Selama ini perasaanku bukan hanya halusinasi. Selama ini perasaanku bukan hanya karena sugesti atas rasa takutku yang berlebihan. Aku memang telah diikuti!
Aku melihatnya. Samar. Hanya siluet kecil. Tapi aku yakin. Kemampuan mataku juga sangat bagus. Itu benar-benar seseorang. Seseorang yang tengah bersembunyi di balik tembok pagar tepat di pertigaan itu. Menatapku!
Aku buru-buru berlari menuju atap dan masuk ke kamarku. Aku sangat takut. Rasanya seluruh tubuhku lemas hanya karena siluet orang itu. Aku merasakan aura jahat hanya dari tatapan matanya. Sungguh. Aku sangat takut.
Aku mengunci pintuku kamarku rapat-rapat. Aku takut jika orang itu mengetahui keberadaanku dan memaksa masuk. Sungguh. Aku menangis saking takutnya. Aku sendiri. Aku tidak punya orang tua, atau mungkin saudara dimana aku bisa berlindung. Aku benar-benar sendiri. Dan aku sungguh takut.
Apa dia stalker? Maksudku, apa yang dia inginkan dariku? Mengapa harus aku? Apa yang istimewa dari aku? Malam itu aku tertidur pulas karena kelelahan dan ketakutan. Mataku bengkak karenanya. Aku harus masuk sekolah dengan menunduk, karena semua orang pasti akan menertawakan betapa buruknya wajahku dengan mata bengkak seperti itu.
.
.
.
.
.
Saat waktu istirahat, aku menceritakan semua yang kualami akhir-akhir ini pada sahabatku, Heejin. Dia satu-satunya teman yang bisa aku ajak cerita dan aku percaya. Aku harus selektif memilih orang untuk berbagi cerita semacam ini. Dan sejujurnya aku sudah menduga reaksi seperti apa yang akan diberikan Heejin saat aku bercerita.
"Kau terlalu banyak menonton film horror, Lieun-a," Heejin menertawakanku dengan jawabannya yang benar-benar tepat sasaran seperti yang kuperkirakan. "Lebih baik kita bercerita di bukit saja. Anginnya sedang sejuk sekarang."
Sungguh. Aku ingin sekali memarahinya karena menganggap aku mengada-ada. Heejin menarik tanganku paksa, membawaku menuju bukit di belakang sekolah.
Bukit, yah sebenarnya terlalu berlebihan menganggapnya sebagai bukit-karena tingginya hanya sekitar dua meter, aku lebih suka menyebutnya sebagai gundukan tanah yang di penuhi rumput. Tempat ini adalah tempat refreshing paling populer di sekolahku. Lahan sekolah yang berdekatan dengan lapangan golf membuat tempat ini terlihat seperti permadani hijau yang melekat di tanah.
Beragam siswa dari tingkatan berbeda senang menghabiskan waktu istirahat singkat mereka di tempat ini. Karena memang pemandangannya benar-benar menyegarkan mata. Bukit dimana tempat aku duduk sekarang di pisahkan oleh sebuah lapangan hijau yang luasnya seperti lapangan sepak bola, tepat di seberang gedung sekolah.
Lapangan itu begitu luas hingga kalian bisa melihat berbagai tingkatan kelas berkumpul untuk bersenang-senang. Para siswa laki-laki sebagian bermain bola sepak, sebagian lagi hanya berjalan-jalan. Dan para siswa perempuan biasanya berkumpul untuk sekedar bercanda. Atau mungkin bergosip. Seperti yang akan Heejin lakukan padaku.
Tujuannya membawaku ke tempat ini tentu saja bukan untuk membuatku lebih nyaman bercerita. Tetapi untuk menyegarkan matanya memandangi para siswa laki-laki dari tiap tingkat sedang bermain. Yah, aku mengakui. Spesies pemuda tampan di tempat ini cukup banyak. Spesies? Yah karena aku tidak begitu memperdulikan lawan jenis. Setidaknya tidak dalam waktu sibukku. Dan juga ditambah dengan stalker semalam. Aku semakin enggan memikirkan pemuda tampan barang Logan Lerman sekalipun.
"Heejin-a. Kau harus percaya padaku. Aku benar-benar telah diikuti oleh seseorang!"
Dan respon Heejin sama sekali tidak membuatku tenang. "Bukankah bagus? Kau punya penggemar."
"Heejin-a. Ini serius. Aku sangat takut."
"Kau terlalu banyak menonton film horror."
"Bukankah kau sudah tau jika aku tidak percaya dengan hantu. Dan lagi, aku mana mungkin punya waktu untuk menonton film horror di antara waktu sekolah dan pekerjaanku di minimarket! Heejin-a. Kumohon bantu aku mencari solusi."
"Sudahlah, jangan pikirkan itu terlalu serius. Jika dia masih mengikutimu, kau datangi saja. Tanyakan siapa dia, apa maunya. Bukankah akan sangat menguntungkan jika yang mengikutimu itu pria tampan?"
"Heejin, kau sungguh tidak memberikan aku solusi!"
Aku mengusap wajahku frustrasi. Bagaimana ini? Aku takut jika malam ini orang itu akan mengikutiku lagi!
Heejin tidak membantuku sama sekali. Dan bahkan, dia mengabaikanku. "Lieun-a! Lihatlah! Bukankah itu Choi Youngjae? Sepupumu? Benar, 'kan?" apa yang ia lakukan sekarang adalah menyegarkan matanya sendiri dengan siswa-siswa tampan di sekolah ini. "Wah, keren sekali! Kau beruntung sekali bisa tinggal satu rumah dengannya! Lieun-a, aku sangat iri padamu."
"Beruntung apanya? Aku bahkan tidak pernah berbicara dengannya,"
Benar. Siswa yang sedang dibicarakan Heejin adalah Choi Youngjae, sepupuku. Aku tinggal di rumah keluarganya. Tapi seperti yang sudah kukatakan, aku tidak pernah bicara dengannya. Aku tidak pernah ada di rumah dan juga dirinya yang tidak pernah memperdulikanku. Bagiku dia hanya orang asing dan aku kebetulan tinggal di gudang rumahnya itu saja.
"Dan lihat disana! Jeon Wonwoo! Kim Mingyu! Ahh, mereka tampan sekali." Aku hanya mengangguk saja mendengarkan Heejin.
Aku mengenal dua orang itu. Tidak secara pribadi, aku hanya mengetahuinya saja. Kim Mingyu si playboy dan Jeon Wonwoo si mesum. Aku masih bertanya-tanya mengapa masih saja ada gadis yang menyukai dua orang itu. Yah, termasuk orang yang ada di sampingku ini.
"Dan itu! Lieun-a! Jeon Jungkook! Ahh, rasanya aku ingin meleleh! Bukankah dia tampan sekali?"
"Semua pria tampan di matamu, Heejin-a."
Aku melihat Heejin mem-poutkan bibirnya. "Biar saja!"
Daripada memandangi mereka aku lebih memikirkan tentang pria yang kulihat semalam itu. Pria yang mengikutiku. Bagaimana aku bisa tau itu seorang pria? Alasan pertama: aku seorang gadis. Sangat bodoh jika seorang gadis mau keluar malam hari hanya untuk memperhatikan aku pulang bekerja. Alasan kedua: aku bisa mengukur tinggi orang itu dari panjangnya bayangan yang kulihat, dia sangat tinggi. Aku yakin tingginya lebih dari 180 cm. Hanya gadis yang tidak normal yang punya tinggi seperti itu. Alasan ketiga: aku melihat matanya. Dan itu mata seorang pria. Aku sangat yakin.
.
.
.
.
.To be continued
![](https://img.wattpad.com/cover/168345330-288-k681587.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER | Lee Jun Young ✅
Fiksi PenggemarApa yang mungkin akan kau rasakan ketika setiap langkah yang kau pijakkan, kau diikuti? Bukan hanya mengikuti langkahmu, ia juga mengikuti hidupmu! Casts: Lee Jun Young Choi Youngjae GOT7 Kim Mingyu SVT Jeon Wonwoo SVT .November 23, 2018. .November...