:: tigapuluhlima ::

581 56 8
                                        


Jevin berdeham, mencoba melegakan tenggorokan yang mendadak terasa kering. "Gue—"

"Siapa yang ngizinin lo buat ngajak jalan Valerie sampai selarut ini?" potong Ansell tanpa mengurangi sedikit pun ketajaman dalam tatapan matanya.

"Itu—"

"Dan siapa lo berani-beraninya ngajak Valerie jalan?"

Jevin menghela napas kali ini. Ketakutannya luruh. "Bisa lo kasih gue kesempatan buat ngejelasin semuanya dulu?"

Tatapan Ansell masih setajam itu, tetapi keterdiaman laki-laki di hadapannya membuat Jevin berpikir jika Ansell tengah mempersilakan dirinya berbicara.

"Biar lo nggak mikir gue orang jahat atau segala macamnya, biarin gue kenalin diri gue dulu." Ansell masih diam. Tangannya terlipat di depan dada dengan pandangan awas menatap Jevin. "Gue Jevin. Sebelumnya kita pernah ketemu di taman beberapa hari yang lalu. Gue nggak tahu lo ingat gue atau nggak, yang jelas kita pernah ketemu," tukasnya. "Gue nggak ada maksud jahat ke Valerie. Gue deketin dia emang karena gue mau temenan sama dia," walaupun ke depannya gue nggak yakin, "dan buat hari ini, gue minta maaf. Gue tahu seharusnya gue minta izin dulu ke elo sebelum ngajak Valerie jalan, tapi gue nggak ngelakuin itu. Sori. Tapi bener, gue nggak ngelakuin hal yang aneh-aneh selain ngajak Valerie jalan."

Mata Ansell memicing.

"Lo boleh tanya ke Valerie buat memastikan."

Ansell mengembuskan napas. Lipatan tangannya terurai. "Oke." Ia menukas. "Gue akan mastiin jawaban lo ke Valerie. Dan kalau seandainya jawaban lo nggak sama kayak Valerie, siap-siap aja lo bakal habis di tangan gue."

Senyum lega Jevin terkembang sekarang.

"Terus ngapain lo masih di sini? Sana pulang!"

Sebelum Ansell menutup pintu, Jevin menahannya. Hal itu membuat Jevin mendapatkan tatapan kesal dari Ansell, tetapi Jevin tak gentar.

Laki-laki itu justru berujar, "Uhm, Kak. Kapan-kapan boleh gue ajak Valerie jalan lagi?"

[]

—Reindrops💦

[ Dipublikasi | 25.11.18 ]

quarter past midnight | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang