Diluaran sana saat hari minggu tlah datang, kebanyakan dari mereka menghabiskan paginya dengan tidur lebih lama. Tapi tidak bagi perempuan yang berusia 22 tahun ini, Flara Senjani.
Sudah jadi kebiasaanya bangun saat adzan subuh berkumandang. Lalu ia sholat. Dan tidak kembali berbaring ditempat tidur ternyamannya. Ia lebih memilih melakukan pekerjaan layaknya ibu rumah tangga. Bahkan bukan saat minggu saja. Lebih tepatnya senin sampai sabtu pun ia selalu melakukannya sebelum ia pergi untuk bekerja.
Seperti sekarang, ini adalah salah satu momen yg paling ia sukai jika dihari libur. Melihat dan membantu sang mama memasak. Karna diwaktu ini flara bisa curhat tentang masalah pekerjaan dan hal yg lainnya kepada mama.
"Sayang, itu hp kamu dari tadi ada yang nelpon kok gak diangkat sih?" -ucap mama sambil melirik smartphone milik anaknya.
"Biarin aja ma. Engga ada namanya juga. Palingan orang iseng."
Inilah flara. Dia terlihat sepele terhadap hal seperti itu.
"Tapi sayang. Mana tau itu penting. Angkat aja deh. Kalo gak penting, kan tinggal kamu tutup."
"Emang pintu ini ma bisa ditutup segala hahaha."
Ini juga flara. Suka mereceh.
Handphone flara pun kembali berdering."Halo.." - flara beranjak dan memberi isyarat ke mamanya untuk menerima panggilan itu sebentar.
"....."
"Oh iya mas ini saya flara. Iya saya yang pesan bubuk kopi di D'Coffee waktu itu."
"....."
"Oke mas. Alamatnya sesuai yang saya kasih waktu itu ya mas."
"..."
"Iya mas. Makasi ya. Saya tunggu. Hati-hati dijalan masnya ya. Kalo jatuh jangan ajak-ajak kopi pesanan saya ya masnya hehhee." - ledek flara.
Sambungan diseberang sana terdengar tertawa. Setelah itu flara menyelesaikan panggilannya.
Selagi ia menunggu bubuk kopi yang sudah lama ia nanti, lebih baik flara membantu sang mama didapur.-----------------------------------------------------------------
Disisi lain, pria yang berusia 26 tahun, devinio abraham. Sebulan setelah kejadian waktu itu yang membuatnya dan flara tidak bertemu lagi, ia sangat malas berkunjung ke kafenya di hari minggu.
Biasanya ia sangat bersemangat dihari libur itu. Tapi sekarang tidak. Karna Flara-nya yang ia sukai tak pernah berkunjung untuk menyesap kopi kesukaannya lagi. Bahkan alunan merdu piano dikafe pun tidak mampu menenangkannya.
Didepan pintu kafe ia menarik nafas dalam lalu membuangnya dengan perlahan dan mantap membuka pintu kafe untuk masuk.
Devin tidak boleh hilang semangat. Biar bagaimana pun, dia tetap harus membuat kafenya itu jadi tempat favorite bagi pengunjung yang datang.Saat ia ingin memasuki ruang kerjanya, devin mendengar pekerjanya berbicara di telepon dan menyebut nama flara. Ia pun menghampiri waitersnya itu.
"Hehe. Oke mbak flara. Jika tidak macet, dalam satu jam bubuk kopi pesanannya mbak akan sampai. Terima kasih." -waiters tersebut lalu menutup panggilan dan sedikit kaget saat berbalik badan, bosnya ada dibelakangnya.
"Kamu tadi bicara dengan siapa? Siapa yang pesan bubuk kopi kita?" - tanya devin tanpa ada jeda disetiap pertanyaannya.
"Oh ini tadi saya menghubungi mbak flara mas dev. Karna bubuk kopinya sudah ready. Nah jadi waktu itu mbak flara minta tolong sama saya untuk dikirimkan ke alamat rumahnya. Jadi ini mau saya kirim pakai kurir ojek online aja mas."
- jelas waiters yang bernama Rian itu sambil menunjuk bungkusan pesanan flara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE
Teen Fiction"Setiap detiknya adalah kenangan. Maka nikmatilah setiap alurnya." - Devinio Abraham "Disaat ku tersenyum bahkan tertawa, bukan berarti ku sedang berbahagia. Lalu bagaimana bisa aku menikmatinya." - Flara Senjani #LOVE By : Kandi Pratiwi Instagram...