Heejin sama sekali tidak membantuku dengan ocehannya tentang siswa-siswa tampan. Mungkin aku masih punya satu kesempatan lagi. Aku bisa meminta bantuan Oppa yang bekerja bersamaku di minimarket. Seongwoo Oppa. Yah, dia juga pria. Dia mungkin bisa melindungiku.
"Sungguh? Itu sangat berbahaya. Apa kau masih diikuti sampai kemarin malam?" Dan aku sangat senang dengan reaksinya. "Apa kau melihat wajahnya? Atau mungkin kau mengenalinya? Bisa saja dia seseorang yang kau kenal."
"Aku tidak bisa melihat wajahnya karena terlalu gelap. Aku hanya tau tingginya, lebih dari 180 cm, dan dia seorang pria. Aku takut dia seorang psikopat atau seseorang yang mesum." Aku menjelaskan. "Apa Oppa bisa mengantarku pulang? Dengan motor hanya memakan waktu 2 menit. Hanya memastikan apa orang itu benar-benar mengikutiku."
"Mungkin bisa. Baiklah, aku akan mengantarmu. Kita sama-sama mencari tau." Beruntung sekali Seongwoo Oppa mau membantuku. Aku rasanya tidak sanggup pulang sendirian malam ini.
Dan di malam keempat itu, aku pulang dengan selamat bersama Seongwoo Oppa. Tetapi soal si stalker, kami tidak menemukan apapun.
Esok malamnya aku kembali diantar oleh Seongwoo Oppa. Dan lagi-lagi kami hanya menemukan jalan kosong dan sama sekali tidak ada orang yang terlihat.
Kemarin malam, aku mencoba untuk pulang sendiri lagi. Bukan karena Seongwoo Oppa tidak ingin mengantarku, tetapi karena pemilik minimarket yang memarahinya karena meninggalkan toko. Kami berdua hampir di pecat. Dan jadilah, aku harus pulang sendiri malam ini. Menantang mautku sendiri. Berlebihan? Mungkin jika kalian menjadi aku, kalian akan sama berlebihannya.
Aku memberanikan diriku sendiri, memberi sugesti pada pikiranku bahwa aku akan selamat. Dalam dua malam pulang bersama Seongwoo Oppa, kami sama sekali tidak menemukan jejak si stalker. Aku berharap itu akan terjadi selamanya. Maksudku, dia tidak akan mengikuti lagi.
Aku sudah pernah bilang jika jarak minimarket tempat aku bekerja dan tempat tinggalku berjarak sekitar 12-15 menit dengan jalan kaki, 'kan? Menurutku, 15 menit malam itu adalah 15 menit paling menakutkankan dalam sejarah hidupku.
Aku merutuk pada diriku sendiri. Lampu jalan di rute itu benar-benar sangat redup. Dan yang mati pun bertambah. Jalan sangat gelap. Aku sangat takut. Aku mempercepat langkahku. Keringatku turun membasahi dahiku. Nafasku terasa berat sekali. Aku memeluk diriku sendiri karena udara malam ini sangat dingin.
Dalam lima menit pertama, semuanya terasa aman. Aku tidak diikuti oleh siapapun. Aku bahkan berani menoleh ke belakang beberapa kali. Tidak ada orang. Kakiku rasanya lemas. Akhirnya. Aku merasa bebas.
Tap. Tap. Tap.
Aku mendengarkan langkahku lagi dengan seksama. Benar-benar tidak ada langkah lain. Rasanya aku senang sekali. Lebih dari senang. Seperti aku baru saja dibangunkan dari kematian. Aku merasa lega sesaat. Hingga sesuatu terjadi.
"Akh!" Aku menutup telingaku sambil memekik. Tiba-tiba saja sebuah lampu jalan yang menyala meledak dan mati. Tepat diatas kepalaku. Benar-benar mengejutkan. Jantungku rasanya ingin jatuh dan seketika telingaku berdengung. Kenapa tiba-tiba saja meledak? Bersyukur tidak terbakar dan membakar rambutku.
Tap.
Tap.
Aku melangkah sekali. Sungguh. Aku hanya melangkah sekali. Tapi aku mendengar langkah lain lagi. Aku menarik nafas dalam-dalam. Itu hanya imajinasiku saja. Aku menoleh ke belakang. Tidak ada orang di sana. Setidaknya sebatas mataku bisa memandang—karena jalan menjadi gelap setelah lampu tadi meledak.
Aku melangkah sekali lagi. Dan... Aku menabrak seseorang.
Aku menelan ludahku kasar. Wajahku menabrak dada seseorang. Pelan-pelan aku mendongakkan wajahku ke atas untuk melihat siapa yang sudah ku tabrak ini. Nafasku tiba-tiba terasa cekat. Hidungku seakan kehilangan fungsinya. Mataku mengerjap cepat. Seketika wajahku berkeringat banyak. Tubuhku bergetar hebat memandang orang yang kutabrak itu.
Dia... Dia tersenyum padaku. Senyum yang mengerikan. Aku melihat rambutnya berantakan di balik tudung hoodie hitam yang ia kenakan. Dan matanya merah. Tidak. Aku mengenali mata itu. Aku mengenali tatapan itu. Seketika aku ingin pingsan.
Dia stalker itu!
.
.
.
.
.To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER | Lee Jun Young ✅
FanfictieApa yang mungkin akan kau rasakan ketika setiap langkah yang kau pijakkan, kau diikuti? Bukan hanya mengikuti langkahmu, ia juga mengikuti hidupmu! Casts: Lee Jun Young Choi Youngjae GOT7 Kim Mingyu SVT Jeon Wonwoo SVT .November 23, 2018. .November...