"Tapi dia bukan pacar lo, kan?"
Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Jevin tak pelak membuat Valerie menyamarkan senyumnya dalam sebuah dengkusan.
"Val, gue nanya."
Kali ini suara Jevin lebih menuntut, apalagi saat Valerie tak kunjung menjawab tanyanya. Tubuhnya ia pajukan, guna semakin memperpendek jarak dengan Valerie. Meski Jevin tahu jika hal itu tidak berguna lantaran ada meja yang memisahkan keduanya, tetap saja Jevin harus melakukan ini. Dia hanya ingin mendengar jawaban Valerie.
Pasalnya, Jevin memang sudah dibuat sangat penasaran dengan hubungan Valerie dan laki-laki bernama Ansell itu.
Akan sangat tidak lucu saja apabila Jevin harus mendekati perempuan yang sudah memiliki pacar.
Jadi, guna memastikan langkah Jevin selanjutnya, laki-laki itu harus memastikan status Valerie terlebih dahulu agar nantinya ia bisa mengambil langkah mana yang akan ia pilih.
Dan iya, sejak pertama bertemu Valerie pun, Jevin memang sudah menaruh ketertarikan pada perempuan itu. Maka tidak heran kalau Jevin sebegitu penasarannya pada hubungan Valerie dan Ansell.
"Kenapa lo pengin tau?"
"Bisa nggak lo jawab aja pertanyaan gue tanpa harus bertanya balik?"
Pertanyaan bernada kesal yang dilontarkan Jevin mampu membuat Valerie mengulum senyum geli, meskipun hanya sedikit dan cenderung tak terlihat.
Perempuan itu menggeleng, lantas katanya,
"Nggak. Dia kakak gue."
Valerie tidak tahu jika jawabannya mampu membuat Jevin langsung dialiri rasa lega tak terkira.
[]
—Reindrops💦
[ Dipublikasi | 15.11.18 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
quarter past midnight | √
Historia Corta[ C O M P L E T E D ] Bukan hanya perihal pertemuan, bagaimana jika waktu juga memimpin kita pada sebuah perpisahan? --- Copyright © September 2018 - All Rights Reserved oleh Erni || Images from Pinterest