1. Mereka

148 66 30
                                    


Cuaca pagi hari ini cukup mendukung, Alya bangun lebih awal hari ini karna ia harus membeli beberapa peralatan sekolah di pasar, ya. Ritual wajib yang harus dilakukan sabagai pengabdian seorang pelajar.

Setelah bersiap siap dikamar ia melihat jam dinding yang masih menunjukan pukul tujuh pagi, Alya keluar dari kamarnya dan menghampiri mamanya yang ada didapur.

Alya melihat sekeliling dengan perasaan curiga.
"Ma, Mana musuh dari nenek moyang Alya?" Tanya Alya, kemudian mengambil timun yang di sedang dipotong Mamanya.

"Alya, panggil namanya jangan gitu. Berdosa lo ngatain orang yang gak salah,"  Jawab mama Vera.

Dengan sengiran andalannya Alya mengangguk kecil.
"Abisnya, Mana kak Veno?. Kan Alya mau minta temenin ke pasar."
Tanya Alya lagi.

"masih tidur kali. " jawab mama vera tanpa menoleh dari pekerjaannya.

Alya membalikan badannya dan bertepuk tangan.

"Masih tidur, wah kebangetan tuh orang. Liat aja nanti," kesal Alya dalam batinnya dan segera berjalan menuju kamar kak Veno.

Sampai didepan kamar kak Veno, Alya membuka pintunya pelan pelan,ada niat tertentu dalam otak Alya, Alya melihat kakak kesayangannya itu masih tertidur pulas dengan sedikit mendengkur dalam ruangan yang sangat tenang itu.

Alya mendekat ke ranjang kak veno dan melipat tangan dihadapannya sengan senyiman sinis.

"Enak banget ya tidur." rutuk Alya dengan suara kecil.

Alya mengambil sebuah vas bunga plastik yang ada dimeja belajar kak Veno.

Geluuntaamm..

Suara bantingan yang cukup nyaring mampu mengisi ketenangan diruang hampa itu, kak Veno terbangun dan langsung duduk dengan kaget ,ia melihat alya yang tengah berdiri dihadapannya dengan wajah tanpa dosa.

"dasar lo bocah stres, gak usah nyari ribut pagi pagi woi,"
Seru kak veno dengan penuh amarah dan nafas tak beraturan.

"Wah wah, nyenyak banget. Mimpi apa?" Selidik Alya.

Veno memijat pelipisnya pelan, jujur kepalanya pusing karena bangun tiba tiba.
Alya nampak begitu bahagia melihat kakaknya yang kesusahan.

"pergi gak lo!" seru kak Veno sambil mengangkat gelas dan siap melempar..

"Ampun ampun, santai aja kali." jawab Alya dengan nyengir nyengir tak keruan.

"Gua kesini bangunin lo, nanti temani gua ke pasar, gua mau beli peralatan sekolah. " tambahnya sambil melangkah keluar.

"Gak sudi gua temani lo, pergi sendiri sana!"
Usir kak veno yang masih kesal dan menggenggam gelas.

"iya iya buruan siap siap ntar keburu siang. "
Pinta alya sambil menutup pintu kamar, ia tak menghiraukan usiran dari kakaknya.

***

Matahari sudah mulai naik, Alya dan kak Veno baru saja tiba dipasar ,namun sebelumnya Alya harus memohon mohon dan meminta maaf karena perbuatannya tadi dengan dibantu mamanya.

Sebenarnya kak Veno tidak akan mau menemani Alya, namun apa daya dia juga tak akan tega melihat alya merengek rengek dan berderama tak jelas dihadapannya.

Mereka berjalan mencari toko alat tulis ditengah keramaian dan panasnya udara dipasar.

Setelah berapa lama berputar mereka berhenti disebuah toko alat tulis 'cahaya ilmu' yang terlihat murah karena ramai.

"kak coba kesini dulu ya, liat buku tulisnya berapa." ucap Alya menunjuk toko itu.

"ya udah masuk aja."

They Are Valuable (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang