Part 9

350 72 9
                                    

Mata sembab Yuki terlihat jelas akibat menangis semalam,  setelah kejadian itu. Al menembaknya,  Yuki menolak. Dalam hati paling dalam, Yuki ingin sekali menerima cinta Al, ingin mengatakan IYA pada Al. Tapi rasanya sangat sulit,  selalu ada perasaan mengganjal dalam hatinya. Karena mungkin sebenarnya Yuki belum bisa menghapus Kao dari dalam hatinya.

"Andai saja orang itu bukan kamu Al,  bukan orang yang menyebabkan Kao kecelakaan,  mungkin tidak akan seperti ini jadinya." Bisik Yuki dalam hati,  yang pagi ini masih memeluk guling kesayangannya.

Dengan tidak semangat,  Yuki mengambil handphone di depannya,  dan melihat ada beberapa miscall. Memang semalam Yuki (men'silent)  handphonenya, dan karena menangis semalam,  Yuki sama sekali tidak menyentuh handphonenya lagi.

"Al?" Ada 9 kali misscall dari Al,  dan Yuki baru melihatnya.

"Dia pasti mengkhawatirkanku, maaf Al."

Yuki pun menekan tombol phone mencoba menghubungi Al,  "Ha...llo..."

"Hallo,  sudah bangun?"

"Sudah...maaf ya semalam aku ketiduran."

"Kamu habis nangis ya?"

"Haaah?  Kata siapa?"

"Itu.. Suara kamu kaya bekas nangis."

"Biasa,  ini kan baru bangun tidur. Jadi suaranya begini."

"Ini beda,  Ki. Pasti semalam kamu menangis ya?"

"Aku semalam ketiduran,  mana kepikiran buat menangis. Lagian, kenapa juga aku nangis."

"Karena sebenarnya kamu juga mencintaiku."

"Aaaaaapa sih Al,  ngaco. Sok tahu kamu."

"Kamu tidak dapat membohonginya,  Ki. Aku tahu itu. Aku akan tetap menunggumu,  menunggu sampai hatimu berkata jujur."

"Sudah ya Al,  aku mau melanjutkan tidurku lagi,   bye."
Dengan cepat Yuki mematikan panggilan teleponnya.

.

.

.

Sore ini turun hujan lagi, namun tidak membuat Yuki malas untuk membersihkan tubuhnya.


Suara air terdengar dari dalam kamar mandi, Yuki membasuh tubuhnya, 20 menit dia pun keluar dari kamar mandi, diambilnya handuk kecil untuk melilit rambutnya yang basah, dan sebuah handuk kimono melilit tubuhnya.

Tiba-tiba terdengar bunyi bel rumahnya,

TING TONG

Masih dengan mengenakan handuk kimono,  Yuki berjalan menuju pintu melihat siapakah gerangan yang datang sore ini.

"Al???"

"Maaf mengganggu"

"Ada apa kamu datang kemari?"

"Apa kamu tidak akan mempersilakan aku masuk? Diluar sangat dingin, kamu tega membiarkan aku berdiri terus seperti ini?"

"Hmm....masuklah!"

"Aku tinggal sebentar ya,  aku ganti baju dulu."

"Tidak usah dandan ya, kamu sudah cantik."

"Yaaaaaaa,  siapa juga yang mau dandan." Gumam Yuki sambil berjalan masuk ke kamar.

For You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang