8

407 60 1
                                    

"Aku menyukaimu."

.

.

.

.

.

Menyukaiku?

.

.

.

.

.

Youngjae?

.

.

.

.

.

Menyukaiku?

"Kau... bilang apa?"

"Kau sangat lamban."

Lagi-lagi jantungku berdegup kencang dan tak teratur. Mataku hampir melompat keluar dan tubuhku berkeringat.

Youngjae, Dia menciumku!

Aku berharap ini hanya mimpi, kenyataan bawah sadar yang aku hanya bisa bayangkan saat aku sedang tidak waras. Tetapi semakin aku mencoba mengingkarinya, semakin jelas pula jika ciuman ini sungguhan. Bibir Youngjae melekat pada bibirku. Bergerak semaunya menikmati bentuk bibirku seakan ia sedang menikmati lollipop. Tubuhku mematung atas sentuhan lembutnya. Sentuhan ini sangat asing bagiku. Aku belum pernah di cium orang lain sebelumnya. Ini kali pertama bagiku, dan... Youngjae?

Nalarku tampak sangat amburadul saat ini, aku hanya diam tanpa menolak perlakuan Youngjae pada bibirku. Pikiranku ingin segera menghentikan ini, tapi tubuhku sama sekali tidak menurut. Aku hanya bisa meremas ujung rokku sendiri. Meluapkan sesuatu dalam tubuhku yang terasa menggelitik. Kupu-kupu berterbangan di perutku. Youngjae, kenapa kau harus lakukan ini?

Aku mendorongnya perlahan, bermaksud menyuruhnya berhenti menciumku. Dan dia melepaskanku. Aku bisa melihat wajahnya yang begitu berbeda dari biasanya, mencoba mengatur nafasnya sendiri, seperti yang sedang aku lakukan.

"Young- Youngjae-ya,"

"Kenapa? Kau terkejut, yah?" Ia mengusap pipiku. Mataku refleks mengikuti jejak tangannya yang menyentuhku, lalu menatap matanya bergantian. "Jangan gugup. Santai saja."

Ia menarik wajahku bersamaan dengan mendekatkan wajahnya sendiri. Dia menciumku lagi. Sungguh, aku tidak tau harus berbuat apa. Semua ini terlalu baru dan mendadak bagiku. Bibirnya bergerak menjelajahi seluruh lekuk bibirku. Entah apa yang kufikirkan. Membiarkan Youngjae melakukan hal ini padaku tanpa perlawanan.

Dia berhenti lagi. "Kenapa kau sangat kaku? Apa... barusan itu... first kiss? Astaga! Serius?" Dia bahkan langsung mengetahui jawaban itu tanpa perlu kujawab. Sepertinya ekspresi wajahku sekarang menjelaskan semuanya.

Aku memegangi bibirku sendiri, takjub. Entahlah, aku harus marah atau senang. Aku mengakui Youngjae sangat tampan dan aku menyukainya-setidaknya sebelum aku tau sifat aslinya. Sedikit tidak adil bagiku, dia menciumku tanpa permisi. Tapi, aku bohong jika aku bilang aku membencinya. Membenci saat-saat ini. Saat-saat dimana jantungku berdetak hebat menatap lawan jenis-stalker itu tak masuk hitungan.

"Kau tau tidak?" Youngjae membuyarkan lamunanku. "Ekspresi bingungmu seperti yang saat ini kau lakukan, itu membuatku gila."

"Gila? Gila maksudmu?"

"Aku gila karena aku tidak bisa menahan diriku sendiri."

Youngjae tiba-tiba menarikku mendekat ke tubuhnya, memelukku. Jantungku berdegup hebat lagi. Aku merasakan detak jantung Youngjae. Dia juga berdebar-debar. Kedua tangannya mengitari torsoku. Menepatkan dagunya diatas ubun-ubunku. Dia mengecup rambutku sekali. Membuatku hanyut dalam setiap detik pelukannya. Hangat. Aku belum pernah dipeluk orang lain selain almarhum ibuku. Bahkan aku tidak ingat apa ayahku pernah memelukku atau tidak-dia meninggal saat aku masih bayi.

STALKER | Lee Jun Young ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang