Eyes

982 42 1
                                    

 

Gean Pov

Aku ini apa? Apa aku ini?

Angel? Lucifer?

Queerades? Perang Harqueles?

Sebenarnya apa yang terjadi disini? Seseorang tolong jelaskan padaku apa yang sedang terjadi disini!

Aku berlari sekuat tenaga yang aku bisa. Otot-otot kakiku berdenyut kencang menahan sakit yang menjalar dari ujung kakiku hingga lututku. Kakiku yang sedari tadi aku pacu sekuat tenaga sudah berontak agar acara  lariku ini di hentikan segera. Tapi aku tidak peduli, yang aku peduli hanya jika seseorang sanggup menjelaskan semua hal yang terjadi dalam hidupku ini

Nafasku mulai bertempo satu-dua dan dadaku naik turun. Sakit menelusup di relung dadaku. Aku hanya merasa sesak dan kosong terlebih saat Zean yang biasanya menenangkanku kini tidak berada di sampingku kini

Aku masih melanjutkan acara lariku dengan air mata yang mengalir deras dari pelupuk mataku. Aku tak peduli jika esok hari mataku sudah sama seperi seekor panda.

Duarr Duarr

Aku mendongakkan kepalaku sejenak sambil berhenti berlari. Aku menatap langit-langit hitam yang di hiasi dengan petir yang saling bersahutan

Tiba-tiba, aku merasakan sakit yang benar-benar mendalam di kepalaku. Serasa kepalaku ini di remas kencang oleh sesuatu untuk dapat mengingat serpihan memori yang belum bisa melekat dalam diriku

Aku meremas rambutku kencang-kencang untuk menahan rasa sakit yang menjalan disana

Sakittt...

Aku terus meringis menahan rasa panas dan sakit yang memenuhi kepalaku. Sambil memejamkan mata, aku mencoba menghilangkan rasa sakit yang menusuk itu

Sedikit demi sedikit, aku melihat sebuah gambaran masa lalu yang masih terlihat buram tanpa kejelasan

“Siapa namanya?” Tanya salah seorang dari serpihan memori yang berusaha aku ingat itu

“Aku akan menamainya Gean Aprila” Jawab suara yang lebih lembut menyebut namaku. Apa yang orang itu maksud adalah aku?

“Dia Queerades yang cantik” Sahut salah suara lagi.

Aku berpikir sejenak, jika itu benar-benar aku, maka aku benar-benar seorang Queerades yang entah apa maksud dari kata yang belum familiar di telingaku

Aku memejamkan kepalaku lagi untuk memperjelas gambar sepotong memori yang masih buram tersebut. Semakin lama aku berusaha untuk memperjelasnya, semakin rasa sakit itu menguasai semua relung kepalaku

Aku mulai terisak menahan sakit yang benar-benar menusuk kepalaku itu. Tanganku bergetar hebat seakan punya kuasa sendiri. Oh astaga, apa lagi ini?

Dan tiba-tiba semuanya gelap

****

“Hai” Sapa suara baritone ketika aku mulai membuka mataku. Aku mengerjap beberapa kali untuk menemukan sumber dari suara baritone itu

“Apa kau tidak apa-apa?” Tanyanya lagi. Aku mulai bisa melihat dengan jelas

“Em, s-siapa kau?” Tanyaku takut-takut ia adalah makhluk di luar manusia. Kalian tau kan maksudku?

“Aku? Gio. Aku menemukanmu di jalan dengan sangat mengenaskan, kau tau? Jadi aku membawamu kerumahku” Gio mengangkat bahunya sekilas membuatku menghela nafas lega ternyata Gio adalah manusia

“A-aku? Pingsan?” Tanyaku

“Hm, kau benar-benar seperti mayat yang tergeletak dijalan. Wajah pucat pasi, bibirmu putih, di tambah beberapa helai rambut yang ada di tanganmu” Ucapnya yang cukup membuatku mengerucutkan bibirku

EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang