7

119 8 0
                                    

"Wik wik wik wik wik wik" ucap Rindi sambil berjoget-joget gak jelas didepan kelas, bersama beberapa temannya yang emang rada gila, unfaedah banget kegiatan mereka

Mungkin di beberapa daerah kelas IPA terkenal sebagai kelas unggulan, dengan siswa yang lugu, dan tidak berandalan.

Berbeda dengan kelasku, otak manusia dikelasku mungkin emang otak IPA, tapi kelakuaannya gak mencerminkan kelakuan anak IPA, kalau jam kosong pada asik sendiri, ada yang memanfaatkannya dengan merias wajah menggunakan balutan make-up , ada yang menghidupkan musik DJ dengan loudspeaker yang memang sudah disumbang oleh salah satu pria dikelasku yaitu Naka. Selain mendengarkan musik mereka juga berjoget layaknya berada disebuah diskotik.  Ada juga yang asik bermain mobile legend, Hago, serta monopoli. Mungkin juga hanya ada dikelasku manusia otak-otak Belanda, disebut otak-otak Belanda bukan karna kepintarannya tapi karna kelicikan menyusun strategi perang dengan menggunakan politik yang dikenal devide et impera, selain itu mereka meniru sistem tanam paksa, yah seperti memaksakan seseorang untuk mengikuti apa maunya, tanpa ada bantahan sedikitpun, yah meskipun demikian aku tak pernah merasa tertekan berada dikelas seperti ini. Disaat jam kosong aku justru lebih sering tidur, membaca buku, atau bermain TTS atau bermain game on line di androidku.

"Teeettt..." suara bel sekolah menandakan waktu istirahat memecah keriuhan dikelasku.

"Ari hari ini kau mau kekelas sebelas IA satu lagi?" tanya Rangga teman sebangkuku

"Iya " ucapku singkat

"Ya udah deh, aku duluan kekantin yah" ucapnya sambil melangkah keluar kelasku

Seperti biasanya aku selalu mengujungi kelas XI-IA1 untuk menemui Ria

Dari sudut pintu kelasnya, aku melihatnya begitu lesu, dan sedikit pucat.

Baru saja aku melangkahkan kaki kekelas tersebut

"Saaayang" teriak Rahma sambil berlari kearahku seraya menggandeng tanganku dan menarikku kedepan kelasnya, membuat manusia seisi kelasnya menatap kearahku

Aku lupa tentang kejadian malam kemarin, dimana  dalam posisi itu aku merasa tersudutkan dan memaksaku untuk  melalukan suatu tindakan yang tidak aku inginkan

"Hi guys, kenalin ini pacar baru aku" ucap Rahma membuatku  sedikit kaget, malu, dan ingin marah.

Ria menatapku dengan tatapan kosong,dari sudut tempat ia duduk.

"Ciee, bisa minta pajak jadiannya dong, kan baru jadian" ucap salah seorang temannya Rahma

"Ya udah sekarang satu kelas kita kekantin terserah mau makan apa aja, aku terarktir kalian sepuasnya" Ucap Rahma dengan  antusias

Seluruh umat sebelas IA satu pun pergi meninggalkan kelasnya dan beralih kekantin

"Sayang, kamu kenapa diam aja sih" ucap Rahma padaku yang dari tadi hanya terdiam tak tau ntah apa yang aku harus aku katakan.

"Eh Ria... kau gak ikutan makan dikantin aku traktir loh" ucap Rahma pada Ria

"Ga Rahma, aku lagi gak enak badan,  Oh ya!,  selamat yah buat kalian semoga langgeng hingga nantinya janur kuning melengkung" Ucapan Ria benar-benar membuatku sesak, tak adakah aku dihatinya?, hingga dengan mudahnya ia mengatakan itu?

"Makasih Ria" ucap Rahma padanya

"Ayo sayang, kita nyusul mereka kekantin" ucapnya sambil menarikku keluar kelasnya

Aku benar-benar merasa risih berada dikantin, semuanya menceritakan hubunganku dengan Rahma, mengapa aku terjebak dalam situasi seperti ini, baru satu hari saja aku sudah merasa benar-benar risih,  serasa hidup terancam oleh bayangan hitam yang menghantuiku, aku harus segera mengakhiri kisah cinta ini, ntah kisah cintaku kepada Ria, atau kisah cintaku dengan Rahma yang akan ku-akhiri .

"Sayang, nanti pulang sekolah kita main bentar yah" ucap Rahma padaku

"Kemana?" Tanyaku

"Ke Taman dekat perempatan jalan arah kerumah Ria, mau yah?" Ucapnya

"Ya udah aku mau sayang" ucapku, kali ini aku berusaha untuk mencintainya dan mencoba untuk melupakan Ria

Setelah pulang sekolah aku bersama Rahma menuju ke Taman yang ia inginkan.

"Sayang mau Ice Cream gak?" Tanyaku pada Rahma

"Mau sayang" ucapnya

Aku segera membeli Ice Cream

"Nih" Ucapku pada Rahma sambil memberikan Ice Cream yang sudah aku buka dari bungkusnya

"Makasih sayang" Ucapnya

"Aku senang akhirnya aku bisa memilikimu Ari" Ucap Rahma sambil bersandar kebahuku

"Maaf Rahma, bisa nggak kamu jangan nyandar kebahu aku, aku gak suka" ucapku

Meskipun aku berusaha mencintainya dan melupakan Ria, tentulah tidak mungkin dalam satu hari hatiku bisa berpaling dari Ria

"Kenapa gak suka?" Tanyanya sambil menjauhkan kepalanya dari tubuhku

"Ngerasa risih aja, maaf yah" ucapku

"Ini pertama kali sayang pacarankah?" Tanyanya padaku

"Iya" jawabku singkat

" oh, mungkin sayang masih canggung kali yah" pikir Rahma

"Mungkin" ucapku

"Sayang dulu kekelas aku kok sering banget jumpain Ria?, ada perlu apa sih?" Tanyanya padaku yang membuatku sedikit bingung untuk menjawabnya

"Emm... ada urusan sama Ria" ucapku, aku ingin mengatakannya dengan jujur, hanya saja aku takut menyakiti hati orang lain

"Urusan apa?, jangan-jangan sayang suka kepoin aku ke Ria ya?, modus ada urusan sama Ria padahal mau lihat aku" ucapnya pede banget

"Nggak lah" ucapku

"Udah ngaku aja kenapasih, pake malu malu segala" ucapnya

"Apaan sih" ucapku seolah malu

"Udah sore, ayo kita pulang" ucapku

"Ya udah ayo sayang" ucap Rahma

Sungguh ini hari yang melelahkan bagiku, semoga aku bisa menetapkan dan meletakkan hatiku dengan benar.






















Maaf jika  banyak kesalahan dalam kepenulisan cerita, makasih udah baca ceritaku -^-^

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang