Suasana D'Coffee sore ini cukup ramai dikunjungi para muda-mudi. Ada yang sekedar ngobrol santai dengan sahabat, ada pula yang berkelompok hanya sekedar untuk mengerjakan tugas kuliah ataupun tugas sekolah mereka disini.
Kafe ini memang dirancang untuk menciptakan kenyamanan bagi para pengunjungnya. Terlebih, alunan piano yang begitu merdu menyelimuti tiap sudut ruangan menjadi terasa jauh lebih hangat.
Tetapi disudut lain kafe, ada yang membuat pemilik D'Coffee itu penasaran selama dua bulan belakangan ini.
"Maaf. Boleh ikut duduk disini gak?"
"Hmm?" -Tanya balik wanita kepada pria yang sedang menunggu jawaban darinya.
"Oh ini meja yang lain pada penuh. Trus saya lihat meja kamu dan satu bangkunya juga kosong."
-Pria dengan tinggi sekitar 180cm itu memberi alasan sambil menunjuk bangku yang penuh dikafe itu."Oh yaudah silahkan. Saya juga sebentar lagi mau balik kok." -Jawab wanita itu dengan ekspresi yang apa adanya, bukan juga ekspresi marah.
Pria tersebut langsung duduk dan meletakkan minumannya diatas meja. Beberapa menit mereka hanya saling diam. Pria itu sangat penasaran ingin mengajak bicara, tapi tampaknya wanita yang ada dihadapannya sangat sibuk dengan tumpukan kertas dan laptop kesayangannya.
Selang berapa lama, wanita dengan panjang rambut sebahu itu menyimpan laptopnya dan bergegas menyudahi waktunya. Saat ia hendak berdiri dari duduknya, ia terhenti untuk melangkah. Ada uluran tangan yang menghalanginya.
"Aku Devin. Kamu?"
"Flara."
-hanya tersenyum tanpa membalas jabatan tangan dari devin, ia langsung melangkah meninggalkan kafe tersebut."Flara... Nama yang indah. Tapi mengapa dia selalu datang sendirian ya?" -batin devin.
-----------------------------------------------------------------
Dua minggu berlalu setelah perkenalan singkat waktu itu. Flara tak terlihat datang ke D'Coffee lagi. Devin begitu penasaran. Biasanya setiap minggu sore flara selalu berkunjung. Kemana dia harus mencari. Dengan siapa ia harus bertanya.
"Apa sore ini dia tidak datang lagi? Aaarrrgh... Kenapa aku penasaran banget ya." -frustasi devin sambil terus melihat kearah pintu masuk kafe. Berharap flara akan datang.
Ting... (Suara pintu kafe terbuka)
"Mas, saya pesan machiato coffee-nya satu ya." -Flara memesan menu yang selalu sama setiap ia datang.
Waiter pun dengan cekatan menyiapkan minuman flara dan bergegas mengantarkan pesanan itu ke meja-nya flara.
Tapi devin mencegah pekerjanya itu dan mengambil alih minuman tersebut."Machiato coffee-nya mbak flara." -ucap devin berlagak layaknya seorang waiters.
"Makas... Lah kamu?" -heran flara dengan menunjuk telunjuknya ke arah devin.
"Iya aku devin yang waktu itu duduk bareng kamu disini."
"Hah iyaya aku inget. Kamu kerja disini sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE
Teen Fiction"Setiap detiknya adalah kenangan. Maka nikmatilah setiap alurnya." - Devinio Abraham "Disaat ku tersenyum bahkan tertawa, bukan berarti ku sedang berbahagia. Lalu bagaimana bisa aku menikmatinya." - Flara Senjani #LOVE By : Kandi Pratiwi Instagram...