Gean Pov
Heningg...
Tenangg...
Damai...
Hanya ini yang aku butuhkan sekarang. Tidak lebih, dan tidak kurang hanya ini.
Mataku menyipit berusaha menghindari cahaya yang tanpa izin menerobos ke iris mata hij---tamku. Hampir saja aku melupakan warna mata itu. Aku sekilas celingak celinguk tanpa mengetahui dimana keberadaanku
Kamar bercat putih bersih, Kasur dengan bed cover putih, Meja putih, Kursi putih, lemari putih, Ah segalanya putih
Aku mencoba mengingat beberapa kepingan memori kecil dari beberapa waktu lalu. Dan, Ah ya, aku meningatnya begitu jelas hingga aku ingin meringis mengingat kepingan memori pahit itu
Gio, ternyata dia tidak sebaik yang aku kira. Aku bodoh. Kenapa aku melibatkan diriku lagi di dalam dunia non manusia menyiksa ini?
Tuhan, ini kah takdir pahit yang harus aku rasakan?
Takdir yang harus aku terima dan aku tak bisa menolaknya lagi?
Toktok
Kepala dengan rambut brunette itu menyembul dari sana. Ditambah wajah yang beberapa hari ini tak kulihat.
Wajah itu...
Zeannn...
Entahlah, rasanya banyak sekali perubahan dalam dirinya. Mulai dari senyum manisnya yang semakin menawan, rambut brunettenya yang makin membuatku tergila-gila untuk mengusapnya, dan ya sorotan matanya yang fokus dan hangat sanggup membuatku merindukannya
Ingin aku memeluknya, tapi, yang kini aku butuhkan hanyalah kejelasan. Benar-benar hal yang menjelaskan segala tentang yang terjadi di hidupku. Kejelasan!
"Long time no see, Ge" Sapanya sambil duduk di tepi ranjang. Aku hanya membalasnya dengan diam dan wajah datar. Sungguh, ini awkward moment
"Hey, are you okay, Ge?" Zean mendekatiku
Aku menundukan kepalaku dalam dalam. Tak sanggup melihat matanya yang seakan menyita segala fokus dan hidupku
"No. Bagaimana bisa aku berkata aku baik baik saja jika semua ini terjadi telalu sakit, Ze?" Tanyaku dengan suara bergetar
Zean menghela nafas pelan lalu mendekat ke arahku. Mengangkat daguku dengan lembut, menampakkan jelas mataku yang memerah dan berair. "Maafkan aku, Ge"
Tanpa ba bi bu lagi, Zean benar-benar merengkuhku dalam pelukan hangatnya. Aku merindukan pelukan ini, aku merindukan usapan tangan lembutnya di kepala ku, dan aku merindukan wangi tubuhnya, aku merindukan segala darinya.
Zean, kau benar-benar membuatku gila karenamu
"Hey, aku tau ini berat untukmu, Ge, Aku tau segala sesuatu yang telah terjadi mungkin terlalu menyakitkan, semua yang terjadi sangat di luar akal pikiran manusia, semuanya terjadi karena garis takdir yang telah menuntunmu kesini. Untuk menjadi Queerades kami"
Aku makin mengeratkan pelukanku padanya. Sedikit bisa mengurangi pedihku. "Aku tidak mengerti, Ze. Kenapa? Kenapa aku yang dilibatkan? Kenapa harus aku? Aku hiks aku--"
"Sttt, aku akan memberikan segala kejelasan dari apa yang terjadi saat kau siap menerimanya"
"A-aku mungkin tak sanggup, Ze" Zean menggeleng pelan.
"Tidak mungkin Queerades kami selemah itu" Zean menggenggam kedua tanganku lembut. Aku benar-benar merasakan beribu volt tegangan listrik mengalir di sana. Matanya menatapku lembut dan hangat.
"Aku yakin kau bisa, Dear" Zean memelukku lagi dengan lembut, membuat sensasi kehangatan menjalar dari setiap inchi tubuhku.
Ia menatapku kembali dan menghapus jejak-jejak air mataku dari sana. "Ikut aku"
********
Zean menggendongku ala bridal style menuju atap mansion ini. Entahlah, aku sangat tidak menyukai aura dari mansion ini. Sedikit menakutkan menurutku
"Kenapa?" Zean menatapku
"Aura di sini sedikit tidak enak"
Zean mengulas sedikit senyum sambil menatap awan awan di depannya.
"Dulu, tepatnya 17 tahun lalu, lahir seorang gadis perempuan dari keluarga Haezel, Sebulan sebelum ia lahir, para peramal sudah meramalkan bahwa yang lahir adalah laki-laki, Ck sialnya yang lahir seorang perempuan cantik" Ucap Zean yang sepertinya mengacu pada kelahiranku
"Para peramal dan penyihir sudah mewanti-wanti karena jika yang lahir adalah perempuan, ini akan sangat membebani hidupnya, berbeda dengan seorang laki-laki yang memegang tugas ini. Keluarga Haezel adalah keluarga pertama di dunia kami yang merupakan campuran dari kedua kubu yang sangat bermusuhan dengan di duniakami"
"Angel dan Lucifer, Nyonya Bleand Tuan Gery, mereka menikah dengan perbedaan yang berpadu kental dalam mereka. Ya, Sadly mereka saling mencintai dan melahirkanmu sebagai Queerades"
"Kenapa bukan Revan?" Ringisku kecil
"Kelahiran Revan bukan di waktu yang tepat, ia tidak mencerminkan aura bagus, dan ya, kau tau sekarang ia malah menjadi musisi, padahal ia bisa belajar mengendalikan melody" Zean menatapku lembut lagi dan lagi
"Lanjutkan, Ze"
"Ya, Princess, mungkin kau tak tau apa arti Queerades, Queerades adalah penguasa yang di tugasi oleh clan-ku, clan Ajax, untuk menyeimbangkan permusuhan dari Lucifer dan Angel yang mendarah daging. Lucifer dan Angel kadang sering di luar batasan dalam beradu kemampuan. Setiap 500 Tahun sekali, pasti mereka cekcok dan itu membuat para Ajax kewalahan untuk melerai mereka. Hingga, kelahiranmu yang sangat di tunggu kami"
"Lalu? Kenapa dari pihak Angel maupun Lucifer sama sama ingin membunuhku?"
"Kau punya kekuatan yang meruapakan gabungan dari kekuatan Angel dan Lucifer. Siapapun pasti ingin membunuhmu untuk mendapatkan kekuatan itu, dan caranya hanya membunuhmu"
"T-tapi, aku hanya seorang gadis biasa tanpa suatu yang spesial"
"Siapa bilang? Kau spesial, hanya kau tidak menyadarinya, Ge. Yang kau butuhkan hanyalah aku yang akan membuka setiap kekuatanmu. Aku yakin kau bisa menjadi Queerades yang kuat"
Semoga Ze, semoga
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes
ParanormalAku Gean Aprila. Biasa di panggil Gean. Aku bukanlah gadis yang sama seperti gadis seusiaku. Aku berbeda. Disaat anak-anak seusiaku sibuk shopping, aku lebih suka membaca buku sambil mendengarkan musik di ayunan Disaat anak-anak seusiaku sibuk meray...