Zean Pov
Aku menghela nafas pelan. Gean menatapku dengan senyum manisnya. Aku senang, kini ia tidak tertekan lagi, ia sanggup untuk menerima hal yang tidak bisa di terima di akal manusia.
"Siap untuk menjadi Queerades kami?" Tanya ku sambil merangkulnya erat. Gean terlihat berpikir sebentar dan tersenyum kecil.
Betapa senangnya aku, setidaknya, ia sudah bisa tersenyum. Aku merindukan senyum Gean ini. Kami berdua berjalan beriringan ke ruang pertemuan dimana ada Velice, Gio, dan Boy
"Alohaa" Sapaku
Velice tersenyum manis, namun setelah melirik Gean, ia sedikit canggung dan sinis. Sementara Gio? Ia tersenyum sumringah menatap Gean lekat-lekat.
Rasanya ingin aku tusuk mata itu dengan bulu bulu sayapku agar ia berhenti menatap Gean seperti itu. Gean menggenggam tanganku cukup erat. Aku merasakan sedikit ketakutan disana.
Tentu saja, bagaimana jika kau bertemu lagi dengan orang yang hampir membunuhmu?
"Gio berhenti menatapnya seperti itu" Perintahku tegas. Gean menatapku dengan tatapan -terima-kasih-
"Apa salah aku menatap orang yang aku rindukan seperti itu?" Tanya Gio menantangku.
Oh sial, ia sangat bisa membuatku naik darah, tapi untungnya aku sanggup untuk mengendalikan emosiku. Jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi
"Ap--"
"Apa yang kau dirindukan dariku, Gio? Kau rindu ingin membunuhku?" Potong Gean yang sama sekali tidak kuduga akan berkata seperti itu
Nada sarkastik yang ia keluarkan sungguh tepat dan menusuk. Belum lagi pandangannya yang lurus dan terarah. Oh sial, ia sangat cantik dengan pandangan tajam seperti itu. Ia lebih terlihat berwibawa, shit
"G-gean? Sepertinya kita harus bicara" Gio maju beberapa langkah
Senyum dingin terus terukir di wajah Gean. Membuatku gemas untuk menatapnya terus. Ia benar-benar seperti ratu sekarang
"Haruskah? Oh, Aku takut kau akan membunuhku, Gi" Ejek Gean sambil memasang wajah sok ketakutan
Aku dan Boy sama sama menahan tawaku. Gean benar-benar menjadi sosok yang kuat dan berbeda. Aku menyukai sikap barunya yang tergolong dingin ini. Ia seakan tidak takut jika ada sosok yang membunuhnya
"G-gean, mari kita bicara" Lirih Gio. Aku benci saat ia melirih dan memasang wajah sok polosnya. Wajah polos itu hampir saja membunuh Gean
"Hem, baiklah. Tapi jangan bunuh aku Gi" Ingat Gean sambil berjalan keluar ruang pertamuan yang di ekori oleh Gio. Aku sempat menajamkan mataku sebentar agar Gio tak macam macam pada Gean
*****
{Gean Pov}
"Lama tak berjumpa, Ge" Sapa Gio basa basi padaku yang tengah menatap langit-langit yang kelihatan memerah entah karena apa
"Gio, kita baru tidak bertemu kurang dari 24 jam" Ucapku sambil tersenyum kecut
Sungguh, aku tidak tau dari mana hawa dingin dan berwibawa itu datang padaku. Aku merasa perubahan dalam diriku terjadi begitu saja tanpa ada yang mengaturnya.
"Ge, maafkan aku" Lirih Gio
"Untuk apa, Gi?" Tanyaku memancingnya untuk bercerita
"Hem, baiklah. Aku dan Velice adalah satu tim di Persekutuan keluarga. Kami ditugasi untuk memantau kegiatanmu dan melihat perkembanganmu sepesat apa untuk menjadi hem, ya Queerades. Sampai aku menyelamatkanmu. Memegang tanganmu, bisa membuatku menghilangkan rasa sakit yang kau miliki. Namun hal itu juga menyerap kekuatanmu lambat laun" Jelas Gio sambil menghela nafas dalam
Aku hanya diam mematung. Aku ingin mendengarkan segala penjelasan yang sudah tersusun rapi di pikiran Gio
"Harusnya, aku membunuhmu saat itu juga. Namun, entah kenapa ada dorongan lain agar aku bisa menjaga atau membiarkanmu hidup, Ge. Kumohon tolong jangan tanya aku perasaan apa atau dorongan apa itu. Karena aku juga tidak mengetahuinya, Ge" Gio menarik nafasnya dalam-dalam sambil memejamkan mata
"Aku merindukanmu saat aku tidak melihat sosokmu, aku ingin sekali menghilangkan semua rasa sakit milikmu dan berpindah padaku, dan aku juga sangat ingin bisa melihat perkembanganmu tanpa harus terbayangi tugasku untuk membunuhmu" Gio menundukan kepalanya sebentar
"Maafkan aku, Ge. Aku telah di takdirkan untuk bertugas menghalangimu, tapi ingin sekali aku me--"
"Sttt, sudahlah Gio" Potong Gean menatap lekat-lekat bola mata Gio. Mata hitam onyx Gean memancarkan kepercayaan dan keyakinan yang kuat
"Aku tau, kau memang di tugaskan untuk melakukan hal-hal yang menentang seperti itu. Kau bisa saja melakukannya. Boleh saja kau berusaha membunuhku detik ini juga. Tapi aku tetap akan menganggapmu temanku. Aku hanya merasa kau berbeda. Kau tidak seperti Velice yang luarnya baik namun licik. Kau lebih suka menunjukan sisi negatifmu yang sebenarnya tanpa harus bermuka dua di depanku. Terimakasih Gio" Ucapku sambil tersenyum hangat
Gio tersenyum hangat sambil meraih kedua tanganku dan memelukku erat. "Hem, Gio? Apa ini bisa membuat kekuatanku menyerap padamu?" Tanyaku lagi takut-takut kekuatanku hilang begitu saja !
Gio menggeleng diatas kepalaku. "Aku sudah di segel oleh segel legendaris milik Ajax. Aku sudah tidak bisa mengambil kekuatanmu lagi" Jawab Gio di selingi oleh kekehan dari bibirnya
"Jadi kita berdamai?" Tanya Gio sambil mengacungkan jari kelingkingnya di dada
"DAMAI!" Pekikku sambil mengaitkan kelingkingku dengan kelingkingnya.
Aku hanya ingin semua berjalan seperti ini. Mulus tanpa ada hambatan, walaupun aku tau, sebenarnya sangat sulit untuk terjadi
Aku hanya berharap
a/n
maaf pendek minggu atau sabtu gue update lg. bubay
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes
ParanormalAku Gean Aprila. Biasa di panggil Gean. Aku bukanlah gadis yang sama seperti gadis seusiaku. Aku berbeda. Disaat anak-anak seusiaku sibuk shopping, aku lebih suka membaca buku sambil mendengarkan musik di ayunan Disaat anak-anak seusiaku sibuk meray...