"KALIAN MAU APA!!" teriak salsa saat ia melihat dua laki-laki bertubuh kekar dan berotot. Salsa melangkah mundur, dan kedua laki laki itu juga melangkah maju. Salsa menatap keduanya dengan sorotan mata ketakutan. Terbukti, Salsa yang sudah meremas tangannya sendiri sambil berusaha melarikan diri dari mereka.
Nihil. Dia tidak akan bisa lari kemana-mana. Tempat yang kini ia injakan kaki, tempat sunyi dan sepi. Ditambah lagi angin malem yang menusuk kulit putihnya. Wajah salsa makin pucat, saat dari salah satu dari mereka makin mendekatinya. Salsa berteriak keras. "PERGI!"
Salsa sudah menangis ketakutan, yang membuat mereka tertawa sinis. Perempuan itu tak tahu dengan kedatangan mereka yang ingin mencelakainya. Bodoh, udah tahu perjalanan pulang kearah sini memang rawan dengan kejahatan. Tapi salsa tetap saja melintas lewat tanpa berpikir panjang.
"Mau apa kalian!!!!" Teriak salsa lagi. Hingga ia menjerit lagi saat kedua orang itu menahan tangannya keras. Salsa meringis kesakitan saat Pergelangan tangannya diremas kuat kuat. Dia tak bisa kemana-mana lagi, tak sudah tak berdaya lagi.
Pasrah. Ya, mungkin ia sudah pasrah dengan semua ini. Lagi pula cintanya sudah pergi dengan orang lain. Kalo mengingat kejadian tadi pagi, salsa bodoh karena telah menaruh hati pada sahabatnya sendiri. Yang jelas-jelas orang yang ia cintai itu masih tetap menganggapnya sebagai'sahabat' tak lebih dari kata itu.
"Selamat tinggal.."
Salsa memejamkan matanya dan ia terbelalak kaget saat kedua matanya terbuka lebar-lebar melihat kehadiran Satya yang tiba-tiba ada disana. Dia pikir setelah ini ia akan mati ditangan laki-laki bertubuh kekar dan berotot ini. Namun dugaannya salah, ternyata.
Salsa membekap mulutnya tak percaya saat Satya mulai menghajar mereka satu persatu. Dia tak bisa berbuat apa-apa selain hanya menjadi penonton. Dengan kedua kakinya sudah tak kuat berdiri. Dia benar-benar takut.
"Brengsek lu!" Umpat Satya lalu ia berjalan kearah salsa yang masih berdiri ditempat. Dia menatap wajah salsa khawatir.
"Lu gak papakan?" Tanya Satya sambil masih menatap salsa. Perempuan cantik itu hanya diam lalu beberapa detik pun ia berhamburan memeluk tubuh Satya. Lelaki itu sempat kaget dengan aksinya, namun ia dengan suka rela membalas pelukan mendadak itu.
"Gue gak telat kan?" Tanya Satya yang masih cemas. Dielus kepala salsa dengan lembut. Gadis itu tak menjawab ia hanya diam. Ralat! Kini Satya mendengar suara isakan salsa dengan jelas. Dia menangis? Satya melepaskan pelukannya lagi lalu beralih menatap wajah salsa.
"Lu bodoh ya, udah tahu ini jalanan sepi. Kenapa lu nekat! Lu cari mati?!" Marah Satya yang sedari tadi awalnya ia marah. Namun salsa tadi main peluk tubuhnya jadi tertunda dengan niat awalnya. Salsa hanya menundukkan kepalanya, dengan diam. Satya menghela nafas berat.
"Lu kenapa sih sal? Bisa gak sehari aja gitu. Lu ilang gitu dalam pikiran gue? Biasakan?" Kini Satya bertanya yang membuat salsa kini menoleh menatap satya tak percaya.
Satya tersenyum sinis,
"Bodoh sih gue, kenapa gue bisa suka sama lu. Cewek yang licik, yang bisanya merusak hari hari gue. Lu tuh licik! Pengecut!" Maki Satya yang membuat salsa mengerutkan keningnya bingung. Kenapa ia Dateng menjadi pahlawan, dan sekarang ia merusaknya lagi dengan semua makiannya."Lu jahat sat! Kenapa lu gak biarin gue mati aja! Kenapa!!" Teriak salsa sambil memukul-mukul dada Satya berulang kali.
Satya hanya diam saat salsa mengeluarkan semua amukannya. Dia ngerti apa yang telah salsa rasakan saat ini. Dia paham sekali. Setelah salsa lelah dengan kegiatannya memukuli Satya. Kesempatan Satya membawa salsa ke dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Captain
Fiksi PenggemarPerjodohan tidak selalu buruk siapa tahu pilihan orangtua yang terbaik.