19

16.8K 798 70
                                    

"Awww sshh pelan pelan"

"Maaf maaf"

Rizky menatap Syifa yang begitu telaten mengobati lukanya. Syifa sesekali meringis pelan saat mengobati luka di wajah Rizky dengan sapu tangan yang sudah basah. Lagi-lagi Rizky menghela nafas berat, entah mengapa ia tak enak dengan Syifa. Bukannya kalo kata orang hari pernikahan itu harus bahagia ya? Kenapa tak berlaku untuknya? Rizky bener-bener lelah dengan masalah yang selalu menerpanya tanpa henti.

Bahkan keluarganya sendiri dan keluarga Syifa kini bener-bener kecewa dengannya. Dan Rizky tak tahu harus berbuat apalagi agar mereka tak kemakan omongan salsa. Mana mungkin salsa hamil? Dia gak pernah menyentuhnya sedikitpun. Sekalipun ia hamil pasti itu bukan anaknya, pasti orang lain. Gak mungkin bila salsa hamil secepat itu. Gak mungkin.

"Lagi ngelamun apasih captain? Dah jangan banyak bengong,ntar kesambet lho" canda Syifa yang membuat rizky tersenyum kecut. Bahkan gadisnya ini masih sempat-sempatnya bercanda walau ia tahu kini dia juga ikut merasakan kepedihan hati.

Rizky meraih jemari Syifa untuk ia genggam lalu tangan satunya untuk menaruh sapu tangan yang habis membasuh wajahnya. Syifa hanya diam sambil mengerutkan keningnya apa yang ingin suaminya lakukan.

"Maaf, kalo pernikahan yang kamu impikan tak terwujud dengan indah. Aku sudah menghancurkan semuanya. Aku udah buat kamu sedih. Aku udah selalu buat masalah. Dan akkk--" Syifa menempelkan telapak tangan kanannya tepat di bibir Rizky. Dia heran saja mengapa kini ia yang lebih bawel darinya?

"Captain banyak ngomong ih. Udah jangan ngomong terus, muka udah jelek juga tuh masih aja ngoceh kan tambah jelek" sebisa mungkin ia membuat suaminya itu tak melupakan kejadian yang udah terjadi. Biarlah kejadian itu terjadi, sekarang kita jalankan saja bersama-sama selagi kita sanggup.

"Maaf karena acara resepsi pernikahan kita gagal" lagi Rizky membuka suara saat Syifa melepaskan tangannya dari sana.

Syifa menghela nafas lalu menatap suaminya itu. Ah sekarang Rizky sudah menjadi suaminya saja ia sudah merasa bahagia sekali tak perlu lah macem-macem lagi. Ini udah lebih dari cukup. Lagi pula acara itu bagi Syifa tak penting, baginya itu hanya membuatnya tambah lelah. Lebih baik mereka banyakin istirahat bukan?

"Udah kak captain, suami ako. Udah aku capek, kamu tega ya gak ngajak aku tidur. Aku mau tidur siang aja Captain" anggap saja ia begitu lelah capek menghadapi masalah yang menerpanya. Mungkin dengan sejenak mereka menghilang sebentar di bumi ini kalo itu membuat mereka tenang. Syifa sudah melakukan itu sejak sekarang mungkin selamanya ia akan memilih menghilang saja bersama suaminya.

Rizky melihat wajah letih Syifa yang membuatnya makin bersalah. Dia pun mengangguk lalu bangkit dari duduknya. Ia menggendong Syifa ala bridal style yang membuat Syifa memeluk kaget karena Rizky menggendongnya tanpa bilang-bilang dulu. Sontak Syifa mengalungkan tangannya ke leher Rizky sambil tersenyum. Rizky ikut membalas senyuman tipis pada Syifa dan membawanya kekamar.

Tanpa disadari Randy dan Diandra melihat mereka dengan tatapan haru. Setelah Rizky membawa Syifa keatas dimana kamar Syifa berada. Diandra menatap tajam kearah suaminya itu yang membuat orangnya yang ditatap hanya memasangkan muka datarnya.

"Puas kamu mas, aku tuh gak habis pikir ya sama kamu. Bukannya jadi air buat memadamkan api. Ini malah ikut-ikutan panas-panasin!" Jengkel Diandra.

"Sayangnya aku bukan pemadam kebakaran" balesnya.

"Aaauuaahh. Aku males sama kamu!" Diandra pergi dengan muka sebelnya. Randy melongo atas kepergian istrinya itu. Salah ya ia tadi ikut emosi karena melihat adeknya menangis? Dia ga suka aja dibohongi. Udah itu aja. Randy pun memilih menyusul Diandra yang sepertinya merajuk padanya.

Suami CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang