2. Diary

121 60 20
                                    

Happy reading...

***

Dua hari lagi waktu libur Alya tamat, walaupun ia belum puas untuk berada dirumah dan menjahili semua kesayangannya, Saat ini ya tengah berada dihalaman belakang rumahnya, ia sedang menjenguk mahluk hidup yang ia rawat disana.

 Alya sangat hobi mengoleksi berbagai tanamannya dihalaman belakang rumah,ya karena Alya dan keluarganya seorang pecinta alam.

Alya memiliki berbagai macam bunga dan beberapa pohon yang ia rawat sejak lama lebih tepatnya semua itu adalah kenangan dari alm.Papanya yang sejak beberapa tahun yang lalu pergi dahulu meninggalkan keluarga Llya.

"kalian cantik banget sih, Tetap disini ya. Jaga kesehatan."

"cewek cantik mau masuk, babay"
Alya melangkah masuk dan menutup pintu belakang kemudian berteriak

"kalau haus teriak aja kayak gini!"

"Alya! Ayam tristy!"

Setelah itu alya masuk kembali kedalam rumah sambil tertawa sendiri, jam dinding menunjukan pukul 9 pagi.

 Alya melangkah menuju ruang keluarga, seperti biasa ia melihat musuh keturunannya sedang santai disana sambil menonton.

Duduk disebelah kakaknya dan ikut menonton. Kak veno menyadari kehadiran Alya dan duduk bergeser sedikit menjauhi Alya.

Alya menoleh ke kakaknya dengan heran, "kok geser sih?" dercak Alya,  menatap kakaknya sinis

Kak Veno menoleh dengan wajah datarnya yang di buat-buat "masalah?"

"Sorry gak usah geer," balas Alya

"Oh,"

Alya menghela nafas kesal dan melihat sebuah cangkir yang berisi teh yang masih utuh.

"teh siapa tuh, kok masih full?"

Kak veno menaikan satu alisnya.
"

ngapa, mau? "tawar kak Veno


Alya mengangguk dan memasang wajah lugunya.

"buat sendiri sono " seru kak Veno meledek.

"ih, bagi dikit ngapa! Berbagi itu indah," jawab Alya bak ustadzah.

"indahnya gak sama lo," sahut kak Veno.
 
"seterah pokoknya gua minta." paksa Alya dan mengambil cangkir teh itu, kemudian meminum teh itu

   
Alya menyengitkan keningnya, merasa ada yang aneh dengan rasa teh itu, asin! Alya langsung membuang teh yang masih dimulutnya kedalam cangkir teh tersebut.
 
Alya memang telah menelan teh itu namun membuang sisa yang masih terlekat di mulutnya,ia merasa dijahili kak veno.

"ASIN! Lo kasih apaan?"
Omel Alya mengelap ludahnya yang menjadi korban teh aneh itu

Kak Veno tertawa menjadi jadi.
"

Micin." Jawabnya tertawa lagi


"KAK VENO!" Alya mengelap lidahnya dengan baju.

They Are Valuable (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang