebih tepatnya seragam SMA gemilang. Sherin melihat laki-laki tersebut sedang tertidur dengan tangan di lipat di dada sambil menunggu kereta datang.

laki-laki tersebut pun bangun dari tidurnya dan melihat sherin yang sedang berdiri tak jauh dari bangku yang ia duduki. Tak lama sherin memutuskan untuk duduk di samping laki-laki tersebut,saat sherin liat wajahnya ternyata ia adalah alvan.

"eh lu yang namanya sherin ya?"tanya alvan cuek "emh..iya gua sherin,Lu alvan kan anak pindahan SMA Kumala?" Tanya sherin ragu-ragu, "iya gua alvan kita sekelas ko"jawab alvan sambil melihat sherin dari atas ke bawah ke atas lagi.

"Teng..tong..teng...tong...,mohon perhatian kereta jalur 2 segera sampai"
"Emh..gua duluan ya van kereta gua udah dateng tuh"kata sherin ragu-ragu.

Truth or dare?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang