FAITH

1.1K 141 35
                                    

" Masih sakit sayang?"

Seongwoo mengangguk dalam pelukan Daniel. Tangannya meremas kemeja Daniel kala sakit perutnya datang.

Daniel menarik Seongwoo lebih dalam ke dekapannya. Tangannya mengusap usap punggung Seongwoo dan yang satunya lagi mengusap perut Seongwoo.

" Apa mamah mau pulang aja? Ngga usah ikut kalau masih sakit " bisik Daniel lembut.

Seongwoo menggeleng.

" Pulang juga ngga ada papah,mamah malah tambah sakit. Mending mamah ikut papah aja "

" Ya udah kalau gitu. Mamah istirahat dulu, berangkatnya masih setengah jam lagi. Nanti di pesawat istirahat lagi ya "  kata Daniel sambil mengecup lembut kening istrinya.

Mereka sedang di ruang istirahat khusus di lounge eksklusif bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka sedang di ruang istirahat khusus di lounge eksklusif bandara.   Daniel akan ada seminar di Busan dan Seongwoo menemaninya. Tapi di hari keberangkatan mereka Seongwoo kram perut karena hari pertama datang bulan. Jadilah Daniel menunda sebentar keberangkatannya hingga kram perut Seongwoo sedikit berkurang.

Nafas Seongwoo yang berhembus teratur di leher Daniel menjadi tanda bahwa ia sudah tertidur. Daniel melepaskan pelukannya perlahan. Ia bangkit ke sisi tempat tidur lalu menyelimuti Seongwoo. Wajahnya sedikit khawatir melihat raut wajah Seongwoo yang sedikit pucat dan menahan sakit. Daniel lalu beranjak keluar dari ruangan itu.

" Oh Sajangnim, bagaimana keadaan samunim? " tanya Jonghyun bangkit dari duduknya ketika melihat Daniel.

" Dia sedang tidur. Aku akan keluar sebentar mencari obat dulu untuknya " kata Daniel.

" Biar saya saja yang pergi. Anda bisa temani samunim saja didalam " sergah Jonghyun.

Daniel menggeleng.

" Tidak usah. Kau tunggulah disini " kata Daniel kemudian berlalu.

*****

" Terima kasih " kata Daniel pada apoteker di depannya. Ia mengambil kantung obat itu lalu bergegas kembali ke lounge.

" Pak Daniel?"

Sebuah suara menghentikan langkah Daniel.

" Eh bu Jaehwan? "

Jaehwan berlari menghampirinya. Di dahinya dipenuhi bulir keringat. Tangannya memegang tiket pesawat.

" Maaf Pak Daniel,apa anda akan pergi? Kemana tujuan anda?"

Dahi Daniel berkerut. Bingung dengan pertanyaan tiba tiba Jaehwan.

" Iya, aku akan ke Busan. Pesawatku berangkat setengah jam lagi " jawab Daniel.

" Oh Terima Kasih Tuhan! " pekik Jaehwan.

" Maaf sekali lagi Pak Daniel, bisakah aku meminta tolong?"

*****

Seongwoo mengerjapkan matanya perlahan. Tangannya menjulur meraba bantal dan sisi kosong di sebelahnya.

KELUARGA GESREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang